NovelToon NovelToon
Madu Hitam

Madu Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Tidak ada seorang istri yang rela di madu. Apalagi si madu lebih muda, bohay, dan cantik. Namun, itu semua tidak berpengaruh untukku. Menikah dengan pria yang sedari kecil sudah aku kagumi saja sudah membuatku senang bukan main. Apapun rela aku berikan demi mendapatkan pria itu. Termasuk berbagi suami.

Dave. Ya, pria itu bernama Dave. Pewaris tunggal keluarga terkaya Wiratama. Pria berdarah Belanda-Jawa berhasil mengisi seluruh relung hatiku. Hingga tahun kelima pernikahan kami, ujian itu datang. Aku kira, aku bakal sanggup berbagi suami. Namun, nyatanya sangat sulit. Apalagi sainganku bukanlah para wanita cantik yang selama ini aku bayangkan.

Inilah kisahku yang akan aku bagi untuk kalian para istri hebat di luar sana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 Babe

Cukup lama aku menenangkan Dave hingga langit yang semula biru berubah menjadi hitam pekat. Beruntung aku memiliki sahabat yang sangat pengertian. Rei dan suaminya memilih keluar kamar hotel. Membiarkan aku dan Dave memiliki waktu berdua yang cukup untuk menyelesaikan masalah perasaan.

"Sayang, kau yakin sudah baik-baik saja?" aku bertanya meyakinkan Dave.

"Ella, bisa memanggilku dengan sebutan lain?" pinta Dave.

Suaranya datar tersirat kelelahan di sana.

"Aku tidak suka dipanggil sayang karena sama dengan panggilannya," jelas Dave.

Awalnya aku tidak terima. Panggilan sayang itu sudah kami sematkan setelah enam bulan pernikahan kami. Namun, setelah mendengar penjelasan Dave, hatiku kembali meleleh. Lelaki betina itu berhasil membuat suamiku trauma untuk yang kedua kalinya.

Aku mengangguk setuju. Untuk saat ini, aku akan memanggilnya dengan sebutan nama.

Tok

Tok

Aku beranjak membuka pintu kamar. Rein dan Rei masuk ke dalam dengan membawa banyak bungkusan di kedua tangan mereka.

"Kalian pasti lapar," ucap Rei sambil berlalu melewati ku.

Jangankan lapar, dahaga saja tidak ku rasa. Nafsu alami untuk memenuhi kebutuhan tenaga tidak aku pikir dan rasa sama sekali. Semuanya lenyap seiring dengan pengakuan Noel.

Aku mengikuti mereka dan berakhir duduk di sofa tepat di samping Dave. Suamiku saat ini banyak diam. Tatapannya terkadang kosong.

"Elu makan dulu, biar ada tenaga. Ntar kalo elu sakit bisa repot," ucap Rei sambil menyodorkan semangkuk bakso di hadapanku.

Makanan berkuah panas memang cocok untukku yang sudah melewati makan siang. Benar kata Rei, aku harus mengisi tenaga. Aku tidak tahu akan terjadi hal apa lagi setelah ini. Mengingat watak Noel yang tidak sabaran dan tak mau kalah, aku yakin dia tidak akan menyerah begitu saja.

Aku meraih mangkok bakso itu lalu mendekatkannya padaku. Aromanya sangat memikat. Rasa lapar yang tadinya hilang langsung membuat perutku berontak minta diisi. Aku menikmati makan malam ku dalam diam.

Usai mengisi tenaga, Rei dan Rein mengajakku bicara. Dave masih setia di alamnya sendiri. Perasaannya sangat terguncang. Untuk sementara aku biarkan saja dulu.

"Aku tidak ingin ikut campur tapi karena Noel berulah dan mengungkap suatu kebenaran di depan kami tadi, secara tidak langsung kami juga terlibat dalam masalah rumah tangga kalian," Rein membuka suara.

"Gini, La. Maksud laki gue itu, karena duduk perkaranya kita udah tahu dan sempat ribut juga di sini, jadi laki gue dan gue harus tuntas bantuin elu. Sebab yang elu hadapin bukan laki tulen yang pikirannya sedikit nyeleneh. Elu ngerti lah maksud gue kek gimana," jelas Rei.

"Gue yakin setelah kejadian ini dia ngga bakalan tinggal diam. Kita harus memikirkan kemungkinan yang terjadi dan cari solusinya," timpal Rei.

"Dia pasti akan membongkar hubungan kami," akhirnya Dave bersuara.

"Makan dulu," Rein menyodorkan sepiring kwetiau goreng dan segelas air mineral pada Dave.

"Terima kasih," ucap Dave sambil meraihnya.

Aku tersenyum lega. Setidaknya suamiku itu mau bicara dan makan. Aku melayaninya lebih dulu lalu melanjutkan pembicaraan kami.

"Yang gue pikirin sekarang cari jawaban kalo kedua orang tua gue dan Dave nanya saat berita itu tersebar. Elu tau sendiri latar belakang keluarga Dave kek gimana. Dampaknya bisa gede banget, Rei. Beda sama latar belakang keluarga gue. Lagian di sini yang dapet simpati dari luar, ya pasti gue," ujar ku.

"Nah, itu maksud gue, Ella. Gue sama laki gue cuman perlu ijin dari elu sama Dave," ucap Rei.

"Ijin buat apa?" tanyaku bingung.

"Ya, ijin buat ikut campur rumah tangga elu," jawab Rei.

"Ngga perlu ijin kali Rei. Elu sama laki elu udah mau bantuin masalah rumah tangga gue aja, gue udah bersyukur banget," ucapku.

"Terserah dengan cara apa pun?" tanya Rei.

Aku mengangguk setuju. Apalagi pilihan lain yang ku punya. Aku tidak mungkin mengumbar aib rumah tanggaku. Orang yang bisa membantuku hanya Rei dan suaminya.

"Terserah elu," jawabku singkat.

Bunyi sumpit beradu pelan dengan permukaan piring membuatku mengalihkan pandangan ke sumber suara. Dave baru saja menyelesaikan makan malamnya.

Aku tersenyum melihat tidak ada sisa makanan di piringnya. Segera saja ku ambil piring kotor itu dan menumpuknya dengan sisa mangkuk bakso tadi.

"Maaf tadi aku sudah menuduh mu," ucap Dave pada Rein.

Wajah tampan suamiku tampak lelah membuat usianya bertambah beberapa tahun.

"Sudah biasa," jawab Rein santai.

"Biasalah laki gue emang banyak fansnya," balas Rei terkekeh.

"Terima kasih kalian mau membantu kami," ucap Dave.

"Aku tahu kondisimu saat ini tidak baik-baik saja tapi kau harus melewatinya. Ada Ella dan Carla yang membutuhkan dan selalu mendukungmu. Jangan sampai kejadian tadi membuatmu jadi patah semangat!" saran Rein.

"Ya, kau benar. Semakin aku terpuruk, bajingan itu semakin merajalela."

"Ini waktunya kau untuk merelakan dan ikhlas. Masa lalu kelam yang pernah kau lewati jadikan pelajaran. Di luar sana banyak yang mengalami hal yang lebih buruk darimu. Aku yakin setelah melewati ini semua, perjalanan hidup berumah tangga kalian akan baik-baik saja," balas Rein.

Dave mengangguk setuju. Wajah suamiku yang terlihat kusut perlahan berubah cerah. Mungkin karena ada kami yang mendukung dan tidak memandang rendah masa lalu Dave. Setiap orang memiliki masa lalu. Entah itu baik, buruk, suka, duka, semuanya bercampur menjadi satu. Kita tidak berhak menghakimi dan mencap seseorang karena masa lalunya.

Setiap masa lalu adalah guru terbaik karena memiliki pengalaman hidup yang bisa dijadikan motivasi untuk hidup yang akan datang. Kebanyakan orang selalu berkutat dengan masa lalu. Tidak ingin beranjak dari sana karena merasa diri tidak mampu. Padahal sekali saja memberi kesempatan pada diri kita untuk bangkit dari masa lalu maka semua akan berjalan sebagaimana mestinya.

Drzt

Drzt

Lamunanku buyar saat mendengar bunyi getaran ponselku. Aku meletakkannya di atas meja, jadi bunyinya sedikit kuat. Maya. Nama yang tertera di layar ponselku.

"Iya, May," jawabku.

"Ini Cala bukan mbak Maya," jawab suara malaikat kecilku.

"Oh, Carla!" seruku.

"Mama sama papa kapan pulang. Cala capek di tuluh diam teus cama mbak Maya," oceh Carla.

Hampir saja aku melupakan Carla saking sibuknya mengurus Dave dan masalah kami.

"Sebentar lagi mama dan papa pulang, say ..."

Aku tidak melanjutkan kata terkahir. Baru saja aku teringat pesan Dave yang tak ingin mendengar kata sayang.

"Benel ya. Cebelum Cala bobok, mama cama papa udah halus pulang. Da da, calamlikum."

Sambungan terputus dengan aku yang menatap bingung layar ponsel. Darimana putri kecilku itu belajar mengoceh. Aku dan Dave seperti baru dimarahi oleh seorang ibu versi mini. Seolah kami berdua pergi berkencan dan pulang kemalaman.

"Hahahaha! Sukurin diomel sama anak sendiri," Rei menggodaku sambil tertawa.

Aku mencebik seolah tak terima.

"Sebaiknya kita pulang sekarang, babe! Aku tiba-tiba rindu pada putri kecil kita," ajak Dave.

"Hah! Babe?" lagi-lagi Rei menertawaiku.

"Hati-hati kepeleset nyebutnya, Dave!" timpal Rein.

Pasangan suami istri itu malah kompak menggoda kami. Aku biarkan saja mereka menggodaku. Selain itu, aku juga bergidik geli saat Dave memanggilku babe. Perasaanku masih banyak panggilan sayang selain babe. Rasanya aneh dipanggil seperi itu.

1
Melati Putri
lanjut thor
Melati Putri
kok jadi ke film cina, kaisar dong hua
lilhyanaaaa
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
douwataxx
Recomended banget buat yang suka genre ini.
Henry
Alurnya mengalir lancar, sulit untuk berhenti membaca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!