Julian adalah Seorang Pemuda tanggung yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal. suatu hari Julian tersesat masuk ke alam lain yang tidak dikenalnya,Julian diselamatkan oleh orang tua misterius yang tinggal di atas Pohon. Orang tua ini yang ahirnya menjadi Guru Julian, dia diajarkan Ilmu Olah Kanuragan untuk membangkitkan Potensi kekuatan dalam tubuhnya yang tersembunyi.Berbekal Ilmu itu Julian kembali ke alam nyata dengan sebuah misi utama untuk mencari dan melindungi Keturunan dari Gurunya sewaktu hidup di dunia nyata. dari sini Petualangan Julian dimulai. cerita ini hanyalah Fiksi murni dari khayalan penulis. awal awal memang agak lambat karna Julian akan menjadi kuat,miliarder,mempunyai banyak wanita dan juga kuasa seiring waktu berjalan. jadi tetap ikuti dijamin seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doskible, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Taksi yang ditumpangi Julian berhenti di depan sebuah Hotel. Hotel bintang Lima Yello Group itu tulisan terpampang di papan nama Hotel tersebut. Hotel yang cukup bagus untuk Sebuah Hotel yang berada di tengah Ibukota.
Julian masuk ke lobby Hotel dan menuju meja Resepsionis.
"Selamat Siang Pak, ada yang bisa kami bantu..? Bapak mau pesan kamar atau mau makan.? Tawar Gadis muda dengan setelan seragam hotel atasan batik warna kuning dan bawahan Rok panjang warna hitam, senyum ramah terlihat di bibir nya.
"Oh.. Saya mau pesan kamar Mbak.." Jawab Julian.
"Baik Pak.. Untuk berapa Orang.." Tanya Gadis itu lagi.
"Saya sendiri aja.." Jawab Julian
"Ok,, silahkan Cek in dulu di sini Pak.." Ucap Gadis itu sambil memperhatikan penampikan Julian. Sedikit kagum melihat perawakan Julian yang tinggi dan tampan, banyak pria tampan yang bertamu ke Hotel hanya sekedar makan dan menginap denga pasangannya. Semua adalah hal yang biasa baginya. Tapi kali ini Aura pesona yang ada pada tubuh Julian membuat gadis itu terikat.
Untuk beberapa hari ini Julian mungkin akan tinggal di Hotel ini dulu sampai Ko Jansu mepertemukannya dengan Pengusaha Berlian yang dimaksud.
Karna setelah keluar bandara tadi, Ko Jansu menelpon sekretaris orang yang ingin mereka temui untuk membuat janji pertemuan, tapi dari pihak pengusaha tidak ingin di ganggu dulu untuk beberapa hari ini karna ada urusan penting yang harus diselesaikan,itu pesan dari Bossnya sekretaris tersebut. Jadi mereka berpisah dulu sampai dikabari oleh Ko Jansu nanti.
Kesempatan ini bisa digunakan oleh Julian untuk menjumpai tantenya.
Julian masuk ke kamar Hotel setelah diantarkan oleh petugas. Sampai di dalam, Julian lalu menelpon Lira seperti janjinya seblum berangkat.
"Halo Ra..! Aku udah sampai di Kajarta". Ucap Julian di telpon
" Halo Jul.. Syukurlah.. Kamu baik-baik aja kan..?"
"Aman kok Ra..aku baik-baik aja"
"Kamu jangan macam-macam ya sana, jangan lupa makan Juga, jaga kesehatan.." Pesan Lira
"Iya Lira sayang...!!!" Goda Julian
"Apa... !!! Tadi Kamu bilang apa..??" Tanya Lira kurang puas.
"Iya Lira Sayaaang....!! Ulang Julian lagi.
" I...iiiii Juliaan... Aku juga sayang kamu" Ucap Lira dengan tersipu dan senang di sebrang sana.
"Ternyata kamu cemen juga ya.. Di telpon aja berani bilang sayang, tiba langsung nggak berani.."
"Ya nggak apa dong... Kalau langsung takut kamunya nyubit.. hehe."
"Yaudah kamu hati-hati ya.. Aku mau beres-beres Rumah dulu.. Awas jangan main Cewek ya sana..!!" Ancam Lira.
"Ok Baay.. !!" Jawab Julian dan langsung mematikan telponnya.
"Huh.." Julian menghempaskan badannya di atas tempat tidur Hotel.
"Sekarang aku sudah di Ibukota... Langkah apa yang harus aku lakukan..? Gumam Julian sendiri.
" Aku harus Telpon tante dulu kayaknya" Ucap Julian.
"Halo.. Dengan siapa..?" Terdengar suara dari sebrang sana.
"Saya Julian tan.. Apa Tante masih ingat..?"
"Maaf ya.. Julian yang mana..? Apa kita sudah kenal sebelumnya" Tanya Gina sedikit bingung.
"Saya Julian lo Taan.. Julian Anggara..!!" Jelas Julian.
"Eh.. Ponakan tante rupanya.! Di mana kamu sekarang..?" Tanya Gina
"Saya di Kajarta Tan. Baru sampai beberapa jam yang lalu." Jawab Julian
"Di mana posisi mu..? Biar Tante jemput, kebetulan Tante lagi santai di kantor.."
"Nggak usah Tan.. Tante kirim aja Alamat rumahnya, nanti biar Julian sendiri yang ke sana. Julian masih ada urusan sekarang.." Jawab Julian.
"Baiklah.. Tante kirimkan alamatnya.. Tante tunggu ya, kamu harus kerumah Tante.. Banyak hal yang ingin Tante bicarakan dengan mu." Ucap gina meyakinkan
"Baik Tan.. Nanti Pasti Julian datang kok"
"Yasudah Sayang.. Kamu hati-hati di sini ya, Ibukota banyak bahaya lo.." Pesan Gina
"Ok Tan.. Daaa." Julian lalu mematikan Telponnya. Sambil berfikir.
"Kenapa ya Tantenya ingin sekali bertemu dan banyak yang ingin dibicarakan, dan bagai mana ya Tante Gina sekarang" Pikir Julian sambil membayangkan Tante Ginanya.
Sudah 3 tahun dia tek bertemu dengan Tantenya.
Dulu Gina adalah salah satu Bunga tercantik di Desa.. Banyak Pria mengejarnya termasuk Pak Joko ayahnya Lira. Tapi tak ada satupun tanggapan dari Gina, Sifat Gina memang dari dulu sedikit sombong, mungkin karna sadar dengan kecantikannya membuat dia harus hati-hati terhadap setiap Pria yang mendekatinya. Tambah Yakup ayahnya Julian sangat tegas terhadap adik satu-satunya itu. Sampai seorang Pria kaya dari kota datang dan melamar Gina, kemudian mereka menikah di Kota dan jarang selali pulang ke Desa Langkan. Dan kabarnya Suami gina meninggal dalam kecelakaan Pesawat, sekarang Gina sendiri melanjutkan Usaha mendiang Suaminya.
Setelah mandi dan makan di Restoran Hotel, Julian keluar sekedar berjalan-jalan sambil menikmati suasana Kota yang cukup besar dan padat ini. Banyak Gedung pencakar langit di mana mana, Jalanan sangat padat, banyak kendaraan beriringan bagaikan semut. Begitulah Ibukota yang terkenal tidak bisa membedakan siang dan malam, karna aktifitas Penduduk tak pernah habis.
Sambil berjalan santai Julian menuju tempat yang agak sepi dari hiruk pikuk sura kendaraan. Sampailah di sebuah jalan kecil, kemudian Julian melihat ada penjual Es dawet mendorong gerobaknya dari dalam sebuah komplek cukup mewah kearah Simpang Jalan kecil itu. Sepertinya di situ t empat biasa dia mangkal. Sebelumnya mungkin Bapak itu menjajakan dulu degannya kedalam Komplek mewah itu. Memang tempatnya cukup bagus, selain ada pohon yang rindang dan ada bangku panjang di bawahnya. Cocok lah untuk Jualan Es dawet.
Kemudian Julian Menghampiri.
"Pak.. Es Dawetnya satu.." Pesan Julian..
"Boleh Nak..duduk dulu sebentar saya buatkan"
Julian lalu duduk di bangku panjang belakang Pak tua itu.
"Sudah lama Julan di sini Pak?" Tanya Julian sambil menikmati dinginnya Es dawet di mulutnya.
"Ooo.. Saya sudah sudah lama di sini.. dari 20 tahun lalu. Semenjak pertama kali saya datang ke kota ini.. Dan Semenjak komplek ini belum ada, saya sudah di sini.."
"Oh.. Lama juga ya Pak.."
"Iya nak.. Cari pekerjaan di kota sangat susah.. Cuma Jualan Es dawet ini lah yang saya bisa.. Syukur dengan ini saya bisa membiayai keluarga dan menyekolahkan anak saya Nak." Jawab Pak tua itu sambii melihat ke langit seperti bersyukur kepada Tuhan atas rezekinya.
Julian hanya mengangguk-angguk mendengar cerita Bapak itu. Saat mereka asik mengobrol,
Tiba-tiba datang seorang Gadis berlari kearah mereka. Seprtinya dia dari dalam komplek..
"Pak tolong Pak..!! Ucap Gadis itu dengan nafas terengah-engah.
"Nak Anggun.. Kamu kenapa berlari seperti ketakutan begitu..?" Tanya Pak tua itu dengan kaget. Dia mengenali Gadis itu.. Karna gadis itu adalah salah satu langganannya yang sering beli Es dawet padanya.
"Itu Pak.. Tolong saya Pak.. Saya sangat takut..!!" " Gadis itu masih dengan Ekspresi ketakutan.
"Tenang dulu nak.. Katakan ada apa..?" Kembali Pak tua itu bertanya.
Sebelum Gadis itu bisa menjawab, terdengar teriakan dari dalam Komplek.
"Mau lari kemana Kau.. Kau harus kembali, kalau tidak jangan salahkan kami menyakitimu..!!
Terlihat dua Orang Pria tinggi Besar mengejar kearah Gerobak Pak tua itu.
"Ada apa ini.. ?? Pak tua menghadang dua Orang Pria besar itu sambil menghalangi Gadis cantik di yang sangat ketakutan di belakangnya.
" Bukan urusan mu Pak tua... Biar kan kami membawa kembali Gadis sialan itu" Ucap salah satu dari Pria besar yang datang.
Pak tua terus menghadang, dan yang dia dapat sebuah pukulan keras kearah dadanya..
Pak tua itu terkapar di tanah tak sanggup berdiri.
Melihat itu Julian yang dari tadi duduk sambil menikmati Es dawetnya kemudian berdiri dan datang ke hadapan dua Pria besar itu. Tadi nya dia tak ingin ikut campur, tapi setelah melihat Pak tua itu dipukuli, Julian tak bisa tinggal diam.