Novel ini menceritakan tentang seorang pria bernama Raka yang berusaha untuk memperbaiki pandangan orang lain terhadap dirinya.
Raka yang sudah pernah mendekam di penjara, mendapat banyak cemoohan dari orang sekitar bahkan keluarganya sendiri.
Apakah mungkin Raka bisa memulihkan nama baiknya yang sudah buruk di pandangan orang-orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Sarah terkesiap mendengar apa yang dikatakan oleh Raka tentang niatnya pergi ke panti asuhan Harapan Bunda untuk menemukan dua anak kembarnya.
"Lalu bagaimana dengan Laras, Raka?" tanya
Sarah, dia juga ikut mengkhawatirkan kondisi Laras.
"Kamu tenang saja, sudah ada suaminya yang menjaga Laras. Jadi aku juga tidak terlalu cema," jawab Raka.
"Tetapi jika kamu ingin tahu kondisinya kita bisa mengetahuinya setelah dari panti asuhan," papar Raka.
Akan tetapi Sarah sebenarnya merasa keberatan, karena dia sebenarnya mencemaskan kondisi Raka yang baru saja selesai melakukan operasi.
"Sudahlah, Raka lebih baik lain kali saja kita ke Panti Asuhan. Sebab kondisimu juga masih belum sembuh benar," nasihat Sarah. Namun Raka menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Sarah. Aku harus mencari kedua anak kembarku itu agar aku bisa mengasuhnya, bagaimanapun caranya," kata Raka. Rama terkesiap mendengar apa yang dikatakan oleh Raka.
"Jadi sebenarnya Papa punya dua anak?" tanya Rama. Raka menganggukkan kepalanya sampai tersenyum.
"Benar, Rama. Kalau Papa berhasil menemukannya, mereka pasti akan menjadi adikmu. Kamu mau kan menjadi kakak bagi si kembar?" tanya Raka. Rama terdiam sejenak Dia kemudian meloncat kegirangan.
"Hore! Akhirnya aku punya adik juga!" seru Rama.
Raka mengembangkan senyumnya.
Kemudian dia mengalihkan pandangannya kepada Sarah yang nampaknya tidak bereaksi dengan tingkah Rama.
"Maaf, Sarah. Apakah sebenarnya kamu keberatan jika sampai aku mengasuh kedua anak kembarku?" tanya Raka dengan nada serius.
Sarah membalas tatapan Raka.
"Tentu saja aku tidak keberatan, Raka. Mereka adalah anakmu, dan sudah sepatutnya kamu yang membesarkan mereka," jawab Sarah.
Raka merasa lega karena Sarah mengizinkannya untuk mengasuh dua anak kembarnya jika sampai berhasil ditemukan.
"Terima kasih, Sarah. Kamu adalah wanita yang berhati mulia," puji Raka. Sarah kemudian menundukkan kepalanya karena tersipu malu.
"Seperti yang kubilang tadi, sebaiknya kita ke sana lain hari, Raka. Sebab aku sangat mencemaskan kondisimu. Kamu sepatutnya beristirahat," kata Sarah lagi.
"Aku merasa cemas jika luka jahitan di bagian perutmu itu akan kembali basah dan bisa menyebabkan infeksi," sambung Sarah.
Raka kemudian menghela napasnya, akhirnya dia pun setuju dengan apa yang dikatakan oleh Sarah.
Walaupun sebenarnya Raka merasa sudah tidak sabar lagi untuk mengunjungi panti asuhan Harapan Bunda agar bisa segera bertemu dengan dua anak kembarnya.
Tetapi sayangnya Raka tidak mengetahui nama dari keduanya, dia sebenarnya ingin bertanya kepada Laras lagi.
Sayangnya saat itu sudah akan dilakukan operasi bagi Laras, sehingga Raka tidak bisa menemuinya lagi.
'Sial, aku lupa menanyakan nama kedua anak kembarku kepada Laras, pikir Raka.
Akan tetapi dia yakin akan berhasil menemukan kedua anak kembarnya yang dilahirkan 2 tahun lalu dan dititipkan di Panti Asuhan Harapan Bunda.
Raka juga berniat untuk kembali mengambil hak asuh anak kadungnya. Mereka pun kemudian pulang ke rumah.
Rama nampaknya sangat kelelahan, tetapi Raka ingin bisa segera datang ke panti asuhan yang dimaksud oleh Laras.
Oleh karena itu, dua hari kemudian setelah pulang berjualan roti, Raka memutuskan untuk mendatangi panti asuhan Harapan Bunda didampingi oleh Sarah dan Rama.
Sebenarnya Raka ingin bisa pergi seorang diri, karena dia tidak mau merepotkan anak dan istrinya.
Tetapi Sarah bersikeras ingin mendampingi Raka, Raka pun menyetujui saat Sarah dan Rama menemaninya.
Setelah sampai di Panti Asuhan Harapan Bunda, Raka meminta untuk dipertemukan dengan impinan Panti Asuhan tersebut.
Dan ketiganya diarahkan untuk bertemu dengan wanita bernama Naiba. Raka pun segera menuju ke ruangan Naiba selaku ketua yayasan sekaligus pimpinan Panti Asuhan itu.
Tok tok tok!
Raka mengetuk pintu ruangan Naiba.
"Masuk!" seru Naiba.
Kemudian Raka Sarah dan Rama melihat seorang wanita paruh baya yang mengenakan kacamata serta setelan kerudung dan gamis berwarna kuning.
"Assalamualaikum," ucap Raka sambil tersenyum ramah.
"Waalaikumsalam," balas Naiba.
"Ayo silakan masuk dan duduklah!" sambung Naiba. Raka menganggukkan kepalanya, dia pun duduk di depan meja naiba bersama Sarah dan Rama.
Senyum terkembang di wajah Naiba yang begitu teduh menyambut kedua tamunya.
"Selamat datang di Panti Asuhan Harapan Bunda. Boleh saya tahu siapa nama kalian berdua dan anak manis ini?" tanya Naiba sambil menyalami Raka, Sarah, dan Rama.
"Namaku Raka, Bu Naiba. Aku datang bersama istriku yang bermana Sarah dan Rama, anak pertama kami," jawab Raka. Dia meminta Rama menyalami Naiba.
Sarah merasa tertegun dengan jawaban yang diberikan oleh Raka, dia mengakuibahwa Rama adalah anak pertama mereka Naiba kemudian tersenyum lagi.
"Baiklah Pak Raka dan Bu Sarah, ada yang bisa kami bantu?" ujar Naiba.
Raka dan Sarah pun saling pandang, kini wajah Raka terlihat sangat serius untuk mengungkapkan sesuatu kepada Naiba.
"Begini, Bu Naiba. Kami datang ke sini untuk meminta bantuan kepada Bu Naiba selaku pimpinan Panti Asuhan ini," ungkap Raka. Naiba mengernyitkan keningnya.
"Bantuan apa yang bisa kulakukan, Pak Raka?" tanya Naiba lagi.
"Maaf, Bu Naiba. Apa di Panti Asuhan ini menerima bayi kembar berjenis kelamin laki-laki pada dua tahun lalu?" tanya Raka. Naida sedikit kaget mendengarnya.
"Kalau boleh tahu siapa namanya, Pak Raka?" Naiba kembali bertanya. Raka menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu BuNaiba, sebab kedua bayi itu dititipkan di sini setelah beberapa hari dilahirkan. Itulah menurut pengakuan ibunya yang bernama Laras," kata Raka. Naiba mencoba mengingat kejadian 2 tahun lalu.
"Maaf, Pak Raka. Di sini memang banyak sekali anak kembar yang tinggal. Bahkan ada yang sudah tinggal saat mereka masih bayi," kata Naiba.
"Tetapi aku akan berusaha memeriksa catatan sekitar 2 tahun lalu, semoga saja aku bisa menemukan bayi kembar itu," imbuh Naiba.
Wajah Raka yang sedikit cerah dan penuh harap kepada Naiba untuk bisa menemukan kedua anak kembarnya.
Sembari menunggu Naiba memeriksa data penghuni Panti Asuhan itu, Sarah menemani untuk bermain bersama anak-anak panti asuhan sebayanya.
Sementara itu, Raka terus berdoa semoga Naiba bisa menemukan kedua anak kembarnya itu.
Bahkan Raka juga memberikan informasi tentang perkiraan tanggal kelahiran kedua anak kembarnya, sehingga memudahkan naibah untuk menemukan data 2 bayi kembar itu berdasarkan tanggal yang diberikan oleh Raka.
Naiba terus memeriksa data anak yatim piatu penghuni Panti Asuhan tersebut, khususnya anak kembar berjenis kelamin laki-laki.
Saat itu Naiba juga dibantu oleh dua orang pengasuh untuk mencari data tersebut. Namun Naiba merasa penasaran kenapa Raka ingin bertemu dengan dua anak kembar itu.
"Maaf, Pak Raka. Kalau boleh tahu untuk apa Pak Raka ingin bertemu dengan dua anak kembar itu, jikalau mereka benar dititipkan di Panti Asuhan ini?" tanya Naiba.
Raka terdiam sejenak dia pun mulai menceritakan bahwa kedua anak kembar itu adalah putra kandungnya. Sontak Naiba pun terperanjat mendengarnya.