Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Vivian yang masih terkejut dengan perlakuan Dewa. Semakin terkejut saat melihat mobil yang ditumpangi suaminya melaju meninggalkan tempat tersebut.
"Tunggu Dewa! Hentikan mobilnya!" teriak Vivian sambil mengejar mobil milik suaminya tersebut.
Edward sendiri tidak tinggal diam. Pria itu menahan langkah Vivian dengan menarik tangan istri tuannya tersebut, agar wanita itu tidak lagi mengejar mobil milik Dewa Arbeto yang entah pergi kemana.
"Nona, lebih baik kita pulang sekarang!"
"Lepas!" teriak Vivian dengan penuh amarah dan tak terima.
Sungguh ia tak pernah menyangka Dewa akan meninggalkannya begitu saja, dan pergi bersama Ara. Perasaan curiga yang sempat padam kini kembali berkobar di hatinya tentang Ara dan Dewa.
"Sekarang jelaskan padaku, kenapa bisa Dewa pergi begitu saja bersama Ara?"
Edward sendiri hanya bisa menghela napasnya dengan kasar, tanpa mampu menjawab pertanyaan Vivian. Karena jujur ia sendiri bingung, bagaimana bisa tuan Dewa yang selalu bersikap perfeksionis dan tak pernah melakukan sesuatu yang akan merusak reputasi pria itu, jutsru meninggalkan istrinya begitu saja dengan membawa istri lainnya.
Dan tentu saja perbuatan Dewa membuat pekerjaan Edward bertambah lagi, karena ia harus membereskan semua kekacauan yang diperbuat Dewa, agar tak meninggalkan berita scandal di berbagai media. Karena tidak lucu bukan jika ada berita seorang pengusaha muda sukses dan cukup terkenal, meninggalkan istri yang baru dinikahinya di sebuah restoran.
"Jawab Edward!" sentak Vivian, karena asisten pribadi suaminya hanya diam saja.
"Maaf Nona, aku tidak bisa menjawabnya. Lebih baik Anda tanyakan langsung pada Tuan Dewa nanti. Dan sekarang lebih baik kita pulang!"
Edward menunjuk pada mobil yang di tumpangi oleh pengawal pribadi khusus tuan Dewa. Vivian yang masih merasa emosi, akhirnya mau tidak mau masuk ke dalam mobil tersebut karena tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini. Karena suaminya sudah pergi bersama adik angkatnya itu entah kemana.
"Awas kau, Ara! Aku akan buat perhitungan padamu!" umpat Vivian dengan penuh amarah.
Entah ada hubungan apa antara Ara dengan Dewa, tapi yang pasti Vivian tidak akan tinggal diam jika sampai terbukti Ara menggoda suaminya atau berniat merebut Dewa. Bila perlu ia akan membuat hidup wanita itu sengsara dengan mengusir Ara dari mansion utama, dan rumah milik keluarganya. Vivian tidak peduli jika apa yang dilakukannya itu akan membuat Ara menjadi tunawisma karena otomatis Ara tidak lagi memiliki tempat tinggal.
"Ibu, aku harus bicara pada Ibu secepatnya," gumamnya dalam hati dengan tangan terkepal erat.
*
*
Sementara itu di sebuah mobil mewah yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Tampak seorang wanita tengah merapal doa dalam hati, karena begitu takut jika mobil yang ditumpanginya itu sewaktu-waktu terbalik atau bahkan tabrakan dengan mobil lainnya.
"Tuan, kalau kau ingin mati lebih sendiri saja. Jangan mengajakku!" ucap Ara dengan memberanikan diri meskipun tahu apa yang diucapkannya tak akan dipedulikan oleh pria itu.
Karena sejak mobil yang dinaikinya melaju. Dewa hanya diam saja tak menjawab pertanyaan Ara yang menanyakan kenapa mereka hanya pergi berdua, dan kenapa Vivian juga Edward tidak ikut pulang bersama mereka.
"Tuan..."
"Diam, dan tutup mulutmu!" sentak Dewa tanpa mengalihkan fokusnya pada kemudi mobil.
"Tapi Tuan—"
"Aku bilang diam!"
Dibentak untuk kedua kalinya, Ara pun langsung membungkam mulutnya. Ia tidak lagi berani bersuara, bahkan sekedar untuk bernapas pun Ara lakukan dengan perlahan. Sampai akhirnya mobil yang ditumpangi Ara berhenti di sebuah apartemen yang menjadi tempat pernikahannya dengan Dewa kemarin.
ntar Ara mati rasa baru tau