Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rengekan si brondong
"Kemana aja????" Al Jovano bukanya salam saat begitu melihat panggilan ke 30 nya di angkat oleh Zia.
"Walaikumsalam." Ucap Zea sembari mengelap peluh di wajahnya.
"Ya maaf, assalamualaikum! " Kata Al Jovano kesal, hari ini hari liburnya hari yang paling dia tunggu karena bisa melakukan panggilan dengan bebas dan lama tanpa tugas di kampus dan pekerjaannya.
"Ckkk Zee, please lah handphone kamu tu bukan pajangan. Hari libur susah di hubungin kamu ngapain sih???" Cerocos pemuda yang membuat Zea mengelus dada, status mereka tidak jelas namun sikap over protektif Al Jovano padanya udah melebihi orang tuanya.
"Aku lagi ama sanja, kenapa sih bawel banget. Besok aku mau tanding jadi lagi banyak latian." Jawab Zea kemudian minum air putih karena hausnya.
"Ya tapi kabari dong. Aku kan khawatir." Cerocos Al Jovano lagi.
"Ya Ampun. Al, khawatir kenapa??" Tanya Zea sambil bersandar di kursi dan meluruskan kakinya.
"Takut kamu lagi jalan sama cowok lain... ini kan hari minggu." Jawab Al Jovano cemberut.
"Kagak. Tuh, lihat Sanja sama aku, hari mingguku sama dia. Cowok tu banyak pada mandiin kuda." Ucap Zea sambil mengarahkan kamera pada groom yang sedang merawat kuda-kuda Zea.
Al Jovano tersenyum masam, lalu meminta Zea mengembalikan fokus kameranya pada Zea, "Ckkk Udah percaya. Kangen kamu tau. fokusin kameranya ke muka kamu." Ucap Al Jovano.
Zea kembalilan kameranya pada wajahnya, Zea tersenyum jujur cerewetnya Al Jovano kadang membuat dirinya menunggu, sejujurnya sebelum berlatih tadi dirinya menunggu panggilan Al Jovano, namun karena malu dan tak mau memulai duluan dirinya memilih untuk berlatih kuda untuk lomba esok hari.
"Kapan Lombanya??? " Tanya Al Jovano.
"Besok." Jawab Zia.
"Ckkk coba aku di sana, pengen lihat." Ucap Al Jovano.
"Doain aja. Besok banyak yang tanding se-Indonesia." Kata Zia.
"Semoga juara ya. Kalau dapet juara nikah sama aku ya?" Kata Al Jovano nyengir.
"Ish, nikah mulu. Kuliah yang bener."Tegur Zea pada brondongnya.
"Eh udah dulu ya, ada tamu tuh, teman aku yang mau ikut latian bareng. " Kata Zea.
"Cewek apa cowok?" Tanya Al Jovano lalu Zea menjawab dengan mengarahkan pada tamu yang di maksud.
"Zeee kenapa laki-laki? "
Tuttttt
Zea menutup panggilan karena teriakan Al Jovano, Zea yakin Al Jovano akan mengirimi banyak pesan padanya setelah mengetahui tamunya laki-laki dan lumayan tampan di mata perempuan.
***
Di atas kuda Zea melompat dengan indah dan terampilnya, di belakang Zea menyusul Abyan teman atlit berkuda yang baru-baru ini sering berlatih di stable nya.
Abyan sering meminta Zea untuk mengajarinya trik melompat dan nafas yang baik saat berkuda, menutut Abyan Zea sangat lihai dan pandai bermain bersama kuda-kudanya.
Selesai berlatih Zea mengajak kudanya masuk ke kandang, tak lupa wanita itu memberikan rumput dan minum untuk kuda kesayangannya.
Di belakang Abyan menatap Zea penuh memuja, laki-laki yang sudah bekerja di perusahaan sebagai menejer itu sering meluangkan waktu berkuda, siapa sangka saat memutuskan pindah ke stable ini justru bertemu dengan wanita berjilbab yang sangat cantik dan multitalenta.
Sejak saat itu, Abyan tak bisa mengalihkan pandanganya pada Wanita itu, setiap hari libur terasa berarti dengan datang dan berlatih bersama.
"Zea." Panggil Abyan sambil menatap tubuh yang terlihat lelah di hadapannya.
"Ya, kenapa?? " Zea menoleh sambil mengusap peluhnya sehingga nampak menawan di mata Abyan.
"Yang telfon tadi siapa kamu??? Kayaknya kalian akrab sekali." TanyaAbyan penasaran.
"Owh, itu adik dari saudara iparku. Al namanya." Jawab Zea.
"Kalian nampak dekat sekali, aku pikir pacar kamu." Kata Abyan.
"Aku tak minat pacaran." Jawab Zea lalu melepas sepatu berkudanya.
Abyan tersenyum sambil menatap Zea, dalam hati dirinya bersyukur gadis pujaannya belum punya pacar.
"Kalau menikah?" Tanya Abyan masih terus menatap Zea yang sibuk melepas sepatunya.
"Apa lagi menikah. Aku tak berminat sama sekali." Jawab Zea mantap.
Abyan mengerutkan keningnya, wanita berjilbab seperti ini mengapa tak berminat untuk menikah, apakah gerangan yang membuat Zea tak mau pikirnya.
"Kenapa kamu tak ingin menikah?" Tanya Abyan pada akhirnya.
"Sepertinya kita tidak terlalu dekat untuk membahas mengenai diriku ya. Maaf aku bersih-bersih dulu, jika butuh apa-apa kamu bisa hubungi Mang Ibenk dia ketua groomnya." Ucap Zea tak nyaman dengan arah obrolan Abyan, jujur satu-satunya laki-laki yang nyaman di ajak bicara hanya Al Jovano menurutnya, meski anak itu sering membuat dirinya kesal tapi hanya pada brondong itu dirinya nyaman berbicara.
"Ah. Maaf jika aku banyak bertanya. " Abyan cukup kecewa dengan sikap Zea yang menutup diri, Abyan pikir Zea wanita yang mudah menerima laki-laki karena semua pekerja di stable ini nyaris semua laki-laki, kecuali di bagian official.
Zea berlalu tanpa menjawab permohonan maaf Abyan, Zea tak ingin laki-laki terlalu dekat dengan dirinya, memberi ruang sama saja memberi kesempatan mereka untuk semakin dekat.
Abyan bangkit dari duduknya dan menemui karyawan yang sedang memandikan kuda, ternyata dia adalah Mang Ibenk ketua groom nya.
"Mang Ibenk. Udah lama kerja di sini?? " Tanya Abyan.
"Lumayan sejak Stable ini masih kecil dan hanya punya beberapa kuda Mas." Jawab Mang Ibenk.
"Wah, berarti udah kenal Zea sejak dulu ya. " Kata Abyan.
"Mang Ibenk tau gak Zea udah punya pacar atau calon belum?? " Tanya Abyan pura-pura tak tau.
"Mbak Zea mah orangnya seperlunya kalau sama kita-kita mah. Kita juga kerja ya kerja aja gak mau kepo." Jawab Mang Ibenk sambil menyisir rambut kuda itu agar mudah di kepang.
"Masa gak keliatan gitu deketnya sama siapa gitu Mang.? " Abyan masih penasaran.
"Mbak Zea dulu sering kesini sama anak cowok sih masih SMA tapi denger-denger sekarang udah kuliah di Korea." Jawab Mang Ibenk.
Abyan mengangguk, tapi ada tanda tanya di benaknya, jika masih kuliah berarti masih di bawah usianya dong, pikirnya.
"Mas Abyan suka ya sama Mbak Zea??? " Tanya Mang Ibenk sambil tersenyum.
"Emang Mas Abyan belum punya pacar atau istri gitu?? " Tanya Mang Ibenk malah balik penasaran.
"Belum Mang. Belum laku. " Jawab Abyan malu-malu.
"Hahaha kalah sama saya yang tampang pas-pasan begini istrinya udah dua." Tawa Mang Ibenk mengejek Abyan.
"Astagaa. Dua??? yang bener Mang??? " Tanya Abyan tak percaya.
"Hahaha becanda Mas, satu aja gak habis mau dua." Jawab Mang Ibenk lalu membawa kudanya ke kandang, meninggalkan Abyan yang menatap Zia keluar dari ruangannya dengan gamis dan hijabnya.
"Masya Allah. Cantiknya. " Puji Abyan terpesona pada Zea yang nampak berbeda setelah berganti busana.
***
Habis baca jangan lupa Subscribe dulu ya... 🤗
Alhamdulillah bisa up lagi...
Yuk jangan lupa like, komen dan dukungannya ya... 🙏🙏😍😍
semoga alka memang kk nya Al jadi dia msh punya kluarga