Ellina damara, gadis berusia 18 tahun yang di adopsi keluarga damarta.
Awalnya kehidupannya baik baik saja sebelum kedatangan sahabat sekaligus calon istri kakak sulungnya. Yang mengakibatkan dirinya di benci oleh sang kakak karena di tuduh berbuat jahat pada calon istrinya.
Hingga sebuah tragedi terjadi. Mereka tidur bersama hingga mengakibatkan ellina hamil. Namun sayangnya Arion sang kakak tak ingin bertanggung jawab. Dan memaksa menyuruh ellina menggugurkan kandungannya.
Dengan sakit hati ellina memilih pergi dari kehidupan Arion seta keluarganya. Melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri.
Hingga beberapa tahun mereka bertemu kembali. Dengan ellina yang telah berubah bersama sang putra tampan.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 30
Hari ini Fitri membawa ellina ke klinik dokter Hasna karena tadi ellina mengalami kontraksi. Sebenarnya sudah dua hari kemarin ellina merasakan kontraksi namun bidan Hasna bilang jika itu kontraksi palsu. Dan puncaknya adalah hari ini, ellina merasa perutnya lebih sakit di banding kemarin kemarin.
Diluar Fitri menunggu dengan perasaan harap harap cemas layaknya seorang kakak yang menunggu adiknya yang sedang berjuang melahirkan buah cintanya ke dunia. Tangannya saling bertaut dengan cemas. Ia terus meracau berdoa untuk persalinan yang sedang ellina lakukan.
_ya tuhan. Lindungilah Ratih ya tuhan. Selamatkan ratih beserta anaknya. Semoga dia lancar melahirkan_
Di sampingnya bu warni. Pemilik kost yang dia dan Ratih tinggali ikut merasa khawatir. Wanita paruh baya itu ikut menemani ellina yang sedang melahirkan. Seperti seorang ibu yang sedang menunggu anaknya berjuang antara hidup dan mati melahirkan anaknya ke dunia.
Ellina memang dekat dengan Bu warni pemilik kost. Itu karena ellina selalu membantunya bercocok tanam setiap sore ketika sif kerjanya sudah selesai. Ellina yang memang mudah bosan memutuskan membantu Bu warni menanam sayuran di kebun dekat rumahnya. Dekat pula dengan kostnya.
Terkadang saat pulang ellina membawa banyak sayuran pemberian Bu warni. Itu dapat menghemat uang belanjanya agar tidak terlalu membeli banyak sayuran.
Tak lama terdengar suara tangisan bayi yang begitu menguar dari dalam ruangan. Sontak Fitri bersama Bu warni mengucapkan syukur secara bersamaan. Keduanya mendekat pada pintu ruangan itu menunggu bidan keluar.
"Bagaimana keadaan Ratih dok?" Tanya Fitri saat bidan Hasna sudah keluar.
Bidan Hasna tersenyum simpul. "Alhamdulilah, nak ratih beserta anaknya selamat". Beritahunya.
"Boleh kami melihatnya ke dalam?" Kini giliran Bu warni bertanya.
" Silahkan. Tetapi harap tenang jangan berisik". Pesan bidan Hasna.
Fitri dan Bu warni mengangguk secara bersamaan. Keduanya masuk ke dalam ruangan yang di mana disana ellina sedang menyusui bayi kecilnya.
"Ratih" panggil Fitri pelan. Tak mau membangunkan bayi kecil yang sedang menyusu itu.
Ellina yang sedang menatap wajah putranya mendongak kala mendengar nama samaran nya di panggil. Dia tersenyum saat melihat Fitri serta Bu warni tersenyum padanya.
"Selamat rat. Kamu udah melahirkan putra kamu ke dunia" ujar Bu warni. Tersenyum haru melihat ellina yang bahagia berhasil membawa bayi nya ke dunia ini.
" Dia tidur?" Tanya Fitri menunjuk bayi mungil itu.
Keduanya begitu terharu bahagia menyaksikan ellina. Bahkan air mata mereka sampai jatuh karena ikut bahagia.
" Iyah. Dia tidur". Jawab ellina.
Kembali menunduk, menatap wajah putranya yang tertidur sembari menyusu. Ada rasa sesak yang membubuhi dadanya. Melihat wajah putranya yang begitu kentara mirip sekali dengan Arion. Dari mulai mata hidung hingga bibir. Hanya rambutnya saja yang memiliki warna yang sama seperti dirinya.
_kenapa kamu gak mirip bunda aja sayang. Kenapa harus mirip ayah kamu?_
" Mau kasih dia nama apa rat?" Tanya Bu warni memperhatikan bintang yang terus tersenyum. Tangan gadis yang baru saja menjadi seorang ibu itu mengelus pelan pipi lembur nan kenyal bayi yang belum di berikan nama itu.
Ellina terdiam sebentar. Masih menatap putranya yang lelap tertidur. Bayi merah itu merasa nyaman sekali di pelukan bundanya.
"Dami, namanya Damian". Putus ellina.
Dia akan menyematkan nama damarta di belakang nama putranya untuk mengenang keluarga yang sudah menampungnya dengan kasih sayang. Dia tak memiliki niat untuk kembali lagi pada mereka. Bukan dia tak tahu terima kasih tetapi karena dia takut jika Arion akan tahu jika dia tak menggugurkan kandungannya Arion pasti akan membunuhnya bersama sang putra. Mengingat dulu ancaman Arion tidak main main.
Fitri dan Bu warni mengangguk. Setuju dengan nama yang ellina berikan.