NovelToon NovelToon
WARS OF SYSTEMS

WARS OF SYSTEMS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA

Ketika kampus memasang sistem di tubuh setiap mahasiswanya untuk mengontrol fokus mereka dalam berkuliah dan mencegah adanya gagal lulus. Mahasiswa yang berhasil luput dari pemasangan sistem itu, berjuang untuk melawan sistem yang telah memperbudak dan membunuh perasaan para mahasiswa yang kini bagaikan robot akademik. Apakah para mahasiswa itu berhasil mengalahkan kampus dan sistemnya ? Atau justru kampus akan semakin berkuasa untuk mengontrol para mahasiswa nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JEAN

Ray berdiri mematung, di belakang Randi yang mengulurkan pisau padanya. Pisau itu jelas dimaksudkan untuk melawan Jean, yang justru tampak tenang meski tahu rencana itu. Seolah-olah, kedua remaja itu bukanlah tandingannya, dan sepertinya begitu.

“ Ambil pisau ini, Ray.. “ bisik Randi yang meski berbicara pada Ray, tapi tatapannya tetap awas terhadap Jean yang ada di depannya. “ Singkirkan dia sekarang juga ! “

Tangan Ray bergetar. Ia berusaha untuk menggapai pisau itu, tapi hatinya menolak. Ia tak mampu. Justru, ia berjalan mundur dan berkata dengan lirih, “ Maaf.. aku tak bisa .. “

Mendengar hal itu, hati Randi menjadi panas. Matanya yang semula awas pada Jean, berubah menjadi tatapan kemarahan pada Ray. Secepat kilat, ia membalikkan badan dan mengangkat pisaunya kepada Ray. “ Dasar pengkhianat ! “ teriaknya dengan penuh nafsu kemarahan.

Ray terjatuh dalam keterkejutannya. Ia bisa melihat bahwa pisau itu akan membunuhnya, setidaknya menghujam ke wajah atau dadanya. Hatinya meski masih shock, tapi ia cuma bisa pasrah. Toh, ia pun tak merasa kehidupan membawa kebahagian baginya.

Namun, kemudian ia melihat kaki yang cepat, menendang tangan kanan Randi hingga pisau itu terjatuh. Tendangan yang luar biasa ! batin Ray, yang akhirnya tahu bahwa adalah Jean yang menyelamatkan nyawanya. Randi langsung memegangi tangannya sambil berteriak pada Jean, “ Kau ingin pertarungan ?! “

Jean menggeleng. “ Aku tak menginginkan itu. Aku tahu lukamu belum pulih sepenuhnya dari pertarungan melawan Baron. “ Randi mengepalkan tangannya kuat, ia benar-benar marah mendengarnya.

“ Jadi, kau membeberkan semuanya, Ray ? “ tanyanya kepada Ray, dengan tangan yang siap memukulnya. “ Kau benar-benar tak bisa dipercaya. Bedebah yang tak berguna ! “

“ Dia tak bersalah. “ Jean membela Ray, yang kini sudah tak berdaya. “ Aku tahu kejadian itu karena ada laporan Dekan Fakultas Kehutanan kepada Fakultas Hukum. Aku pun tahu tentang kau yang lari dari tes kesehatan. Singkatnya, aku tahu semua tentang kalian berdua, “ ucapnya yang kini telah membuat Randi terlihat kosong. Randi merasa jadi orang bodoh di hadapan Jean, apalagi dengan pengetahuan seperti itu pastilah Jean bukan orang sembarangan.

“ Lalu apa yang kau inginkan ? “ tanya Randi yang sudah bingung dengan keadaannya. Kini ia berada dalam situasi yang sama dengan Ray, sama sama tak berdaya. Meski masih bisa melawan, tapi pastilah sia-sia karena Jean sepertinya tahu semua kelemahannya.

Jean tersenyum. “ Aku ingin kalian melawan sistem. “ Secara bersamaan, Ray dan Randi terkejut mendengarnya. Tak pernah terpikirkan oleh mereka akan keinginan itu. Kemampuan mereka tak cukup, apalagi untuk melawan pihak kampus yang mengendalikan sistem.

“ Itu gila ! “ Ray berseru dalam ketidakberdayaannya. “ Kami tak punya kemampuan. “ Nada pesimis itu diamini oleh Randi yang meski tak menjawab, tapi ia pun merasakan hal yang sama. Mereka cuma bocah, yang hanya bisa kabur dan lari, tak sanggup bila dipaksa bertarung apalagi melawan sesuatu yang lebih besar dari mereka.

“ Kalian tak punya pilihan, “ Jean melipat tangannya. Ia tampak santai di depan Ray dan Randi yang tampak sangat tegang. Rasanya kehadirannya sedikit banyak memengaruhi situasi psikologis mereka. “ Kalau kalian mau lari, silahkan saja. Tapi, jangan salahkan aku bila kalian akan tertangkap atau dibuang ke tempat menyedihkan seperti Neverland. Kalian tak akan punya harapan disana. “

Randi menarik nafas panjang. “ Tapi, kami akan mati bila harus melawan sistem. Apalagi dengan kampus yang begitu digdaya. Kami takkan bisa menang. “ Akhirnya ia mengutarakan perasaan pesimisnya dibalut dengan pandangan realita yang ia miliki. Tapi, Jean kemudian memberikan tanggapan yang memberi harapan. Bahkan setidaknya sedikit jaminan.

“ Aku takkan membiarkan kalian mati. Aku akan melindungi kalian. “ Kata-kata Jean meski kedengarannya agak tidak logis, tapi mampu diterima oleh mereka yang membangkitkan sedikit optimisme. “ Aku menyelamatkan Ray karena aku tak mau melihat kalian saling membunuh. Yang aku inginkan adalah kalian saling membantu untuk membunuh sistem ! “ Teriakannya bergema di basement, tapi ia tak peduli. Ia ingin meyakinkan kedua orang yang ia percaya dalam rencana perlawanannya terhadap sistem dan kampus.

Ray pun bangkit dari lantai. Meski lukanya masih terasa sakit baginya, tapi ia ingin berdiri. “ Kalau anda benar-benar percaya pada kami, saya pun akan percaya pada anda, Pak Jean. “ Ray tersenyum lebar dalam semangat yang ditularkan oleh Jean. “ Saya akan bergabung dengan anda. “

“ Ray.. ? “ Randi mengerutkan keningnya. Ia masih belum bisa se-naif Ray yang percaya begitu saja kepada kata-kata penuh semangat. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada Jean, dan bertanya, “ Apa motivasi mu akan hal ini ? “

Jean tertunduk, seperti larut dalam suatu kenangan. Mengingat sebuah kejadian, buruk pastinya karena setelahnya wajahnya tampak suram. “ Anakku. Dia adalah korban dari sistem. “ Kepalanya terangkat dengan mata yang berkaca-kaca. “ Beberapa tahun yang lalu, anakku baru saja lulus dari kampus ini. Dia pulang ke rumah dan aku menyambutnya dengan bahagia. Tapi, kemudian.. aku menyadari bahwa dia berubah. Seperti bukan anakku. “

Ia berhenti sejenak, kesulitan untuk bernafas. Dadanya sesak menahan rasa sakit. “ Kemudian aku mengetahui bahwa dia memang bukan anakku melainkan manusia prototipe. Aku tahu ada sesuatu yang aneh dan aku pun memutuskan untuk menjadi dosen disini. Dan aku menemukan sesuatu.. “

“ Sesuatu apa itu ? “ tanya Ray yang penasaran untuk mengetahuinya lebih lanjut.

“ Aku mengetahui bahwa kampus ini memasang sistem pengontrol pikiran yang membunuh perasaan setiap mahasiswanya, “ jawab Jean yang kemudian menjelaskan, “ Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap mahasiswa mengikuti perkuliahan tanpa terdistraksi akan hal diluar kuliah. Aku tahu hal itu dari temanku, salah satu dosen senior di kampus ini. “

“ Jadi kau berniat untuk membalas dendam ? “ Randi berusaha memastikan dugaannya. Dan Jean pun menganggukkan kepalanya.

“ Ya. Tapi, dendamku adalah untuk kebaikan. Kampus melakukan hal yang salah, dan kebebasan mahasiswa adalah hal yang harus diperjuangkan. Itulah motivasiku. “ Kini, wajah Randi berubah. Mendengar cerita dan semangat yang dimiliki oleh Jean, ia mulai percaya padanya. Meski, ia tahu bahwa rencana perlawanan ini adalah sesuatu yang berat, tapi mungkin benar ia tak punya pilihan lain. Satu-satunya pilihan terbaik adalah melawan, daripada dibuang atau mati, jauh lebih konyol.

“ Aku akan mendukungmu. “ Jean tersenyum mendengarnya. Wajahnya tampak secerah mentari. Kini, ia bernafas lega untuk rencana selanjutnya.

“ Bagus ! “ seru Jean. “ Ajak juga teman kalian, Svetlana. Dia bisa membantu kita. “

~~

Keesokan paginya, Svetlana sudah ada di kantin Bond-band yang tampak sepi. Ayu, yang sedang mempersiapkan kantinnya, menatapnya dengan penuh keheranan. “ Tidak biasanya kau datang sendirian. Pagi-pagi banget. Ada apa ? “

“ Apa Jean sudah datang ? “ Bukannya menjawab, justru Svetlana malah melontarkan pertanyaan. Tapi, Ayu paham bahwa pertanyaan Svetlana itu ia tangkap sebagai jawaban pertanyaannya.

“ Belum. “ Ayu menggeleng. “ Kenapa ? Kangen, ya ? “ godanya pada Svetlana, yang langsung mengerutkan kening. Merasa aneh mendengar pertanyaan Ayu yang gila baginya.

“ Stress.. “ Svetlana memutar bola matanya. “ Aku menunggu kabar darinya apa dia berhasil membawa kembali Ray.. “ jelasnya kepada Ayu untuk meluruskan maksud dari ia menanyakan Jean.

Namun, memang pada dasarnya Ayu itu jahil sekali, jadi ia pun malah kembali menggodanya. “ Oalah.. ternyata Ray. Kenapa memangnya kalau Ray tidak kembali ? Kau kangen, ya ? “

Cepat-cepat, Svetlana bangkit berdiri dan mengangkat tangannya dengan wajah memerah. Entah itu menahan malu atau marah, semuanya bercampur. “ Lama-lama ku acak-acak kantinmu ini, ya ! “

Ayu tertawa, lalu mengatupkan tangan. Gesturnya meminta maaf, tapi sebenarnya tak benar-benar serius. “ Jangan, dong ! Nanti kalian mau ketemuan dimana kalau tak ada kantin ini.. “

“ Masa bodoh ! “ teriak Svetlana yang kesal. Tapi, kemudian ia mulai berbicara dengan serius. “ Sebenarnya aku butuh Ray untuk membantuku mendapatkan kembali kakakku. Aku percaya hanya dia yang bisa membantuku, setidaknya tanpa pamrih. “

Tidak seperti tadi, kini Ayu pun menanggapinya dengan serius. “ Tenang saja.. Pak Jean akan membawa Ray kembali. Aku yakin itu, meski ia selalu gagal melawan sistem dalam dua tahun terakhir ini. “ Informasi tadi membuat Svetlana tertarik, dan mengalihkan topik untuk bertanya lebih lanjut tentang hal itu.

“ Dua tahun ? Bagaimana dia melakukannya ? “ Maksud Svetlana menanyakan ini jelas berhubungan dengan kesepakatan yang ia lakukan dengan Jean. Satu hal yang perlu diketahui, adalah Svetlana yang membocorkan rencana Randi yang ingin kabur dari kampus.

Svetlana yang tak ingin kehilangan Ray, meminta bantuan Jean, satu-satunya orang yang ia anggap bisa menghentikan Ray. Tapi, sebagai imbalannya, Svetlana harus mau ikut dengannya dan melawan sistem. Itu menarik baginya, apalagi kakaknya bisa selamat. Hanya saja, itu jelas berbahaya dan penuh resiko.

Ayu mengangkat bahu. “ Aku tak tahu pasti. Aku cuma menjaga kantin disini. Tidak ikut dalam rencananya. “ Jawaban ini membuat Svetlana jadi sedikit curiga. Tak mungkin orang seperti Ayu, yang punya informasi sebanyak ini tak tahu apa-apa ? Dan sebenarnya inti dari pertanyaan ini adalah apakah tidak ada orang yang curiga dengan rencana perlawanan sistem ini ?

“ Bagaimana kau bisa bertahan disini ? Maksudku apakah kampus tidak curiga denganmu ? “ Svetlana langsung blak-blakan mengutarakan isi pikirannya. Lagipula lebih baik begitu daripada otaknya terbebani dengan spekulasi liar yang dibuatnya dan jadinya malah bercabang-cabang.

“ Sebenarnya ada, sih.. “ Ayu terdengar ragu. “ Hanya saja, Pak Jean begitu cerdik. Dia bisa mengatasi semuanya. Aku tak tahu bagaimana dia mengatasinya, tapi dia benar-benar keren. “ Ada kekaguman yang diberikan oleh Ayu pada Jean. Sepertinya Jean adalah pahlawan di kampus ini, atau setidaknya bagi Ayu.

~~

1
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz: semangat juga kak
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
Weh jangan 😫
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz
tapi dia pun tak bisa keluar begitu saja karena situasinya
Acelinz
Memang pada dasarnya itu adalah sifat aslinya
Acelinz
Seperti itulah manusia, mudah tergiur akan sesuatu yang menarik tapi sebenarnya tidak jelas.
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
hah tak guna egois 😒
piyo lika pelicia
sebenar nya guru ini manfaatin mereka gak sih kok di fikir fikir gitu 🤔
Acelinz: benar, meski sebenarnya ada simpati dan harapan dari dosen tersebut kepada para mahasiswa nya
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
ya gak usah kuliah kalau mau bebas diam aja di hutan
piyo lika pelicia
murit yang nakal
piyo lika pelicia
semangat adik ☺️
piyo lika pelicia
bukan kekanakan marah lah di tinggal gitu aja bahkan apa yang dia bilang enggak di dengerin.😒
Acelinz: lebih kepada kecewa, hanya saja dia juga butuh
total 1 replies
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!