Antie Nicole adalah jomblo sedari lahir yang berusia 27 tahun. Kesehariannya adalah berlatih karena dia adalah seorang atlet wingchun.
Ketika dia sedang melakukan hobinya yakni panjat tebing, Antie terjatuh dan dia bangun sebagai Estrella De Agler. Seorang wanita berusia 20 tahun yang sudah menikah.
" Waah, aku sudah bersuami, tapi dimana ini?"
Bagaimana Antie menjalani hidupnya sebagai seorang Estrella De Agler yang merupakan istri dari seorang tyrant kejam?
Apakah di bisa tetap hidup dengan baik di dunia yang sama sekali tidak ia kenal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VWTH 15: Peringatan Ella
Lembar demi lembar Ella membaca buku harian milik Estrella. Ia terhanyut dan sesekali menitikkan air matanya, semua itu sungguh menyesakkan dada. Terlebih di beberapa halaman yang membuat hati Ella menjadi teriris dengan kata-kata yang dituangkan dalam tulisan.
Hari ini adalah hari upacara debutante ku. Acara kedewasaan yang aku nantikan. Ya, walaupun telat. Jika biasanya para gadis akan menjalani upacara kedewasaan diusia 18 tahun, tapi umurku sudah mencapai 20 tahun. Tapi setidaknya aku bisa melakukan itu. Aku tahu ayah dan kakak membenci ku. Katanya aku adalah penyebab ibu meninggal.
Ya, sekarang aku sudah dewasa. Aku bisa pergi dari rumah dan mencari kebahagiaan ku sendiri. Aku sudah cukup lelah sebenarnya di rumah ini. Ayah sama sekali tidak pernah menganggap keberadaan ku. Dan kakak, dia juga sama saja. Bahkan setiap ada acara, aku Tidka pernah diajak dan juga tidak boleh keluar dari kamar. Tidak apa-apa sih, hanya saja aku sudah lelah. Ayah selalu bilang padaku bahwa aku seharusnya tidak ada di dunia ini. Tapi aku juga bukannya ingin. Siapa juga yang ingin dilahirkan jika hanya untuk diabaikan.
Hiks ... Hiks .. hiks ...
****
Ayah sungguh jahat. Bagaimana bisa ayah menikahkan ku dengan pria yang tidak aku kenal sebelumnya. Duke Dexter, pria itu kan seorang tyrant kejam. Ku dengar, dia tidak segan membunuh orang jika dia tidak menyukainya. Apa aku dikirim untuk mati. Apa Ayah sungguh sangat membenciku sehingga aku diberikan kepada pria kejam itu.
Katanya semua ini adalah perintah Ratu, tapi mengapa harus aku. Aku baru saja membayangkan sebuah kebahagiaan dan kebebasan. Tapi sepertinya aku sama sekali tidak bisa. Bagaimana ini, apakah aku harus kabur? Tapi kemana? Kemana aku harus pergi. Ya Dewa, aku takut. Tolong aku, jika bisa lebih baik aku menghilang dari dunia ini. Aku sangat takut. Bagaimana kalau aku di siksa nanti, bagaimana kalau aku tiba-tiba di bunuh oleh pria kejam itu. Dia kan tyrant, pembunuh keji yang melumuri pedangnya degan darah manusia. Ya, sebaiknya begitu saja. Aku akan pura-pura tidak ada. Itu mungkin akan membuatku hidup aman.
****
Ella mengusap wajahnya kasar. Semua isi buku harian itu adalah tentang bagaimana perasaan Estrella yang Tidka pernah diungkapkan oleh siapapun. Dari buku harian itu, Ella mendapatkan banyak informasi. Salah satunya ia tahu bahwa fakta sebenarnya Estrella tidak disayangi sama sekali. Bahkan dia mengurus hidupnya sendiri tanpa adanya pelayan yang melayani. Sungguh amat sangat kasihan.
" Dexter, mengapa rumor di masyarakat dia sangat menakutkan sehingga Estrella benar-benar takut kepadanya. Padahal setahuku dia orang yang baik dan hangat. Apakah rumor ini juga disebarkan oleh Ratu? Aku juga harus mencari tahu ini. Kesalahpahaman Estrella tentang Dexter menjadikan gadis itu putus asa dalam hidupnya. Andai saja Estrella mau sedikit terbuka kepada Dexter dan Dexter juga mau merangkul Estrella mungkin aku tidak akan berada di sini."
Ella memutuskan untuk segera kembali ke kastel. Ia membawa buku itu bersamanya dan berniat untuk memperlihatkan kepada Dexter. Ia juga ingin menanyakan banyak hal kepada Dexter. Salah satunya tentang julukan tyrant yang tersemat padanya.
" Yang Mulia Duchess, apakah sudah mau kembali?"
" Hmmm ya, Tuan Luz tolong panggilkan kereta kudanya."
Luz langsung berjalan cepat menuju keluar kastel Count Osmund untuk memanggil kereta kuda. Sedangkan Ella, dia diberitahu oleh salah satu pelayang bahwa makan siangnya sudah siap. Namun, Ella tidak ada keinginan untuk makan di sana. Terlebih ia tahu bahwa Estrella yang asli Tidka pernah mendapatkan hal seperti itu. Ella sangat marah, rasanya ia ingin menghancurkan isi Kastel bersama orang-orangnya. Mungkin para pelayan itu diperintahkan seperti itu oleh Count, tapi masa iya tidak ada satu pun yang peduli terhadap gadis kecil yang hidup di rumah ini?
" Aku tidak jadi makan siang. Aku lupa bahwa aku punya jadwal makan bersama bersama suamiku. Jadi, panggilkan saja ayah dan kakak, dan minta mereka berdua makan bersama. Kalau tidak, kalian saja yang makan."
" Ta-tapi Yang Mulia, ini ... "
" Cukup Ella, jangan membuat orang kesusahan dengan sikap mu yang nagkuh itu."
Doeeeeeng
Ella langsung melihat ke sumber suara. Seorang pria dengan warna rambut yang sama dengannya, hanya saja warna bola matanya yang berbeda. Setelah ia ingat-ingat, pria ini lebih mirip Count Clovis sehingga Ella menyimpulkan bahwa dia adalah putra sulung di kediaman ini sekaligus kakak Ella.
" Aah Tuan Count Muda Meyer Osmund, selamat siang."
" Huh, sudah tahu cara memberi salam yang benar ya. Duduklah dan makan, mereka sudah berusaha payah untuk menyiapkannya."
Sreek
Meyer menarik kursi dan duduk di sana. Ia juga memerintahkan pelayan untuk mulai melayani makan. Namun sedetik kemudian Meyer mengangkat tangannya tanda pelayan harus berhenti. Itu dia lakukan karena Ella hanya berdiri saja dan tidak duduk. Meyer mengerutkan alisnya, ia tidak mengerti mengapa Ella bersikap begitu. Dulu, apapun yang ia katakan Ella akan menuruti dengan wajah yang takut. Tapi kali ini Tidka, wajah yang datar dan penuh dengan marah itu jelas bisa dirasakan olehnya.
" Apa kau sungguh tidak akan duduk dan makan."
" Maaf Tuan Count muda, seperti yang aku katakan bahwa aku harus segera pulang. Suamiku sudah menunggu. Dia tidak bisa makan jika tidak ada aku."
Tak berselang lama Luz datang mengabarkan bahwa kereta kuda sudah siap. Ella pun mengangguk paham. Ia langsung melenggang pergi dari raung makan tanpa berkata apapun lagi. Tapi sepertinya Mayer merasa tidak terima dengan sikap dari Ella yang baginya sungguh angkuh dan sombong.
" Hei, kau ini menjadi sok begini ya. Mentang-mentang menjadi seorang Duchess, kau jadi bersikap seenaknya. Apa bagusnya menikah dengan pria yang kejam. Seorang tyrant yang tahunya hanya membunuh saja, aku yakin tak lama lagi kau akan dibuang."
Srett
Keeeeeuuuuk
Ella membalikkan tubuhnya, lalu mengulurkan tangannya tepat di leher Meyer. Dengan sedikit penekannya, Ella mencekik leher 'kakak' lelakinya itu. Semua pelayan dan ksatria kediaman Count langsung panik dan mereka sudah mau mencabut pedang. Tapi Luz lebih cepat ia lebih dulu mengacungkan pedang kepada mereka. Degan tatapan mata yang tajam, mengisyaratkan bahwa siapapun yang berani bergerak maka akan mati di saat itu juga.
" Kau, berani-beraninya bicara sembarang mengenai seorang Duke, apa kau sudah tidak sayang nyawamu hah! Aku peringatkan untuk yang pertama dan yang terakhir, jika mulutmu masih tidak bisa dijaga, lain kali aku bukan hanya sekedar mencekikmu, tapi akan ku buat lehermu terputus dari tubuhmu."
Uhuk ... Uhuk ...
" Tuan muda! Anda tidak apa-apa?"
Meyer menatap nanar ke arah Ella yang pergi melenggang keluar. Ia sungguh terkejut ketika mendapati kekuatan tangan Ella yang luar biasa saat menekan lehernya. Jika tidak berhenti, bisa saja ia akan mati tercekik oleh wanita itu.
" Dia berubah, dia bukan Ella yang aku kenal. Dia bukanlah adikku yang lugu dan penakut. Bagaimana bisa, bagaimana bisa dia menjadi seperti itu?"
TBC