NovelToon NovelToon
TRANSCENDENCE

TRANSCENDENCE

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Arlingga Panega

Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.

Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.

Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.

Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menerbangkan Jet Pribadi

Lily segera keluar dari perusahaan bersama dengan tuan Brahma Aditya dan juga Bastian, ketiganya menaiki mobil, kemudian bergegas menuju suatu tempat, di mana jet pribadi milik keluarga Aditya berada.

Langkah mereka terdengar tegap saat keluar dari mobil, kemudian melihat keberadaan beberapa orang yang telah ditugaskan di sana.

"Selamat datang tuan besar," ucap salah seorang pria sambil membungkuk, diikuti oleh pria-pria yang lain.

"Kami akan pergi!" ucap tuan Brahma Aditya.

"Apakah ada yang bisa kami bantu?" tanya mereka.

"Segera ambil senjata dan bersiaplah untuk ikut bersama kami," ucap Lily, pria-pria itu segera melirik ke arahnya sambil mengerutkan kening, seolah bertanya-tanya dalam hati, karena tidak seperti biasanya tuan Brahma Aditya datang dengan ditemani oleh seorang gadis kecil.

Tuan Brahma Aditya tersenyum tipis, kemudian segera menjawab keraguan yang ada di wajah orang-orangnya. "Dia Lily, calon cucu menantuku, tunangan Damian. Kita harus bergerak cepat, untuk menemukan tempat orang-orang itu menyekap cucuku sesegera mungkin!"

Serentak semua orang menganggukan kepala, mereka buru-buru membubarkan diri untuk melaksanakan tugas yang sebelumnya telah diberikan. Hanya berselang 10 menit, kemudian pria-pria itu kembali dengan pakaian serba hitam yang dilengkapi jaket anti peluru.

Berbagai persenjataan lengkap di tangan mereka, bahkan beberapa orang dengan sengaja menyelempangkan peluru dalam jumlah yang teramat sangat banyak di tubuhnya.

"Kami semua siap, tuan besar." ucap mereka dengan sangat serempak sambil membungkukkan badan.

Lily tersenyum tipis, meskipun jet pribadi hanya bisa menampung sekitar 19 orang, namun mereka begitu antusias untuk membantu dalam penyelamatan Damian. Bahkan jika dibandingkan dengan anggota mafia sky eye, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit, orang-orang ini jauh lebih berpengalaman dan memiliki rasa terikat satu sama lain.

"Baiklah, ayo kita berangkat!" ucap tuan Brahma Aditya sambil melangkahkan kakinya, orang-orang itu pun berniat untuk mengikuti, namun tiba-tiba saja Lily dan Bastian berjalan beriringan dengan pria tua itu, sehingga membuat mata mereka langsung membola.

"Nona muda, ini bukanlah tempat yang cocok untuk gadis seperti anda, tetaplah diam di rumah dan tunggu informasi dari kami. Tuan Damian pasti akan segera ditemukan," ucap salah seorang diantara mereka, wajahnya terlihat sangat mekhawatirkan Lily.

Lily menghentikan langkahnya, kemudian melirik ke arah pria itu. "Jika aku tidak ikut bersama rombongan, lalu siapa yang akan menerbangkan pesawat jetnya?"

Pria-pria itu langsung memelototkan mata, "Itu artinya anda-"

Tuan Brahma Aditya langsung berhenti, kemudian melirik ke belakang. "Apa yang kalian pikirkan? Apakah calon Nyonya muda Aditya akan sesederhana yang kalian lihat?"

Mereka segera menggelengkan kepala, "Maafkan kami, tuan besar. Karena telah bertindak lancang."

Tuan Brahma Aditya kembali melanjutkan langkahnya, sedangkan Lily tersenyum lembut. "Terima kasih banyak, paman-paman, kalian telah mengkhawatirkanku!"

Mereka hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, sambil menatap rumit ke arah Lily. Semua orang telah sampai di tempat, sebuah pesawat dengan ukuran yang sangat besar dan terlihat mewah berdiri dengan sangat kokoh.

Lily berjalan dengan sangat tenang, ada beberapa orang pria yang bertugas untuk memeriksa mesin, mereka telah memastikan bahwa pesawat siap untuk diterbangkan.

"Semuanya telah siap, tuan besar. Anda bisa mengeceknya kembali," ucap salah seorang pria sambil menundukkan kepalanya.

Tuan Brahma Aditya mengangguk, "Kerja bagus!"

Lily menghirup aroma kerosin yang menyengat saat langkahnya melintasi landasan menuju pesawat jet pribadi. Udara panas yang memancar dari mesin pesawat menyapa wajahnya saat dia naik ke tangga menuju pintu masuk. Suara langkahnya terdengar nyaring di udara, menciptakan dentuman yang menggema di sekitar landasan.

Saat dia memasuki kabin, suara langkahnya berganti dengan suara kasar lantai pesawat yang berbahan logam. Dinginnya udara kabin menyentuh kulitnya saat dia menyelipkan diri ke kursi kulit yang empuk. Dia meraih seat belt dan merasakan kepuasan saat mengaitkannya dengan sempurna, mengamankan dirinya untuk penerbangan.

Semua orang bergegas masuk, Lily membawa 20 orang bersamanya. Tuan Brahma Aditya duduk di kursi copilot berdampingan dengan Lily, sedangkan Bastian bersama 18 orang yang lain menduduki kursi penumpang.

Ketika mesin pesawat dinyalakan, Lily merasakan getaran yang mengguncang tubuhnya, seolah-olah pesawat itu memiliki detak jantungnya sendiri. Cahaya lampu dashboard yang menyala memenuhi kabin, menyoroti ekspresi wajahnya dengan kilau yang berkilauan. Suara mesin yang berderak semakin keras, seiring dengan denyutan adrenalin yang memompanya.

Saat pesawat mulai bergerak di landasan, Lily merasakan dorongan yang mendesaknya ke kursi, seolah-olah alam semesta sendiri menggiringnya ke langit biru. Suara angin berdesir di sekitar pesawat, menyisipkan sensasi berdebar di telinganya.

Dalam sekejap, pesawat meluncur ke udara, meninggalkan landasan dengan kecepatan yang membius. Dan di tengah gemuruh mesin dan suara angin, Lily merasa seperti dia telah melepas belenggu gravitasi, melayang bebas di langit yang luas.

Tuan Brahma Aditya masih menatap ke arah Lily, dia tak menyangka jika gadis kecil itu memiliki berbagai macam keahlian, bahkan dibandingkan dengan gadis-gadis lain seusianya, mereka sama sekali tidak memiliki nilai di mata pria tua itu.

Pantas saja jika Damian sangat menginginkannya, bahkan tuan Brahma Aditya siap untuk memasang badan, jika sampai kedua orang tua Damian menolak keberadaan gadis itu.

"Apakah pesawat ini benar-benar diterbangkan oleh gadis kecil itu?" tanya salah seorang pria yang duduk di kursi penumpang, wajahnya terlihat sangat pucat.

Dia sedikit tidak mempercayai Lily, karena walau bagaimanapun gadis itu masih terlalu muda. Bastian segera menjawabnya. "Jangan terlalu banyak bicara! Kau belum mengenal siapa nona Lily!"

Mendengar suara yang sedikit dingin dari Bastian, membuat semua orang yang ada di kursi penumpang langsung bungkam, mereka tidak berani untuk mengeluarkan suara dan hanya mengangguk dengan patuh.

Pesawat jet itu terus mengudara, semua orang bisa melihat pemandangan yang indah dari jendela, kota-kota terlihat kecil, bahkan hutan hanya menunjukkan bagian atasnya saja.

Lily duduk dengan sangat tenang di kursinya, kepercayaan diri gadis itu segera meningkat, bahkan kini mulutnya terus menyunggingkan senyuman. Dia telah lama tidak pernah memegang kendali pesawat, setelah terakhir kali pesawat tempur yang ditumpanginya meledak.

"Nona Lily...!" Bastian bangkit dari kursi kemudian berjalan ke arah kemudi dan memanggil gadis itu.

Lily hanya melirik sekilas, kemudian kembali fokus tanpa mempedulikan pemuda yang saat ini menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Pulau itu sudah terlihat, sepertinya sebentar lagi kita akan segera mendarat," ucap Bastian kembali. Lily hanya menganggukan kepala, tak lama dia pun mengeluarkan sebuah peta, tanpa ragu gadis itu merobeknya segera.

"Nona, apa yang kau lakukan?" tanya salah seorang pria.

"Kalian datang untuk membantuku menyelamatkan Damian, namun pulau itu tidak semudah yang kalian pikirkan, ada begitu banyak anggota mafia yang telah lama bercokol di tempat ini. Jadi kemungkinan besar kita akan menghadapi banyak rintangan dan juga bahaya, maka aku merobek peta itu agar kita bisa bisa membagi tugas!" jawab Lily.

Bastian menerimanya, tak lama kemudian pemuda itu langsung menatap dengan keheranan ke arah peta yang ada di tangannya.

"Nona, ini-"

Lily hanya melirik sebentar, sebelum akhirnya menjawab. "Aku sengaja memberikan tanda di peta itu, lingkaran merah artinya bahaya, sebisa mungkin kalian harus terhindar dari tempat itu. Lingkaran kuning adalah jebakan, kalian harus memutar arah dan mencari jalan yang lebih aman,"

"Bagaimana dengan lingkaran hijau dan biru?" tanya salah seorang pria setelah melihat tanda lain di dalam peta itu.

"Hijau adalah tempat yang aman, kalian semua bisa melewatinya dengan tenang. Sedangkan biru, merupakan kawasan dimana pasukan musuh ditempatkan," jawab Lily.

"Kembali duduk dengan tenang, aku harus segera melakukan pendaratan!" ucap Lily, matanya kembali fokus ke depan.

1
Teresia reres
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngakak sampe terpingkal pingkal 🤣
Teresia reres
🤣🤣🤣🤣🤣
🌸 Airyein 🌸
Seru poll. Rugi kalau ga baca. Tipe aku bgt ini mah MC nya jago, tangguh, cerdik dan ga menye2. Alurnya juga ga muter2, pelakornya juga langsung di bumihanguskan sblm beraksi. Mantep bgt lah ini 🥳
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷: terima kasih banyak rating dan dukungannya,,, 🙏🏼🙏🏼
total 1 replies
🌸 Airyein 🌸
Huwaa tamat juga aku bacanya. Puas bgt definisi ga sia2 baca dr awal. Suka sekali sama karakter utamanya yg cerdas dan sat set dlm bertindak. Happy ending 💞
🌸 Airyein 🌸
Nah ini aku suka. Antagonisnya ga di buat mati . Lebih baik dibuat menderita sehingga pembaca jadi sangat puas. Terima kasih kak 🩷
🌸 Airyein 🌸
Naiseuuu 😎
🌸 Airyein 🌸
Tenang pak ini ga menular kek nya
🌸 Airyein 🌸
Oiaaa lily dr masa depan. Pantas alat dia canggih2
🌸 Airyein 🌸
Mam to the pus
🌸 Airyein 🌸
Ang ang ang
🌸 Airyein 🌸
Mimpi lu kira masih secantik dulu? Elu skrg udh jadi nenek2 keriput yg peot dan kendor. Jadi ga usah sok cantik deh lo nek
🌸 Airyein 🌸
Baru lawan lily aja udh ketar ketir kelen. Blm di tambah lawan Damian nih boss
🌸 Airyein 🌸
Buset. Jgn2 dia tonggos kah jadi kalau manyun ampe bisa buat gantung ember 😭
🌸 Airyein 🌸
Kek elu alias emaknya. Ga udah di masukin roh halus juga udh jelmaan roh halus
🌸 Airyein 🌸
AING MAUNG 😝
🌸 Airyein 🌸
Untung ga jdi hulk
🌸 Airyein 🌸
Babas elu blm dapat jodoh juga bas
🌸 Airyein 🌸
Ntapssa ly
Wiwin Winarti
Lumayan
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷: terima kasih banyak rating dan dukungannya,,, 🙏🏼🙏🏼
total 1 replies
Wiwin Winarti
Luar biasa
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷: terima kasih banyak rating dan dukungannya,,, 🙏🏼🙏🏼
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!