Ketika dua orang bertemu dalam sebuah aplikasi kencan dan akhirnya terlibat dalam sebuah pernikahan yang sama sekali tidak di sangka-sangka bahkan tak direncanakan sebelumnya sehingga membuat keduanya terjebak dalam situasi yang rumit. Axel dan Summer sama-sama memiliki masalah yang sama. Keharusan mereka melakukan pernikahan tersebut adalah atas desakan orang tua masing-masing. Akankah mereka terlibat cinta lokasi? mungkinkah kebencian berubah menjadi cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simmersunshine07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memperbarui Kontrak Sebelum Pernikahan
Axel baru saja selesai fitting untuk tuxedo yang akan dia kenakan pada hari pernikahan. kemudian dia mendapati sebuah pesan. Ketika ia membacanya ternyata dari Summer. Awalnya Axel memang sengaja menahan untuk tidak bertemu lebih dulu karena dia takut Summer akan berubah pikiran. Tidak hanya itu, Axel pun tidak ingin Summer melakukan sesuatu yang membuat rencananya hancur berantakan.
Akan tetapi, pesan yang ia terima dari Summer, membuat dirinya akhirnya mau menemui Summer. Dalam pesannya yang mengancam itu, Summer mengatakan bahwa jika Axel tidak mau menemui dirinya maka ia tidak akan pernah menghadiri acara pernikahan. Sontak Axel pun terkejut sehingga tidak ada pilihan baginya untuk menolak pertemuan itu.
Seluruh persiapan pernikahan telah di urus oleh Axel. layaknya seorang pengantin, dia ingin pernikahannya kali ini terlihat sempurna. Sebelum Axel akhirnya memutuskan untuk melamar Summer, dia sudah membicarakannya terlebih dahulu dengan orang tuanya. Awalnya ayahnya berpikir bahwa Axel mungkin hanya bergurau di depannya, akan tetapi melihat Axel yang begitu antusias mempersiapkan segala sesuatunya membuat ayahnya yakin bahwa memang benar anak semata wayangnya itu akan menikah.
Sebenarnya tujuan pernikahan ini bagi Axel adalah ingin mengamankan aset miliknya. Dia ingin membuat ayahnya tidak akan pernah bisa menyentuh aset-aset pribadi miliknya. Oleh karena itu, dia harus mengikuti persyaratan yang sebelumnya di minta oleh ayahnya. Jika dirinya menikah, maka beberapa aset milik ayahnya akan langsung di wariskan kepadanya. Begitu pula sebaliknya, jika dia tidak menikah dalam waktu yang di tentukan, maka seluruh aset pribadi miliknya dan juga milik ayahnya, tidak akan pernah di wariskan dan akan di sumbangkan secara sukarela ke yayasan sosial.
Axel menjadi tertantang, untung saja ia akhirnya bertemu Summer yang memiliki kepentingan yang sama namun tujuan berbeda, sehingga Axel bisa dengan mudah melakukan segala rencananya tersebut. Axel sampai rela menyewa desainer ternama dan juga wedding organizer yang terkenal untuk mempersiapkan acara pernikahannya.
Axel sebenarnya memiliki banyak jadwal pada hari ini, namun semuanya dibatalkan begitu saja hanya demi menemui Summer. Tak butuh waktu lama, ia pun akhirnya sampai di tempat pertemuan.
“ Apakah aku harus menunggu mu?“ Tanya Toni.
“ Tidak perlu, kau bisa langsung kembali ke kantor, nanti ku hubungi jika sudah selesai." Perintah Axel.
Axel mulai mencari keberadaan Summer di kafe tersebut. Sejauh mata memandang, dia tidak menemukan Summer dimana pun. Lalu ia mencari tempat lebih dulu dan memesan secangkir espresso kesukaannya. Dia mulai menyesap perlahan kopi miliknya sembari melihat sekeliling. Sudah hampir setengah jam Summer tidak datang juga. Axel mulai kesal dan mulai mengumpat.
“ Ah, apakah wanita itu sedang mempermainkan ku? Sial!“ Gerutu Axel dengan kesal.
Axel berpikir bahwa Summer tengah bergurau dengannya. Dia merasa bahwa Summer sengaja mengatakan hal tersebut lantaran kesal terhadap dirinya. Akhirnya Axel memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut. Pada saat dia baru bangkit berdiri dari tempat duduknya, tiba-tiba saja seorang wanita berdiri tepat di hadapannya dan memintanya untuk kembali duduk. Wanita itu adalah Summer.
“ Mau kemana kamu? Duduk!" Ucap Summer dengan nada ketus. Axel yang sudah berdiri kembali duduk.
“ Kenapa lama banget sih? Aku sudah bilang kan aku paling tidak suka orang yang gak tepat waktu kalau janji." Ungkap Axel mengeluh dengan kesal. “ Ada masalah tadi. Maaf.“ Jawab Summer seolah-olah menyesal.
“ Kenapa mengancamku kaya gitu? Apa kau sengaja melakukannya?" Tanya Axel.
“ Iya, emang aku sengaja. Karena kamu susah di hubungin.“ Jawab Summer.
Mereka mulai berdebat semakin hebat. Tak disangka waktu satu jam hanya mereka pakai untuk beradu argumen dan bertikai. Sampai pada akhirnya Summer menyadari bahwa sepertinya mereka terlalu membuang-buang waktu.
“ Sudahlah, tidak akan ada habisnya jika kita terus seperti ini. Aku ingin menemuimu karena ingin membahas soal kontrak.“ Kata Summer tiba-tiba.
Axel seketika terdiam, dia bertanya-tanya apakah mungkin Summer akan membatalkan kontraknya begitu saja dengannya. Axel mencoba bersikap seolah-olah tidak terkejut sama sekali, dia bahkan menampilkan wajah serta sikap arogannya di hadapan Summer.
“ Lanjutkan.“ Kata Axel sambil menatap Summer dengan tatapan sinisnya. Akhirnya Summer menjelaskan kepada Axel bahwa ia ingin menambahkan beberapa poin penting lagi di dalam kontrak perjanjian mereka.
" Karena kali ini kami akan menikah, banyak poin-poin penting yang harus ditambahkan, seperti salah satunya yaitu, dilarang mendekat satu sama lain pada saat tinggal bersama, tidak ada kontak fisik secara berlebihan kecuali dalam keadaan darurat pada saat di depan kedua orang tua kedua belah pihak, dan satu lagi yang penting, tidak ada yang namanya cinlok." Jelas Summer dengan detail.
Mendengar hal tersebut sedikit membuat Axel merasa lega. Ternyata Summer menemuinya hanya ingin memperbarui kontrak dengan nya dan bukan membatalkannya. Axel sedikit menyinggungkan senyum di wajahnya. Dan hal itu tertangkap oleh Summer.
“ Ada apa dengan mu? Apa ada yang lucu di sini?"
“ HAH? Ti-Tidak. Lanjutkan, lanjutkan." Kata Axel membantah. Axel kemudian meminta Summer kembali membacakan poin apa saja yang akan ia tambahkan ke dalam kontrak.
“ Tunggu, tunggu–, Apa? Cinlok? Ck. mana mungkin aku cinlok sama kamu? Bahkan kau tak terlihat seksi sama sekali di mata ku." Axel berkata meremehkan.
“ well, terserah kau mau bilang apa. Aku harap kamu tidak akan pernah menjilat ludahmu sendiri.“ Sindir Summer.
“ Apa sudah selesai? Itu saja?“ Tanya Axel ketika Summer mulai terdiam.
“ Ya, sepertinya itu saja. Mari tanda tangani bersama.“ Pinta Summer sambil menyodorkan sebuah bolpoin kepada Axel.
Begitu selesai dengan kontrak baru, Axel langsung pergi begitu saja, padahal saat itu Summer berharap Axel meminta maaf soal ayahnya ketika makan malam tempo hari. Summer sendiri pun enggan untuk menanyakannya. Karena menurutnya Axel seharusnya meminta maaf kepadanya atas perlakuan ayahnya yang telah merendahkan Summer dan menuduhnya seperti wanita mata duitan.
“ Apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu?“ Summer berusaha untuk menyinggung.
" Aku rasa tidak.“ Jawab Axel tanpa ragu.
“ Ish, ternyata dia memang gak peka, bahkan masih saja arogan seperti itu.“ Keluh Summer menggerutu.
Axel sebenarnya mengetahui bahwa Summer mungkin menunggu permintaan maaf darinya soal kejadian tempo hari yang dilakukan oleh ayahnya, namun karena gengsi yang cukup besar, Axel tidak ingin Summer menganggap dirinya terlalu mudah sehingga dia tetap mempertahankan sikap arogannya di depan Summer. Summer tampak kesal sehingga ia berpikir mungkin Axel tidak akan pernah mengakui kesalahannya.
“ Apakah aku harus memikirkan kembali untuk menikah dengannya?” Pikir Summer.
Summer merasa Axel mungkin tidak akan pernah berubah. Dia tahu betul watak Axel yang begitu arogan kepadanya. Summer tahu betul bahwa yang ia lakukan saat ini hanya demi memenuhi keinginan keluarganya saja dan tidak ada jalan keluar yang bisa ia temukan selain melakukan pernikahan. Summer hanya berharap kelak ia bisa mendapatkan kebahagiannya.
semangat terus yaa menulisnya 💪
dasar Axel jahat banget siiih 😡😡😡
aku doain luu bakalan bucin akut sama summer yaaah
jangan lupa mampir juga di karyaku dengan baca yang benar yaaa tidak asal scroll dan like 🙏🙏🙏
jadi greget ngeliat si Axel yang selalu memaksakan kehendaknya tanpa bertanya dulu ke summer /Awkward//Awkward/
satu 🌹 untukmu semangat terus yaaa...