Kecelakaan pesawat yang menewaskan lebih dari dua ratus orang, menyisakan duka mendalam bagi keluarga Henderson.
Bagaimana tidak? Salah satu dari penumpang pesawat tersebut adalah nona muda keluarga Henderson itu sendiri.
Kayvira, anak dari pasangan Raffa dan Prita mengalami kecelakaan pesawat tersebut.
Bagaimana nasibnya? Berhasilkah mereka menemukan Kayvira. Sementara mereka kehilangan petunjuk dan tidak menemukan jasad gadis itu. Mereka tidak tahu sama ada Kayvira masih hidup atau sudah mati?
Sementara Kayvira sendiri diselamatkan oleh nelayan yang bernama Dylan. Dari pertemuan mereka itu, timbul bibit cinta diantara keduanya. apakah mereka bisa bersama? sementara Kayvira sendiri dalam keadaan amnesia. dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka jika Kayvira sudah ingat siapa dirinya?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Pagi pun menjelang, Kayvira perlahan membuka matanya. Ia memegangi belakang kepalanya yang terasa sakit. Kayvira menoleh ke kiri, dan melihat sang Mama masih tertidur pulas bersama sang Papa.
Kayvira mencoba bangkit, namun kepalanya terasa sangat pusing. Mungkin karena pukulan benda tumpul yang ia dapatkan kemarin.
Kayvira melihat dinakas ada segelas air, ia mencoba menjangkau nya. Namun tangannya tidak bisa, padahal hanya tinggal sedikit lagi.
Praang ... Gelas pun jatuh kelantai dan pecah, menimbulkan suara yang membuat Raffa dan Prita terbangun.
Keduanya segera bangkit dan menghampiri Kayvira. Raffa melihat pecahan gelas pun segera mengambil sapu untuk membuang pecah kaca tersebut.
"Ma, apa yang terjadi?" tanya Kayvira.
Prita dan Raffa bengong mendengar pertanyaan Kayvira, bukan pertanyaan nya yang membuat mereka bengong, tapi kata ma, seolah membuat mereka tidak percaya.
"Kamu panggil apa, sayang? Coba ulangi?"
"Ma, jangan bercanda, aku ingat aku pesawat yang aku tumpangi kehilangan kendali, dan pesawat tersebut terhempas dilautan. Aku terbentur sebelum terlempar keluar," ucap Kayvira.
"Kamu ... Kamu sudah sadar sayang? Kamu sudah ingat?" tanya Prita. Raffa tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Keduanya langsung memeluk Kayvira, saking senangnya merekapun menangis sambil berpelukan.
"Alhamdulillah Ya Allah, anakku kembali, anakku sudah pulih," ucap Prita dengan derai airmata.
"Aku telepon Mommy dulu, kabar gembira ini harus diberitahu," ucap Raffa.
Raffa segera menghubungi sang Mommy, Diva yang sedang sarapan pun segera menjawab panggilan tersebut. Mendengar kabar bahwa Kayvira sudah pulih dari ingatan, Diva pun menghentikan makannya.
Diva memaksa sang suami untuk segera pergi ke rumah sakit.
Raffa kemudian mengabarkan berita ini kepada yang lain melalui pesan grup. Dalam sekali kirim pesan, mereka semua tahu. Dan langsung ke rumah sakit.
Meskipun tidak dapat semuanya ikut, karena mereka juga tidak bisa menjenguk sekaligus.
"Bagaimana perasaanmu nak?" tanya Prita.
"Aku sudah lebih baik ma, tapi kepalaku masih pusing," jawab Kayvira.
Raffa segera menekan tombol darurat, tadi ia lupa saking senangnya saat Kayvira sudah sadar.
Dokter pun masuk dan memeriksa keadaan Kayvira. Semuanya baik-baik saja, dan tidak apa-apa. Dokter tersenyum saat mengetahui jika Kayvira sudah pulih kembali ingatan nya.
"Apa yang kamu ingat dan apa yang kamu lupa?" tanya dokter.
Kayvira pun menceritakan tentang kejadian kecelakaan pesawat yang kehilangan kendali. Dari Kayvira masuk pesawat hingga pesawat itu terjatuh ke laut.
"Bagus, berarti kamu sudah mengingat semuanya," kata dokter. Kemudian dokter pun berpamitan.
Diva dan Darmendra masuk, Diva langsung memeluk Kayvira dan menangis.
"Oma!" panggil Kayvira. Diva semakin mengeratkan pelukannya.
"Kamu sudah pulih, sudah ingat Oma?" tanya Diva. Kayvira mengangguk.
Kemudian Diva meleraikan pelukannya, memberi ruang untuk Darmendra memeluk cucunya.
"Kamu sudah ingat Opa sayang?" tanya Darmendra. Sekali lagi Kayvira mengangguk.
Suster datang dengan membawa makanan untuk Kayvira, dan akan menggantikan infus nya. Kayvira pun makan meskipun terasa hambar.
Dengan disuapi oleh Diva, Kayvira akhirnya menghabiskan makanan yang diberikan oleh suster.
Kayvira pun diminta untuk istirahat, setelah meminum obat dari suster. Kemudian suster pun berpamitan.
Dari luar ruangan terdengar suara kehebohan mereka, hingga Darmendra menegur mereka agar diam. Mereka semua diam dan tidak berani mengoceh lagi.
Satu persatu mereka masuk dan memeluk Kayvira. Mereka sangat merindukan Kayvira, berbeda saat Kayvira masih hilang ingatannya.
"Apa kabar kalian?" tanya Kayvira, seolah mereka sudah lama tidak bertemu.
"Kami baik, dan kamu juga harus segera sembuh, agar kita bisa bersama seperti dulu," jawab Nayara.
"Syukurlah dek kamu sudah pulih," ucap Kayden.
Kayvira mengangguk, "Iya bang." Kayvira kemudian memeluk yang lain secara bergantian.
Hingga pengaruh obat yang suster berikan sudah Kayvira rasakan efeknya. Merekapun segera keluar karena Kayvira ingin beristirahat.
...****************...
Hari pun berganti, kini Kayvira sudah kembali ke rumah. Sudah beberapa hari keluarganya berkumpul. Sebagai dan mereka mengadakan acara selamatan atas kepulangan Kayvira.
Setelah semuanya selesai, merekapun kembali kerumah masing-masing dan melakukan aktifitas masing-masing.
Kini tinggallah Kayvira yang selalu saja melamun, hingga Prita menghampiri nya dan bertanya.
"Ada apa Nak? Mengapa kamu melamun?" tanya Prita. Kayvira menggeleng.
"Mungkin perasaan ku saja ma," jawab Kayvira.
"Apa yang kamu rasakan?" tanya Prita lagi.
"Aku tidak tahu ma, rasanya ada yang hilang, tapi apa?"
"Mungkin satu hari kamu akan mengingat nya." Kayvira mengangguk.
"Mengapa aku terbayang wajah seorang pria? Tapi siapa dia?" batin Kayvira.
Kayvira memegangi dadanya yang terasa berdenyut saat mencoba mengingat pria itu. Bayangan pria itu terasa nyata bagi Kayvira.
Bayangan pria itu membonceng Kayvira menggunakan sepeda motor. Kemudian bayangan seorang wanita paruh baya yang sedang memeluk Kayvira.
"Siapa mereka?" batin Kayvira.
Kemudian bayangan Kayvira sedang berada di tepi pantai, bersama pria itu. Semuanya terbayang oleh Kayvira. Namun ia tidak tahu itu siapa?
Hingga Kayvira teringat jika pesawat yang ditumpanginya jatuh ke laut. Ya dalam bayangan Kayvira, laut, pantai dan rumah didekat pantai.
"Nak, kamu tidak apa-apa?" tanya Prita.
"Ma, bagaimana mama menemukan aku?" tanya Kayvira.
"Kamu diselamatkan oleh seseorang yang bernama Dylan, dan juga Sumarni yang merawatmu hingga kami menemukanmu. Apa kamu tidak mengingatnya?" tanya Prita.
"Dylan? Sumarni? Nama itu rasanya tidak asing."
"Mereka yang menyelamatkan mu, Nak. Mereka sangat berjasa kepadamu, terutama pemuda yang bernama Dylan."
Kayvira tersenyum, entah kenapa setiap kali nama Dylan disebut, hatinya berdebar. Kayvira tidak tahu perasaan apa itu?
"Ma, seperti apa Dylan itu?" tanya Kayvira.
"Kamu benar-benar tidak mengingat nya sayang?"
"Entahlah ma, dalam bayanganku, aku melihat pantai dan seorang pria muda serta wanita paruh baya."
"Perlahan-lahan kamu akan mengingat mereka Nak. Karena mereka banyak berjasa kepadamu. Dan abangmu juga yang lain sudah menyuruh orang untuk membangun Desa itu."
Setelah cukup lama berbincang, Prita pun keluar dari kamar Kayvira. Dan meminta Kayden untuk menemui adiknya.
"Ada apa?" tanya Kayden saat masuk kedalam kamar Kayvira.
"Tidak ada," jawab Kayvira.
"Mama bilang kamu memanggil ku?"
"Seperti apa pria yang bernama Dylan?"
"Kamu melupakan nya dek?"
"Aku tidak ingat, tapi saat mendengar namanya entah kenapa hatiku berdebar."
Kayden tersenyum, ia segera merogoh saku jasnya dan mengeluarkan ponselnya. Kayden memperlihatkan foto Dylan yang sempat ia ambil waktu itu.
Kayden sudah menduga jika Kayvira akan lupa saat bersama Dylan jika ingatannya pulih. Ternyata dugaannya benar.
"Dia menyukaimu dek," ucap Kayden sambil memperlihatkan foto Dylan diponsel nya.
"Dia, aku ingat sekarang, dia selalu ada disaat aku butuhkan. Aku ingat sekarang," ucap Kayvira.
"Bang, antarkan aku menemuinya," pinta Kayvira.
"Tidak perlu, dia akan datang mencarimu. Dan dia akan merebut kembali hak-nya yang sudah dirampas oleh ibu tirinya.
Kayvira menatap Kayden dalam-dalam, seolah meminta penjelasan dari Abangnya itu.
tulisannya banyak yang dempet rata kiri, terus gak ada paragraf kayak di episode ini... agak sedikit sulit bacanya. apalagi mata ini rabun😭
makasih banyak❤️, untuk ceritanya seru kok✨