NovelToon NovelToon
Marriage With D

Marriage With D

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lalu Unaiii

Menikah secara tiba-tiba dengan Dean membuat Ara memasuki babak baru kehidupannya.

Pernikahan yang awalnya ia kira akan membawanya keluar dari neraka penderitaan, namun, tak disangka ia malah memasuki neraka baru. Neraka yang diciptakan oleh Dean, suaminya yang ternyata sangat membencinya.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? apakah Ara dapat menyelamatkan pernikahannya atau menyerah dengan perlakuan Dean?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalu Unaiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Dean tiba di kediaman mertuanya tepat pukul tujuh. Kedatangannya disambut hangat oleh kedua mertuanya, beberapa tamu penting lain juga terlihat sudah berdatangan tak terkecuali kedua orang tuanya.

Ayana dan Josh datang lebih dulu dari Dean, tanpa menghampiri kedua orang tuanya Dean lebih memilih berkeliling, matanya mencari keberadaan seseorang yang sejak tadi tak ia temukan keberadaannya di tengah pesta.

Pesta pun akhirnya di mulai, suara MC yang membuka acara mencuri semua atensi para tamu, instrumen musik mengalun indah. Para tamu terlihat sangat antusias, tamu yang hadir terbilang cukup sedikit, hanya mengundang keluarga, sahabat dekat dan kolega-kolega bisnis.

“Baiklah para hadirin mari kita sambut Bapak subroto beserta istri yang tengah berbahagia pada malam hari ini.”

Suara MC mengisi indra mendengaran Dean, terlihat subroto yang menggandeng istrinya memasuki area pesta diikuti oleh Rio juga Evelyn di belakang, mata Dean menjelajah mencari-cari keberadaan Ara, namun nihil perempuan itu tak ada di sana. Dean mengerutkan alisnya, Ara seharusnya ikut bergabung dengan mereka. Keluarga subroto mengisi meja paling depan.

Lelah berkeliling Dean memutuskan untuk duduk di kursi bergabung di meja yang sudah duluan diisi oleh Ayana dan Josh. Di depan panggung sang mertua sedang memberikan sambutan, Dean sama sekali tidak tertarik menghadiri acara seperti ini. Sangat membosankan fikirnya.

Acara terus berlanjut, kini tiba waktunya untuk memotong kue, semua orang berdiri sedangkan Subroto memanggil satu persatu anggota keluarganya untuk berdiri di sampingnya saat ia memotong kue.

Dean masih memperhatikan dari tempatnya, hingga nama Ara dan namanya disebut oleh sang mertua. Dean sedikit terkejut, semua orang memandang ke arahnya, sang mertua tersenyum menggerakkan tangan meminta Dean untuk bergabung dengan mereka, namun Dean masih bergeming hingga matanya menemukan seseorang yang secara tiba-tiba muncul dari arah belakang Rio yang sudah berdiri di samping orang tuanya.

Sejenak mata mereka bertemu hingga Ara memutuskan tatapannya. Dean tertegun, ia merindukan wajah itu, wajah yang terlihat berkali-kali lebih cantik dari biasanya. Akhirnya Dean bergabung dengan keluarga Subroto, mereka berjejer membentuk setengah lingkaran mengelilingi meja berisi kue dengan lilin di atasnya.

Dean berdiri di samping Ara, perempuan itu terlihat gugup, sangat kentara mencoba menjaga jarak dari Dean. Dean tak terlalu memperhatikan mertuanya yang sedang memotong kue dan menyuapi beberapa orang tersayangnya, ia hanya sibuk memperhatikan Ara di sampingnya, ia terang-terangan memperhatikan Ara hingga membuat Ara semakin gugup. Ara meremas jarinya semakin tidak nyaman diperhatikan dengan intens oleh Dean.

Acara potong kue pun selesai, diakhiri dengan suara tepuk tangan yang meriah dari para tamu. Kemudia mereka kembali ke tempat duduk masing masing. Ara hendak beranjak untuk kembali masuk ke dalam rumah, sejak tadi ia menemani Bi Wati yang sedang sibuk membantu petugas katering, sepanjang acara ia habiskan waktu untuk mengobrol dengan Bi Wati, melepaskan rindu, namun saat hendak melangkah Dean meraih pergelangan tangannya.

“tempatmu di sana, duduk di samping saya,” ucap Dean lalu menarik pelan tangan Ara dan membawanya duduk di meja tempat Ayana dan Josh.

Sebelumnya Ara memang sudah bertemu dengan kedua mertuanya, bahkan mereka sempat mengobrol sebentar sebelum Dean datang.

Ara dan Dean kini duduk bersama Ayana dan Josh, tangan Ara masih digenggam dengan erat oleh Dean di bawah meja. Ara berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Dean, tapi genggaman laki-laki tersebut sama sekali tidak mengendur.

“tanganku sakit,” bisik Ara. Mendengar itu Dean menoleh, lalu menunduk melihat tangan mereka di bawah meja, pergelangan tangan Ara memang terlihat memerah. Kemudian Dean melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Ara dan beralih menggenggam tangan perempuan itu. Ara membelalakkan matanya, apa Dean sadar apa yang laki-laki itu lakukan?

Ara hanya bisa mengehela nafas, ia menoleh ke arah Ayana dan Josh yang terlihat sangat menikmati pesta. Dengan tangan kirinya yang bebas Ara meraih gelas berisi jus di hadapannya, yang sebelumnya diletakkan oleh pelayan atas permintaan Dean.

Sepanjang acara terus berlanjut Ara hanya bisa duduk sambil memperhatikan sekitar, ia sangat bosan. Sesekali ia coba melepaskan tangannya dari genggaan Dean namun genggaman laki-laki itu sama sekali tidak mengendur.

“selamat malam Pak Josh,” ucap seseorang yang datang menghampiri meja mereka. Laki-laki berperawakan tinggi yang Ara tebak usianya diawal empat puluhan.

“ohh, selamat malam Pak Bayu,” ucap Josh menyembut jabatan tangan dari pria bernama Bayu itu. Kemudian Bayu menyalami Ayana dan juga Dean.

“perkenalkan ini menantu saya Diara,” ucap Josh memeperkenalkan Ara.

“wah.. ternyata kabar tentang Dean yang sudah menikah bukan sekedar gosip, saya tidak menyangka Pak Josh berbesanan dengan Pak Subroto,” kata Bayu sambil mengulurkan tangannya ke arah Ara, Ara hendak mengangkat tangannya namun sadar tangannya masih digenggam oleh Dean, melihat itu Dean mau tidak mau harus melepaskan gengamannya.

Setelah berjabat tangan dengan Bayu, Ara kemudian menyembunyikan tangannya di belakangnya, ia takut Dean akan kembali menggenggamnya, ia ingin kembali ke dapur menemui Bi Wati.

Kedatangan Bayu ternyata membuat fokus Dean teralihkan, saat ini mereka sedang sangat fokus mengobrol, Dean, Josh dan juga Bayu terlihat sangat tenggelam dalam obrolan mereka. Ara pun tak tinggal diam ia mengambil kesempatan itu untuk bisa kabur dari Dean, Ara berpamitan sebentar dengan Ayana yang diiyakan oleh mertuanya itu, Ara pun berlalu dari sana.

***

“tanda tangani ini!” Ara tercengang. Mamanya secara tiba-tiba menyodorkan sebuah dokumen di hadapannya.

“apa ini?” tanya Ara sembari mengambil dokumen tersebut dan membaca isinya. Kening Ara mengkerut. Ia kemudian memastikannya lagi, bisa jadi ia salah membaca.

“warisan?” Ara bergumam, ia masih belum mengerti maksudnya.

Tadi saat ia hendak menuju ke dapur untuk menemui Bi Wati, ia bertemu Evelyn yang menyeretnya menuju kamar kedua orang tua mereka. Setelah ia masuk ternyata Papa dan Mamanya sudah ada di sana. Mereka bertiga menyudutkan Ara untuk menandatangani sebuah dokumen yang Ara tidak mengerti maksudnya bagaimana.

“kau tidak perlu banyak tanya, tugasmu hanya menandatangani dokumen itu,” ucap Evelyn mendorong bahu Ara.

“tapi apa maksudnya ini, warisan apa? Kenapa selama ini aku tidak tau kalau Ibu meninggalkan warisan itu?” Ara menatap ke arah Papanya meminta penjelasan, apa selama ini mereka menyembunyikan ini dan sekarang mereka meminta Ara untuk memberikan warisan yang tidak pernah Ara ketahui keberadaannya itu kepada mereka.

“kau hanya perlu menandatanganinya Diara, Papa tidak punya waktu menjelaskan sesuatu yang tidak penting, jika kau sangat ingin penjelasan tanyakan kepada Ibumu di kuburannya.”

“dimana? Dimana kuburan Ibuku?” tanya Ara dengan air mata yang sudah menetes.

“akan saya beritahu jika kamu menandatangani dokumen itu.” Seru Sabrinya yang sedari tadi diam.

Ara terlihat berfikir sebentar, apa gunanya warisan itu untuknya, selama ini hidupnya baik-baik saja tanpa warisan itu, tak akan ada yang berubah menjadi baik dalam hidupnya jika ia mempertahankan warisan itu, yang ada hal itu malah memperburuk hubungannya dengan keluarganya.

“baiklah,” ucap Ara singkat. Ia lalu berjalan ke arah meja di hadapan Papanya yang sedang duduk di sofa. Evelyn mengulurkan bolpoin.

“dimana aku harus tanda tangan?” tanya Ara, kemudian Evelyn menunjuk mengarahkan tangan Ara. Ara membuka penutup bolpoin, hanya sebuah tanda tangan, ia akan baik-baik saja.

Brakk

Pintu dibuka dengan kasar dari luar, Rio masuk dengan wajah yang terlihat murka, ia kemudian meraih kertas di hadapan Ara lalu merobeknya.

“apa kau bodoh?” ucap Rio dengan marah, Ara terlihat terkejut.

“mengapa kau ingin memberi makan keserakahan mereka? Apa tidak cukup selama ini kau dibodohi oleh mereka?” cecar Rio, ia hanya tidak menyangka kedua orang tuanya tega melakukan hal itu pada Ara.

Ara hanya menangis, ia hanya ingin mereka semua baik-baik saja, ia tidak merasa keberatan sama sekali memberikan warisan itu.

Kekacauan yang terjadi itu disaksikan oleh seseorang yang sejak tadi berdiri di depan pintu sambil mengepalkan tangannya menahan amarah.

***

1
Fie Lian
Luar biasa
Komalayani Putri Rangkuti
seharus nama pemeran dlm alur crita di perhatikan kak...sebelum di share....bisr g bingung bc ne....hhh
jen
hadewwwhhh pretttt
Li ye (bewel)
sempurnaaa
jen
awal" berasa polos bgt gag mau terkkang sm perempuan. berasa anti perempuan. ternyata ohhhhhh.....
Anonymous
ok
jen
helwh katanya cm Ara... pembohong
jen
iyaaa begitu beruntung nya wanita yg mendapat kan cinta tulus dr seorang laki".
diratukan,
jen
ngapain msh mauuuu sm laki" kayak gtu sih
jen
gag jelas bgt sih... mau aja dibohongin... bekas bnyak cwe
jen
dih pembohong sok polos ga punya wanita
jen
pembohong dean. sok lugu
jen
pembohong... katanya yg pertama ara
Meta hernawati
katanya pintar ara ksn keeja berarti punya uang dong jd cari kontrakan tinggal kan laki laki laki seperti itu...
jen
knp harus bertahan... pergi lebih baik. menyebalkan
jen
orang dah disakitin msh bertahan. apalagi dia ucap dgn kasar anak haram kan.... gag ada maaf lah
Hernawati Wati
lanjut
Helen Nirawan
oon , asal jgn cerai , lu msh betah idup ma laki sarap model gt ? di sekolah in bkn pinter malah makin oon , tobat gw ,
Helen Nirawan
kyk ntn sinetron , bikin emosi
Helen Nirawan
jgn diem.aj nyahut donk py mulut gk bs jwb , jwb , lawan berontak , jgn tau ny pasrah , mewek , cengeng , ish plg benci ama cewe cengeng , greget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!