"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19. BONEKA MIMI
Keduanya pun melangkah menuju kearah kamar Dave dengan diiringi suara Nadia yang masih terus mengomel tidak karuan.
Setibanya di depan kamar Dave, Goy segera memutar knop pintu dan kemudian sedikit mendorongnya.
"Silahkan masuk Nyonya muda," ucap Goy memperlebar bukaan pintu.
Nadia tidak menjawab seperti biasanya sakin jengkelnya.
Nadia kemudian masuk dan menemukan tiga pelayan tadi memasukkan pakaianya kedalam lemari dan menyusunya begitu rapi.
Dave yang baru saja tiba di tempat itu segera mendekat kearah Nadia dan berdiri tepat di depanya.
"Tuan ini mau apa!," ucap Nadia bergeser dari tempatnya berdiri.
"Buka jasku lalu kemudian siapkan air hangat karena sebentar lagi Aku mau mandi," Dave sedikit membentangkan tanganya.
"Hii...ini lagi satu, belum kelar yang satu muncul lagi yang satu. Baiklah tapi tolong pegangi si Mimi," Nadia memberikan boneka beruangnya kepada Dav.
"Aku geli memegangi boneka babi ini,"
"Hii... masa boneka seimut ini di bilangi boneka babi sih. Apa Tuan tidak bisa membedakan mana boneka beruang mana boneka babi,"
"Pokoknya dia itu mirip boneka babi bagiku jadi Aku geli untuk menyentuhnya. Sudah tua masih main sama boneka, apa masa kecilmu tidak bahagia. Cepat lakukan tugasmu sebelum Aku membuang binatang peliharaan itu ke tempat sampah," Dave memplototkan mata.
Mau tidak mau Nadia terpaksa meletakkan boneka beruangnya dulu keatas sofa kemudian melepaskan jas milik Dave.
Setelah melepas jas Dave, Nadia pun menuju kearah kamar mandi untuk menyiapkan air hangat buat Dave. Ya tentunya masih dalam pengawasan Goy.
"Semua perintah Tuan sudah kami kerjakan. Jika masih ada yang Tuan butuhkan, boleh memberi tahu pada kami supaya kami segera mengerjakanya," ucap Goy dengan tiga asistenya yang membentuk barisan tepat di belakanya.
"Aku rasa kali ini sudah cukup, Kalian boleh pergi sekarang," perintah Dave tanpa memandang kearah Goy karena sibuk melepas kaos yang dia kenakan.
"Baiklah kalau begitu, kami permisi dulu dan selamat malam," ucap Goy lalu bergegas keluar dari kamar itu di ikuti oleh ke tiga asistenya.
"Kamu mau kemana!," cegah Dave yang melihat Nadia juga beranjak menuju kearah pintu.
"Mau keluar dulu nanti kalau Tuan sudah selesai mandi baru Aku akan masuk lagi,"
"Tetap di sini sebelum aku menambah hukumanmu," Dave bergegas masuk ke dalam kamar mandi.
Kembali Nadia hanya pasrah menuruti perintah Dave.
Sepeninggal Dave ke kamar mandi, Nadia langsung menuju kearah sofa dan duduk disana.
"Masa boneka secantik dan seimut ini disamain dengan boneka babi sih. Iya kan Mimi?. Tapi tidak apa-apa, bagaimana pun mereka menghinamu Aku akan terus menyayangimu karena kamu adalah temanku dalam suka dan duka" Nadia mencium beberapa kali boneka kesayanganya itu dan memeluknya begitu erat.
Tidak lama kemudian, sebuah notifikasi berasal dari handphonenya berbunyi
Nadia merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphonenya dari dalam sana.
Tampak sebuah postingan diunggah oleh Rita pada semua aplikasi sosial media. Nadia segera membuka aplikasi tersebut untuk melihat apa gerangan yang di upload sahabatnya tersebut.
Terlihat beberapa photo toples berisi kue dengan caption " LARIS MANIS" tertulis pada keterangan photo-photo tersebut.
Baru sekitar lima menit Rita mengunggah photo-photo tersebut sudah di serbu ribuan like dan coment, tentunya coment para ibu rumah tangga.
"Enak bangat," # Rosidah herawati
"Pertoplesnya berapa say. #samdumin marfuah.
"Diskon gak, bila beli banyak# Lili liazta.
Kira-kira begitulah beberapa comentar yang tertulis di bawah kolom komentar postingan Rita. Nadia pun tidak mau ketinggalan memberikan berkomentar di bawa postingan itu.
"Semangat terus, laris manis," # Nadia.
Melihat hal itu, Nadia tersenyum-senyum sendiri. Usaha yang dia rintis selama bertahun-tahun akhirnya menuai hasil. Lambat laun usahanya tersebut semakin meningkat dan dikenal banyak orang.
Nadia terus menelusuri semua photo-photo yang diunggah oleh Rita dalam aplikasi sosial media itu hingga akhirnya dia harus terhenti seketika karena tiba-tiba handphone berdering.
"Rita!," senyum Nadia merekah melihat siapa yang sedang menanggil.
"Hallo Rit, ada apa gerangan kamu menelponku malam-malam begini?," tanya Nadia walau pun sebenarnya dia sudah tahu kenapa Rita sampai menghubunginya.
"Nona Nadia kemana saja!, sejak kemarin Saya menelpon Nona tapi handphone Nona Nadia selalunya dalam mode sibuk?," tanya balik Rita.
"Maaf Rit, Kemarin Aku sangat sibuk, banyak hal yang harus Aku kerjakan. Bagaimana kedaan toko sejak Aku tinggalkan?. Apa kamu kewalahan dalam menghadapi pesanan konsumen kita?,"
"Iya, sejak Nona tidak masuk , pesanan semakin membludak. Mau tidak mau Saya terpaksa membawa kue-kue kita kerumah dan mengemasnya disana. Untung ada ibuku yang bersedia membantu. Kalau tidak, entah apa yang jadinya dengan hidupku ini. Pasti para konsumen-kosumen itu datang berdemo di depan toko seperti kejadian waktu itu," balas Rita.
"Maafkan Aku ya Rit! dan sampaikan juga permohonan maaf dan rasa terima kasihku pada ibumu karena sudah banyak merepotkanya akhir-akhir ini,"
"Tidak apa-apa Non, santai saja. Lagian ibu senang kok bantuin kita. Apa lagi katanya, kue-kue buatan kita itu tidak ada duanya didunia ini ha ha..." balas Rita di iringi tawa yang lumayan keras.
"Ha ..ha....siapa dulu dong kita," balas Nadia ikut tertawa.
Sakin asiknya berbincang dengan Rita dalam handphone, Nadia tidak menyadari kalau seseorang bertubuh tinggi besar sudah sedari tadi berdiri di depanya dengan hanya berbaluk handuk setinggi pinggang dan sebatas lutut.
"Apa ngomongnya sudah selesai," Dave dengan melipat kedua tanganya di depan dada.
Seketika itu juga Nadia menutup matanya menggunakan kedua telapak tanganya. Handphone terjatuh begitu saja diatas lantai dan sambungan telepon dengan Rita ikut juga terputus.
"Tuan, cepat kenakan pakaianya. Tuan telah mencemari penglihatanku," ucap Nadia masih dalam keadaan menutup matanya.
"Ini kamar Aku, jadi Aku bebas melakukan apa saja disini," balas Dave santai lalu melangkah ke arah lemari pakaian.
"Tapi sekarang Anda tidak sendirian disini, ada Aku dan juga Mimi. Jadi Tuan tidak boleh seenaknya memperlihatkan sesuatu yang tidak lazim pada kami berdua," Nadia memeluk erat Mimi dan menutup mata Mimi menggunakan telapak tangan kirinya.
"Pemilik dan bonekanya sama-sama aneh," ujar Dave sembari mengenakan baju tidurnya.
TERUS DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA COMENT, VOTE, LIKE DAN JANGAN LUPA MANPIR DI CHANNEL SAYA DI YOUTUBE" PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR".TERIMA KASIH.