"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
setelah sampai di dekat mobil, pintu mobil bagian depan terbuka dan terlihat Gavin sedang duduk di depan sedang menatap Rayya sambil tersenyum
"masuk YA" sapa Gavin ketika melihat Rayya segera Rayya masuk ke dalam mobil dan menutup kembali pintu mobil itu
"maaf kak, tadi Rayya beres beres dulu, nggak lama kan kakak menunggu Rayya" balas Rayya
"hhmm lama nggak ya" goda Gavin membuat Rayya tertawa diikuti oleh Gavin lalu dia menjalankan mobil nya dengan pelan keluar dari gedung perkantoran itu
"kak kita mau kemana?" tanya Rayya sambil menoleh pada Gavin yang sedang membawa mobil
"mau ajak Yaya makan, mau traktir dari sekolah dulu ingin ajakin makan berdua nggak pernah mau" ucap Gavin
"habis nya penggemar kakak tuh banyak, kalau pergi sama kakak bakal banyak musuh, lagian Rayya saat itu kan tidak begitu kenal dengan kakak" balas Rayya
"kamu nya saja Ya yang tidak mau kenalan sama kakak, kenapa sih Ya, kakak jadi penasaran" ucap Gavin dia masih penasaran dengan sikap Rayya yang selalu menghindar setiap Gavin mau menemui Rayya.
"kan tadi Rayya sudah bilang, banyak yang suka sama.kakak, sudah tersebar kabar kalau ada yang ketahuan lagi bicara sama kakak pasti akan dimusuhi" balas Rayya
"siapa yang musuhin kamu" tanya Gavin
"itu kak, penggemar kakak yang tidak kakak ladeni, jadi mereka balas nya begitu, ada tuh cewek yang katanya pacar kakak yang sering main sama kakak" sahut Rayya
"siapa YA, kok kakak tidak tau ya, kalau ada orang yang marah sama cewek yang kakàk deketin, jadi kamu dulu juga kena dong YA" ucap Gavin
"Rayya nggak kena kak, kan Rayya tidak pernah bicara dan main sama kakak, jadi Rayya aman dari pacar kakak itu" seloroh Rayya
"mana ada kakak punya pacar di sekolah YA, kalau temen deket banyak" goda Gavin
"ish kakak, sama aja itu, bisa aja jawab nya" tukas Rayya
"jadi itu alasan kamu jaga jarak sama kakak" tanya Gavin
"itu salah satu alasan nya kak, sekarang Rayya juga takut jalan sama kakak, takut nanti ada yang samperin Rayya" sahut Rayya sambil tertawa, membuat Gavin tersenyum tipis
"nah kita sudah sampai ditujuan" ucap Gavin lalu mengajak Rayya turun, Rayya hanya ikut saja ajakan Gavin
Dan disinilah mereka sekarang, restoran yang sangat ekslusif di pinggir pantai, Rayya terlihat senang ketika masuk ke ruangan yang sudah di sewa oleh Gavin
Rayya meletakkan tas nya dan berlari kecil kepinggir pantai yang ada di depan ruangan tempat Gavin dan Rayya sekarang berada.
Tempat yang sangat private dan bagus untuk pasangan yang ingin menikmati senja, sambil melihat matahari terbenam, akan sangat romantis sekali
"kak sini" teriak Rayya pada Gavin yang masih berdiri di pintu ruangan itu sambil melihat Rayya yang sudah berada di pinggir pantai, Gavin membuka sepatu nya dan berlari kecil menghampiri gadis kecil nya itu.
"Yaya suka tempat ini" tanya Gavin setelah berada di samping Rayya
"suka sekali kak, tempat nya bagus dan pemandangan nya sangat indah sore ini, kak bentar lagi matahari nya mau terbenam, duduk sini kak, kita foto dulu" ajak Rayya dengan sangat antusias, Gavin senang melihat Rayya gembira dia ajak kesini
"ayo kita mengambil gambar dan berfoto" sahut Gavin lalu mereka pun berswafoto berdua, dan meminta tolong pada karyawan yang kebetulan tidak jauh dari mereka
Setelah puas dengan foto yang mereka ambil, Rayya pun mengajak Gavin untuk kembali kedalam ruangan tadi
"ayo kak, matahari nya sudah nyaris tenggelam" ajak Rayya tanpa sadar menarik tangan Gavin yang ada disamping nya, Rayya sangat senang sekali sampai dia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan
"beneran udah foto foto nya" tanya Gavin sambil berjalan disamping Rayya dengan posisi tangannya masih di genggam oleh Rayya, Gavin merasakan kehangatan yang membuat dadanya berdebar kencang
"sudah kak, ayo Rayya mau lihat hasil foto tadi di dalam" sahut Rayya dan setelah sampai didalam, Rayya baru menyadari kalau sedari tadi dia sudah menggenggam tangan Gavin
"maaf kak sudah lancang megang tangan kakak, saking senang nya Rayya lupa, maaf kak" ucap Rayya sambil nyengir dan menahan malu
"tidak apa apa Ya, justru kakak senang jadi Yaya jangan minta maaf, ayo duduk disini kita lihat gambar dan foto foto yang diambil tadi" terang Gavin
"oh iya, Rayya juga penasaran dengan hasil nya" balas Rayya lalu mereka duduk berdampingan sambil melihat lihat foto yang ada di handphone Rayya dan Gavin
"kak ini bagus yang di handphone kakak, Rayya mau" ucap Rayya dengan manja
"iya nanti semua yang ada di handphone, kakak kirim ke Yaya semua nya" balas Gavin sambil menatap lekat wajah Rayya yang ada ada disamping nya, Rayya terlihat sangat senang
Terdengar ketukan di pintu ruangan Gavin, tidak lama masuk karyawan restoran datang membawa makanan yang sudah Gavin pesan terlebih dahulu
"selamat makan Tuan, Nona, saya permisi" pamit karyawan yang mengantarkan makanan tadi, dengan sopan
"terima kasih mbak" balas Rayya dengan ramah sambil tersenyum sedangkan Gavin hanya mengangguk kan kepalanya.
"kita makan dulu yuk, kakak sudah lapar" ajak Gavin pada Rayya
"ayo kak, Rayya juga lapar tadi siang cuma makan bakso sama tiara" balas Rayya, lalu mereka pun makan dengan lahap karena dua dua nya memang sudah lapar
Tidak berapa lama mereka pun selesai makan, dan sekarang sedang berbicara sambil melihat laut dimalam hari, banyak sekali lampu lampu di sekitar tempat itu, menyinari malam dipinggir pantai, membuat suasana terlihat indah
"Ya kakak mau bicara, tapi Yaya jangan marah sama kakak" ucap Gavin dengan wajah sedikit tegang
"bicara apa kak, kelihatan nya serius, Rayya jadi penasaran" balas Rayya sambil menatap Gavin yang saat ini sedang menatap matanya dengan lekat, membuat Rayya gugup dan malu.
Segera Rayya memalingkan wajah nya karena tidak tahan bertatapan dengan Gavin dalam waktu yang lama, yang membuat jantung nya berdebar debar sama seperti apa yang dirasakan Gavin saat ini
"kakak mau kamu menjadi kekasih kakak YA, kakak mencintai Yaya sejak kita masih sekolah dulu, sampai sekarang rasa itu tidak pernah hilang"
"dalam waktu dekat kakak mau melamar Yaya untuk kakak jadikan istri dan ibu dari anak anak kakak" ucap Gavin masih menatap wajah Rayya yang seketika memerah
"tapi kak, Rayya......." Rayya menggantung ucapan nya, karena dia bingung mau menjelaskan semua nya pada Gavin, Rayya bingung mau mulai dari mana mengatakan nya
"kakak sudah tau semuanya YA, jadi Yaya tidak perlu menjelaskan lagi pada kakak" jelas Gavin sambil menggenggam tangan Rayya
"kakak tau dari mana masalah yang Rayya hadapi" tanya Rayya
"hmmm Yaya tau siapa kakak kan, kakak bisa melakukan apa saja, apalagi menyangkut diri kamu, manjat tembok sekolah saja kakak mampu, apalagi ini" seloroh Gavin
.smg yg trbaik ya rayya