Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Kebakaran
Tono tiba tiba saja mendapat kabar dari anak buah nya bahwa kenun sawit terbakar dan sudah hampir separuh yang ludes di lalap jago merah, apa lagi sedang musim kemarau sehingga api mudah sekali menyala membakar semua sawit yang banyak buah nya. belum lagi banyak sampah kering yang di tumpuk agar jadi pupuk, sehingga api pun melahap habis dengan sangat cepat nya, Tono yang panik pun segera mendatangi kebun sawit yang begitu luas. selama ini dari situ lah sumber uang nya berasal, walau bukan hanya dari kebun sawit saja, masih ada kebun kopi yang lumayan luas, apa lagi sekarang kopi sedang naik naik nya.
"Kamu mau kemana, Mas? Ini Arhan saja belum di temukan." Vina menghadang suami nya.
"Minggir dari hadapan ku, kau membuat lamban saja." sentak Tono.
"Kamu marah sama aku? Putra kita itu belum di temukan loh." geram Vina.
Tono sama sekali tidak mendengarkan ucapan istri muda nya, sekarang kebun sawit jauh lebih penting karena bila terbakar habis maka tak akan laku dengan harga mahal, paling mereka hanya akan membayar harga tanah kosong saja karena pohon sawit pasti mati di lahap oleh jago merah, sekarang para pekerja Tono sedang berusaha menyiram agar kebun sawit itu bisa di selamat kan walau separuh saja.
Karena kebun sawit berada di dekat sungai sehingga mereka bisa cepat mengambil air dari sana menggunakan mesin agar api segera padam, namun tetap saja tak akan terkejar karena api begitu cepat cara kerja nya memakan apa saja yang sudah kering, bagian tengah pun api nya sangat bergelombang besar di tengah hari yang sangat panas. bila ada api maka sudah pasti akan ada angin yang meniup nya agar semakin besar, separuh besar sudah habis di lahap oleh si jago merah. Helikopter di atas berterbangan kesana kemari, para pekerja berandai andai bila helikopter itu menyemprotkan air agar api bisa segera padam.
"Air! mungkin itu di sewa oleh Pak Tono." teriak para pekerja.
"Syukurlah, ini sudah mau habis kebun nya." yang lain ikut bersora senang.
Namun kegembiraan itu tidak bertahan lama karena api bukan nya padam setelah di semprot air oleh helikopter, yang ada malah semakin besar dan api nya kian naik ketas langit. Tono yang baru datang jadi lemas melihat kebun nya yang sudah habis separuh, itu saja api masih belum berhenti sepenuh nya karena bagian sana begitu besar dan angin juga kian kencang, Tono mencium tangan nya yang tidak sengaja tersiram oleh air yang di siram kan oleh helikopter yang masih terbang kesana kemari.
"Bensin! kenapa malah di siram bensin?!" Tono berteriak kencang.
"Hah?!"
Pekerja kaget mendengar tuan nya berteriak bensin, Bagai mana mungkin api yang sudah besar malah tambah di siram dengan bensin. pantas saja api bukan nya padam, malah semakin besar dan kian meluas walau air sudah mereka siramkan juga.
"Siapa yang sudah membuat masalah dengan Pak Tono?" heran pekerja.
Tono menggeram tidak percaya karena orang yang ada di dalam helikopter terang terangan mencari masalah dengan diri nya, siapa yang sudah berani membuat masalah dengan membakar sawit yang berhektar hektar luas nya, bisa di bayangkan bagai mana rugi nya Tono.
"Cepat siram semua nya! padam kan api nya sekarang." pekik Tono sangat panik sekali.
"Kami sudah berusaha, Tuan! namun yang bagian dalam sangat besar sehingga rasa nya tidak mungkin bila kami masuk kedalam." ujar para pekerja.
"Apa nya yang tidak mungki, pokok nya kalian harus masuk kedalam sana." sentak Tono.
Namun para pekerja tak ada yang mau masuk kedalam karena mereka lebih sayang nyawa, toh Tono tak akan mau tanggung jawab bila salah sati di antara mereka ada yang mati, karena Tono di kenal sebagai juragan yang medit. biarlah semua kebun nya di makan oleh si jago merah yang kian menyala, semua nya sudah di kepung oleh api yang menyala nyala bagai kan neraka yang siap membakar Tono.
Lemas pria yang tukang selingkuh ini karena harta nya sudah habis di makan api, baru saja dia ingin pingsan karena tak ada lagi yang bisa ia selamatkan, untung nya tidak sampai merambat keladang tetangga yang berjarak parit, bila sampai kesana juga maka Tono sudah pasti akan di suruh ganti rugi karena api berasal dari kebun nya.
"Hallo!" Tono menyahut kesal karena ada yang menghubungi nya lagi.
"Kebun kopi terbakar, Pak!" teriak pekerja di kebun kopi.
"Apa?!"
Lemas lunglai tubuh Tono karena semua kebun nya di bakar oleh seseorang, dia yakin ada yang sengaja membakar kebun nya, dan dia langsung menuduh bahwa Nara yang sudah melakukan hal yang sangat membuat nya jatuh miskin. karena gadis itu kembali mau membalas dendam pada Tono, mungkin dengan cara ini dia membalas dendam nya yang sangat membara.
...****************...
Nayla yang baru sampai di rumah Lastri juga mendapat kabar bahwa kebun kopi terbakar habis oleh si jago merah, maka dia langsung menuju kesana karena kebun itu bakal di wariskan kepada diri nya oleh Tono. maka nya gadis ini tidak terima bila kebun kopi sampai terbakar, seluruh desa di selimuti asap tebal akibat dari dua kebun yang terbakar oleh api.
Dari kebun sawit saja api nya sudah sangat besar dan asap nya dapat di pastikan juga sangat lah tebal, kini malah di campur pula dengan kebun kopi yang ikut terbakar. sudah pasti Tono akan stres berat menghadapi masalah yang menimpa nya secara bertubi tubi ini, namun mau bagai mana lagi karena ini sudah nasib nya. lagi lagi helikopter yang sama juga berterbangan menyiram bensin yang jumlah nya sangat banyak sehingga api kian besar karena mendapat siraman bensin, tinggal yang punya merintih dan menangis akibat tak terima bila ladang nya habis.
"Cepat padam kan api nya! kenapa kalian hanya diam saja, sialan?!" bentak Nayla.
"Di sini susah air, Nona! mau dari mana kami dapat air." ujar para pekerja.
"Usaha lah, kalian itu di bayar agar bekerja! bukan cuma mau lihat lihat saja." sengit Nayla.
"Tapi bila sampai kebakaran maka bukan tanggung jawab kami, toh siapa juga yang rela mati demi kebun mu." pekerja berkata tak kalah sengit.
Nayla hanya bisa menggeram karena pekerja nya berani melawan, Dugaan nya ini pasti perbuatan Nara, karena gadis itu baru muncul dan mereka sudah mendapat musibah yang sangat parah sekali karena menghabiskan seluruh harta benda.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini
sadis sih,,tp tetep aja dendam tetap menyala,,kalo ga ada edwin nara tinggallah nama..