Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Menjelang maghrib pergi ke masjid bersama teman² di lorong kampung.
"Reni ayo ke masjid", panggil kak Tati bersama teman² yang lain, ada Agus, Opik, kak Didit, kak Ulfa, dan Riani.
"Eh kenapa kamu panggil Reni, dia tadi siang habis jatuh di pegunungan sana sebelum ke pak Yanto", ucap kak Ulfa seraya menjelaskan.
"Lah kok bisa? Naik apa? Sama siapa?" cecar kak Tati yang lain juga penasaran.
"Sama saya, tadi saya mau ke Pak Yanto pergi les Matematika terus dia ikut, kami naik sepeda sendiri² terus pas ditikungan jatuh deh, gitu!" menjelaskan seraya mempraktekkan saat Reni jatuh.
"Kasihan, tapi dia luka² gak kak?" tanya Agus.
"Lecet dikit kayaknya deh, tidak jelas juga karena aku bingung harus gimana tadi, untung ada bi Devi yang Bali itu nolongin".
"Bi Devi Kadek itu kah?" penasaran Opik.
"Iya itu yang rumahnya digunung situ".
"Lah itu yang dicerita nongol juga, kamu baik² saja Ren?" tanya kak Didit perhatian.
"Aku baik kak, ini lukanya disini", menunjuk dan memperlihatkan luka dagunya yang lecet tidak parah.
"Ya sudah ayo berangkat nanti keburu iqamat" ajak Opik dengan melangkahkan kakinya menuju masjid bersama teman²nya.
***
Setelah menunaikan ibadah shalat maghrib berjamaah waktunya mengaji atau membaca al-Qur'an.
"Eh ngapain laki² kesini?" tanya Reni.
"Aku mau mengaji sama² dengan kalian", jawab Agus.
"Lah sana², laki² sama laki² begitu jug perempuan sama perempuan" usir kak Ulfa.
Ulfa dan Agus masih sepupu satu kali, bapaknya Ulfa kakaknya mamanya Agus.
"Biar ngaji bareng yang penting serius" tetiba datang ustadz Anwar mendekat. "Sini mengaji sama², gantian ya?".
"Siap ustadz" ucap Ulfa semangat.
"Kak Ulfa semangat amat, suka ya sama ustadz Anwar?" bisik Reni kepada kak Tati.
"Gak tau aku, hehehe".
"Kamu sudah sampai mana?" tanya kak Tati.
"Juz Amma aku kak, kakak iya?".
"Sama aku juga, kamu sudah hafal sampai mana?"
"Baru sampai Ad-Dhuha kak".
"Bagus, bagus juga cara ngajimu, biasa ku dengar guru² di sekolah cerita kalau ngajimu bagus". Jawab Kak Tati dengan wajah murung.
"Alhamdulillah kalau bagus ngajiku, kak Tati juga bagus kok ngajinya".
"Kamu jangan muji yang tidak sesuai bikin sedih".
"Kita harus rajin ngaji kak supaya lancar kalau rajin kan jadi bagus ngajinya".
"Sibuk saya kalau di rumah bantu mama".
"Iya juga sih kak".
***
"Bismillah ar Rahman ar Rahim" (Q.S. Ad Dhuha)
Selesai mengaji waktunya shalat isya dan pulang.
*
"Assalamu'alaikum bu," salam Reni hendak memasuki rumah, disambut ibunya.
"Waalaikumsalam Ren, kenapa Nay tidak diajak ngaji di masjid kak?" tanya Ibu Wati.
"Tadi dia sibuk kerja PR bu jadi ku tinggali".
"Dia tadi nyariin kamu, kalau kemana² ajak adikmu kak apalagi kalau ke Masjid".
"Iya bu, aku ke kamar dulu".
"Iya baru lanjut makan".
"Ok bu".
****
"Kerja PR deh sebelum tidur" gumam Reni pelan.
Kerja tugas "Akhirnya selesai juga, waktunya tidur, hoam," menuju kasur seraya menguap.
****
Paginya berangkat sekolah seperti biasa, hari ini membawa donat.
"Siapa yang belum tugasnya?" Ucap guru matematika pak Affan.
"Saya pak", ucap Agus sambil mengangkat tangan kanannya.
"Masih ada yang belum selain Agus?"
"Hairil juga belum pak" ucap Agus.
"Yang belum selesai tugasnya silahkan ke lapangan hormat bendera, sampai jam pelajaran matematika selesai". Mereka yang belum kerja tugas rumah melangkah gontai meninggalkan kelas menuju ke lapangan.
"Ternyata belum jera juga anak², dikasih tugas harusnya dikerjakan tetap saja diabaikan," gumamnya sambil melangkahkan kaki menuju lapangan untuk memantau siswa yanh dihukum.
"Didit kamu tidak masuk kelas?"
"Saya sari toilet pak, ada apa ya pak?"
"Kamu belajar apa?"
"Belajar bahas Arab pak, ada bu Nuri di dalam kelas pak".
"Oh ya sudah sana masuk lagi".
"Baik pak", jawab kak Didit meninggalkan pak Affan di lapangan memantau siswa yang dihukum.
***
"Kalian hormat bendera, nanti kalau sudah selesai jam pelajaran matematika baru kalian boleh ikuti pelajaran selanjutnya".
"Iya pak," jawab mereka serempak. Ada empat orang yang tidak kerja tugas rumah yaitu Hairil, Agus, Doni, dan Dion.
Pak Affan kembali ke dalam kelas, saat ditangga bertemu bu Harti.
"Bu ada jam mengajar sekarang?"
"Tidak ada pak Affan, ada apa ya?" jawabnya dengan senyum sangat ramah.
" Boleh minta tolong bu, awasi anak² di lapangan karena tidak mengerjakan tugas rumah, saya mau masuk mengajar lagi".
"Oh beres pak, siap laksanakan". Senyumnya sangat ramah karena bu Harti suka dengan pak Affan guru matematika yang tidak pernah pacaran.
"Huh pak Affan bikin jantung deg deg an", gumam bu Harti seraya menuju lapangan.
***
Dalam kelas pak Affan melanjutkan mengajar Matematika.
"Pak kenapa pelajaran matematika sangat sulit?" tanya salah satu siswa penasaran.
"Sebenarnya tidak ada yang sulit asalkan kalian mau belajar".
"Begitu ya pak? Karena sulitnya matematika membuat kami malas belajar pak!". Yah dia adalah Yosika yang termasuk paling pintar matematika tapi ternyata merasakan kesulitan.
"Sudah kita lanjut materinya".
Hening, semua tenang memperhatikan dengan pikiran masing².
Teng teng teng
Bel telah berbunyi waktunya ganti mata pelajaran lain, semangat!
"Yeee", sorak siswa² karena berakhirnya pelajaran matematika".
"Sssttt baiklah, kita akhiri pelajaran kita pagi ini, rajin belajar biar pintar, Assalamu'alaikum wr wb".
"Waalaikumsalam wr wb, tegang kalau belajar matematika". Ucap Yosika seraya membereskan buku pelajarannya.
"Pergi beli air minum yuk, es lilin saja di bu Nuri", sambungnya kepana Reni.
"Ya udah yuk aku juga haus".
"Huh belajar matematika asyik tapi gurunya galak kayak pak Affan jadi tegang susah mau terima materi ke otak". Hahahaha ketawa mereka sambil berjalan ke kantor.
"Sssttt kalian bergosip terang²an, ketahuan guru baru tau rasa", tegur kak Ulfa.
"Ups keceplosan kak", jawab Yosika seraya kewata cekikikan.
"Kamu yang anak pintar saja begitu, bagaimana dengan yang lain untuk belajar matematika?" Kak Ulfa geleng² kepala meninggalkan adik kelasnya yang berjalan sambil bercerita itu.
***
Tiba di kantor, "Loh kalian sudah pada istirahat tah?" tanya bu Nuri.
"Belum bu, kami haus mau beli es dulu, nanti kami masuk lagi pelajaran bahasa Arab. Kita masuk mengajar bu." ucap Yosika.
"Ya sudah sini dan segera kembali ke kelas kita masuk hafalan". dengan santainya menyuruh hafalan padahal baru juga tenang setelah belajar matematika.
Selesai dengan es lilin mereka menuju kelas untuk melanjutkan pelajaran bahasa Arab.
"Hafalan² harus di setor hari ini", ujar Reni langsung duduk di bangkunya untuk mengambil buku dalam tasnya.
"Wah iya yaaa", gumam Agus.
"Hanya demi hafalan ini pagi² dah kena hukum karena lupa kerja PR Matematika," hahaha menjawab sambil ketawa, memang belum mampu bagi waktu belajar karena lebih fokus main.
"Siap² yang belum hafal kena omel dan hukuman," lanjutnya.
"Ayo perlancar hafalannya", ingat Reni supaya temannya semangat.
"Kayfa Haluka ya ukhty? Ana Alhamdulillah"... Bla bla bla," gumam Reni seraya memperlancar hafalannya dibarengi teman lainnya.
"Assalamu'alaikum anak², sudah hafal semua yang ibu suruh minggu lalu?"
"Waalaikumsalam. Insya Allah bu". Kompak siswa kelas 5 tersebut.
"Alhamdulillah, silahkan maju satu satu untuk setor hafalannya".
Singkat cerita semua lancar, aman, dan damai. Waktunya pulang cus...
***
Happy reading♡♡♡
Mampir dikarya keduaku readers, judulnya "Ketemu Jodoh Siswa Ibu Kos" ☆☆☆