Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 27 — Melewati Sungai
Liu Yuwen pergi ke sebelah barat dari Kota Yama, arah yang bersebrangan dengan arah Kota Diva sebelumnya.
Kepergian Liu Yuwen tidak diketahui siapapun kecuali hanya dirinya seorang, hal itu disengaja agar tidak siapapun orang yang bisa melacak keberadaannya.
Liu Yuwen sadar cepat atau lambat Sekte Darah Naga akan mencari keberadaannya, meski dirinya tidak takut pada mereka tapi ia lebih suka menghindari konflik yang menurutnya tidak perlu.
"Hm, kekaisaran ini jauh lebih luas dari yang aku duga, masih membutuhkan waktu lama hingga aku sampai tujuan..." Liu Yuwen menggaruk kepalanya.
Liu Yuwen saat ini sedang memegang peta yang diberikan Yun Xia padanya, peta itu menunjukan seluruh daratan Kekaisaran Langit Utara yang begitu besar.
Dengan berbekal peta itu Liu Yuwen bisa percaya diri pergi sendirian tanpa khawatir akan tersesat. Liu Yuwen menggunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk berpergian dengan cepat.
Sekitar lima hari berlalu dirinya meninggalkan Kota Yama, Liu Yuwen terus bergerak tanpa henti kecuali untuk makan dan mengisi qi'nya.
Liu Yuwen kemudian tiba di sebuah sungai yang besar, membuat langkahnya harus terhenti di sana.
"Tidak ada kapal yang lewat, apa mereka tidak beroperasi hari ini..."
Dari tepi sungai Liu Yuwen sempat melihat ada bekas kapal yang mendarat, ia menebak kapal-kapal disekitaran sungai ini biasanya akan berhenti disini.
Liu Yuwen memilih menunggu kapal tiba sembari ia mengisi qi'nya yang sudah kurang dari separuhnya akibat menggunakan ilmu meringankan tubuh secara terus menerus.
Liu Yuwen duduk di sebuah pohon tak jauh dari tepi sungai itu sebelum kemudian dia mengisi qi'nya dengan teknik pernafasan.
Satu jam berlalu masih tidak ada tanda-tanda kapal akan datang, Liu Yuwen yang sudah mengumpulkan qi'nya akhirnya memilih berlatih untuk memanfaatkan waktu tersebut.
"Aku masih membutuhkan sedikit esensi energi lagi untukku bisa menerobos ke tahap selanjutnya, setidaknya aku harus perlu bermeditasi selama beberapa jam..."
Tingkatan Liu Yuwen saat ini berada di Alam Raga Tahap 6 dan hampir akan menerobos ke Tahap 7, yang dibutuhkannya sekarang adalah hanya sedikit esensi energi yang bisa ia dapat dengan berlatih, mengonsumsi sumberdaya, atau bertarung.
Liu Yuwen baru beberapa menit bermeditasi saat tiba-tiba ia mendengar ada suara orang yang mengobrol dari jarak kejauhan.
Suara itu perlahan semakin jelas menunjukkan orang-orang itu sedang berjalan mendekatinya, saat Liu Yuwen membuka sebelah matanya, ia menemukan ada empat pria sedang menunggu sepertinya di tepi sungai.
Empat pria itu tampak memakai seragam biru muda dengan corak bintang di sekujur pakaiannya, Liu Yuwen menebak bahwa mereka berasal dari sebuah sekte.
Diantara keempat orang itu, satu diantaranya merupakan pria yang sudah berumur, berjanggut putih namun berkepala botak sementara tiga orang sisanya adalah seorang remaja berusia belasan tahun.
"Tetua, mungkinkah di tahun ini sekte kita bisa berkonstribusi dalam turnamen kekaisaran nanti?" Tanya salah satu dari tiga remaja itu pada pria yang sudah tua.
"Aku tidak yakin, murid yang paling jenius di sekte kita saja hanya berada di Alam Spirit Tahap 6, ini masih jauh dari syarat turnamen itu?" Pria tua menggelengkan kepalanya pelan.
"Berarti sekte kita tidak akan daftar?" Yang bertanya tadi tampak kecewa.
"Sudah sepatutnya seperti itu, tahun kemarin juga begitu..." Celetuk temannya.
"Yaa siapa tahu sekte kita bisa daftar? Itu bisa menjadi promosi bagi sekte kita agar lebih dikenal di dunia persilatan."
"Jangan omong kosong, kalaupun sekte kita memang daftar lalu apa? Kita hanya mempermalukan sekte kita sendiri, dibabak penyisihan mungkin anggota kita sudah kalah dalam sekali serangan." Teman lainnya menjawab sambil tertawa mengejek.
Remaja yang bertanya tadi mendengus pelan, apa salahnya berharap, mungkin itu yang ingin ia sampaikan. Saat ia ingin protes tiba-tiba dari kejauhan ada kapal yang mendekat.
"Tetua, apakah itu kapal?" Tanya remaja itu sambil menunjuk ke salah satu arah.
Pria tua itu mengangguk tanpa harus menyipitkan matanya, ia memang memiliki kemampuan yang tinggi dibandingkan tiga remaja bersamanya yang masih Alam Spirit Tahap 5, pria itu merupakan kultivator yang berada di puncak Alam Jiwa.
Ketika mendengar kapal Liu Yuwen segera menyudahi latihannya, ia berjalan pelan dan mendekati empat kultivator sekte itu.
Keberadaan Liu Yuwen hanya dilirik oleh mereka sekilas sebelum kembali ke kapal itu lagi.
Tak lama kemudian kapal tersebut berlabuh, kapal yang cukup besar dan bisa menampung sekitar enam puluh orangan.
"Satu penumpang seharga lima perak, ini sudah termasuk fasilitas kamar..." Jelas kru kapal saat menyambut Liu Yuwen dan lainnya.
Liu Yuwen memberikan uang yang dibutuhkan para kru kapal itu, begitu juga dengan empat kultivator dari sekte tersebut.
Kru kapal segera memberi kunci beserta nomor kamar yang bisa Liu Yuwen pakai, setelahnya mereka diperbolehkan untuk naik.
Di kapal itu ternyata sedang tidak memiliki banyak penumpang, Liu Yuwen merasa bisa lebih leluasa karena biasanya kapal sebesar ini memiliki banyak pasilitas.
Liu Yuwen tidak langsung ke kamar melainkan ia duduk di salah satu meja rekreasi, menikmati suasana perairan yang tenang karena sudah cukup lama ia tidak merasakan sensasi ini semenjak bangkit dari kehidupan pertamanya.
Empat kultivator sekte itu juga duduk di meja tak jauh dari Liu Yuwen, mereka tampak sedang memesan makanan pada salah satu kru kapal.
Dari ukurannya jelas kapal ini memiliki banyak fasilitas salah satunya adalah menyediakan makanan, namun jika seseorang ingin memesan makanan maka mereka harus membayar lagi.
Liu Yuwen juga ikut memesan teh hangat pada kru kapal tersebut, kru itu mencatat pesanannya sebelum beranjak pergi.
"Ah, suasana ini sedikit membuatku bernostalgia..." Kesiur angin berhembus lembut mengenai Liu Yuwen, membuat pemuda itu memejamkan mata sambil mengenang sesuatu yang baru saja terlintas di ingatannya.
Ketenangan Liu Yuwen nyatanya tidak berangsur lama, baru beberapa menit kapal mereka berlayar tiba-tiba lonceng kapal berbunyi dengan keras.
Kru kapal tampak panik sambil berseru satu sama lain, Liu Yuwen melihat ke satu arah sebelum akhirnya mengerti situasinya.
"Perompak! Perompak! Ada perompak!"
"Sial, kenapa kita harus bertemu mereka sekarang!?"
Liu Yuwen mendengar kepanikan para kru kapal itu, ia menghela nafas pelan, di darat ataupun di air masalah tetap saja ada dan datang.
Berbeda dengan Liu Yuwen yang tenang, reaksi keempat kultivator sekte itu justru berbeda.
"Tetua, ada perompak, apa sebaiknya lenyapkan mereka?" Ucap salah seorang remaja tadi.
"Dari ukuran kapalnya, total perompak itu sekitar empat puluh orangan. Aku ragu kita bisa melawan mereka semua..." Tetua itu tersenyum tipis.
Perlahan tapi pasti kapal perompak itu semakin mendekat, mereka mengendarai empat kapal kakap yang bisa bergerak cepat untuk mengepung kapal yang ditumpangi Liu Yuwen.
Setelah mengunci pergerakan kapalnya, tidak membutuhkan waktu lama hingga para perompak itu berlompatan ke kapal dan membuat kru serta para penumpang lain jadi panik.