Arra sangat tahu bahwa pernikahannya dengan Erzan Harold hanyalah sebuah kontrak pernikahan.
Untuk mendapatkan kehidupannya kembali, dia meninggalkan putrinya yang baru lahir dan mengganti wajah serta identitasnya.
Arra kira hubungan mereka berakhir malam itu, namun siapa sangka tuan muda Harold terus mencarinya.
Mampukah Erzan menemukan Arra? bukan hanya demi Eleanor anak mereka, tapi juga dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FLW BAB 7 - Eudora
Tanpa memperdulikan semua orang, Erzan dengan segera membawa baby Eleanor untuk masuk ke dalam kamar.
Kamar khusus untuk sang anak yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
Dokter anak bernama Hera dan baby sitter bernama Anya, akan tidur di kamar ini bersama dengan Eleanor.
Disaat Erzan sudah naik ke lantai 2. Kedua orang tuanya dan Eudora tidak langsung pergi, mereka masih disana dan memikirkan bagaimana baiknya.
Jujur saja Argus dan Miya sangat mencemaskan baby Eleanor dan ingin tetep tinggal. Tapi melihat gelagat Arden tadi, mereka tahu anaknya itu tidak akan mengizinkan.
"Om, Tante, sebaiknya kita tinggal saja di rumah ini, aku akan tetap disini dan membantu kalian," ucap Eudora, memulai pembicaraan lebih dulu.
"Erzan tudak mungkin marah-marah dan mengusir kita, apalagi ada baby Eleanor." Terang Eudora Lagi.
Dan entah kenapa semua ucapan Eudora itu selalu terdengar benar di telinga Argus dan Miya.
"Baiklah, kita coba tetap tinggal. Semoga nanti Erzan tidak dingin tadi," putus Miya.
Disaat Argus dan Miya masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat, Eudora malah punya rencana lain.
Dia naik ke lantai 2 dan berniat menemui Erzan, bicara empat mata.
Dan seolah rencananya didukung oleh semesta, saat tiba dilantai 2 saat itu pula Erzan keluar dari dalam kamar baby Eleanor.
Tatapan mereka berdua bertemu, sesaat saling terkunci.
"Zan," panggil Eudora pelan, seraya kedua kakinya yang mulai melangkah mendekat.
Erzan tidak menyahuti, dia hanya diam dan menunggu apa yang akan dilakukan oleh Eudora. Menatap Eudora dengan tatapannya yang seperti biasa, datar dan terkesan dingin.
"Selamat atas kelahiran baby Eleanor, aku ikut bahagia," ucap Eudora ketika dia sudah berdiri tepat dihadapan Erzan, jarak mereka hanya satu langkah.
Eudora tersenyum manis, dia menyelipkan rambut ke telinga kanannya.
Tapi Erzan tidak menanggapi apapun, masih saja diam membuat Eudora merasa canggung.
Eudora jadi bingung harus bicara apalagi untuk mengukur waktu diantara mereka berdua.
"Emm tentang wanita itu_"
"Namanya Arra." Potong Erzan, membuat Eudora terdiam seketika.
"Tentang Arra dan Eleanor, sudah tidak ada lagi urusannya denganmu. Jadi berhentilah ikut campur," ucap Erzan kemudian.
"Kamu adalah teman masa kecilku Eudora, jangan rusak hubungan baik kita dengan niatanmu yang lain." timpal Erzan lagi.
Sementara Eudora langsung terdiam seribu bahasa, dia mengigit bibir bawahnya kuat, merasakan dadanya yang sesak.
Rasa sesak itu semakin terasa saat Erzan melewati tubuhnya begitu saja, setelah mengatakan kata-kata yang menyakitkan.
Sejak dulu Erzan memang tidak pernah membalas cintanya, bahkan setelah Erzan berpisah dengan istri pertamanya Erzan tetap tidak bisa ia jangkau.
Aku sudah berhasil memisahkan mu dengan Karina. Kali ini aku juga akan memisahkan mu dengan Arra Zan.
Eudora tersenyum miring, bahkan kaburnya Arra kali ini tidak lepas dari pengaruhnya. Eudora mengatakan jika dialah nanti yang akan menjadi ibu sesungguhnya bagi bayi yang Arra kandung.
Sementara Arra? hanya akan dibuang seperi sampah, seperti benda yang tidak dibutuhkan lagi.
Senyum Eudora semakin terkembang, tekadnya semakin kuat, dia tidak akan lagi bisa mundur.
Ya, sejak dulu Erzan adalah jodoh ku. Wanita-wanita itu tidak pantas untuk bersanding dengan Erzan Harold. Hanya aku, hanya aku yang pantas. batin Eudora lagi.
Bagaimanapun caranya dia akan mendapatkan Erzan.
ngapain jd lemah lagi
erzan bego juga ngapin diam aj si dora tinggal d rmh nya