cerita ini masih bersetting di Dunia Globus di sebuah benua besar yang bernama Fangkea .
Menceritakan tentang seorang anak manusia , dimana kedua orang tua nya di bunuh secara sadis dan kejam serta licik oleh sekelompok pendekar kultivator .
Trauma masa kecil , terbawa hingga usia remaja , yang membuahkan sebuah dendam kesumat .
Dalam pelarian nya , dia terpisah dari sang kakak sebagai pelindung satu satu nya .
Bagai manakah dia menapaki jalan nya dalam hidup sebatang kara dengan usia yang masih sangat belia .
Bisakah dia mengungkap motif pembunuhan kedua orang tua nya , serta mampu kah dia membalas dendam ? .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Dua Saudara.
Lama Cin Hai berdiri menatap kearah pondok yang tadi masih ada, kini ternyata berubah menjadi sebatang pohon Ara besar.
Banyak yang ada pada sang suhu yang tidak dia mengerti, jasad kering kerontang itu, tubuh bercahaya yang mirip seorang pemuda itu, lalu pondok sang Suhu ternyata cuma sebatang pohon Ara besar.
lalu kemana lenyap nya energi qi murni yang di berikan sang suhu tadi, kenapa sekarang dia tidak merasakan ada gejolak apapun di dalam tubuh nya, yang seharus nya sekarang dia sudah menerobos ketingkat yang lebih tinggi lagi, tetapi tidak terjadi apa pun, seakan energi maha besar itu tertidur di dalam tubuh nya.
Perlahan dia bangkit, di gali nya lubang yang cukup besar untuk menguburkan jasad sang suhu.
Bagai mana pun juga, jasad kering kerontang itu adalah jasad Sin Kai Sian Suhu nya.
Laki laki tua itulah yang pertama kali dengan tulus mengakui diri nya sebagai murid, mentransfer energi qi murni untuk nya, hingga tubuh nya sendiri kering kerontang.
Meskipun jasad sang Suhu telah mati, tetapi dia tahu jika Sukma sang Suhu sudah menjelma menjadi seorang Dewa sejati.
Kali ini, meskipun dia harus menguburkan jasad suhu nya itu, tetapi tidak ada tangis dan kesedihan, yang ada adalah kebahagiaan, mendapat kenyataan jika sang suhu sudah muksa menjadi seorang Dewa.
Kenangan bersama sang suhu selama tiga tahun ini sangat berkesan di dalam hati Cin Hai.
Setelah melakukan sembahyang di atas makam sang Suhu, Cin Hai berpamitan.
"Suhu, terimakasih atas bimbingan Suhu selama ini, saya berjanji akan mengingat dan menjalankan semua petuah Suhu, saya juga ingin seperti Suhu, menjadi seorang Dewa sejati, bimbing jalan saya Suhu!, permisi l, murid mu mohon diri" ucap Cin Hai sebagai salam terakhir nya.
"Jangan khawatir nak!, kau satu satu nya murid ku, aku akan selalu menyertai perjalanan mu, meskipun aku sudah tiada lagi, tetapi energi qi murni ku itu masih ada dan hidup di dalam diri mu, energi itu sengaja ku segel di dalam Dantian mu, dan dilepaskan perlahan lahan agar tubuh mu tidak hancur berkeping keping, itulah guna nya kau ku suruh ke Utara, cari lembah Dewa Maut, dan temui seseorang disana, katakan jika kau adalah murid ku, dengan nya, kau akan mampu memaksimalkan energi qi murni yang ku berikan kepada mu itu, pergilah secepat nya nak, aku akan selalu ada untuk mu murid tersayang ku, dan ingat pesan Suhu mu ini!" tiba tiba telinga Cin Hai mendengar suara sang guru seperti berasal dari dalam telinga nya sendiri.
"Baiklah Suhu!, tee cu akan menjalankan semua perintah yang Suhu berikan!" ucap Cin Hai dengan keyakinan yang kuat.
Dengan sekali genjot, tubuh anak laki laki yang baru berusia sepuluh tahun itu melesat keatas dahan pohon, lalu melompat dari dahan ke dahan, hingga dalam waktu yang sebentar saja, dia sudah berada di pintu belakang perguruan silat Sin Houw.
Saat Cin Hai tiba di pondok, saat itu kakek Guan dan nenek Mou Ni sedang berbincang bincang berdua di teras depan pondok mereka.
"sudah selesai nak?" tanya nenek Mou Ni saat melihat Cin Hai datang.
Cin Hai duduk di samping nenek Mou Ni, "iya nek , eh nenek tahu tidak lembah Dewa Maut di Utara itu nek?" tanya nya.
Sepasang suami istri yang sudah tua itu terperanjat mendengar pertanyaan dari cucu angkat mereka itu.
"Apa? , lembah Dewa Maut?, kau jangan gila dengan mendatangi tempat aneh itu Cin Hai, memang nya ada apa sampai kau ingin tahu tentang lembah Dewa Maut itu nak?" tanya kakek Guan penasaran.
"Hm Begini kek!, nek!, ada seorang laki laki yang sangat tua sekali bergelar Sin Kai Sian yang mengatakan jika Dantian saya akan pulih menjadi Dantian manusia normal, jika saya mau menemui seseorang di lembah Dewa Maut itu kek!" ujar Cin Hai dengan terpaksa berdusta pada kedua orang tua itu.
Mendengar penuturan dari cucu nya itu, sepasang suami istri tua itu sangat terperanjat sekali.
"Apa?, .... Sin Kai Sian? , bagai mana ciri ciri nya nak?" tanya kakek Guan penasaran.
"Orang nya tinggi, kurus kering, lalu baju nya terbuat dari tambalan tambalan kek!" Cin Hai menjelaskan ciri dari Suhu nya
Lama sekali kedua orang tua itu terdiam dan saling pandang.
"Nak!, mungkin ini satu keberuntungan mu yang luar biasa nak, jika yang kau katakan itu benar, kakek Sin Kai Sian itu menghilang dari Dunia ramai ini semenjak kakek buyut ku masih kecil, beliau lah manusia satu satu nya yang sempat berjumpa dengan sosok manusia legendaris itu, itu pun saat Beliau masih kecil dan kakek Sin Kai Sian sudah kakek kakek tua, kakek tua itu pula yang memberikan satu jurus silat Sin Houw Liong Cam yang menjadi andalan perguruan silat ini nak!" ujar kakek Guan menjelaskan.
"Jadi?, kalau begitu, berarti kakek buyut nya kakek lah orang yang mendirikan perguruan ini?" tanya Cin Hai.
"Ya, kakek buyut ku lah pendiri pertama perguruan silat Sin Houw ini l, beliau tidak mempunyai anak laki laki, hanya memiliki seorang anak gadis yang menikah dengan kakek buyut nya Lau Bin Ong leluhur perguruan ini , sedangkan putri dari kakek buyut ku itu, memiliki dua orang putra dan putri, yang putra merupakan kakek dari Lau Bin Ong, sedangkan yang perempuan adalah nenek ku, itulah penyebab kenapa aku tidak bisa meninggalkan perguruan ini, karena perguruan ini di dirikan oleh leluhur ku!" ujar kakek Guan.
Kini Cin Hai mengerti, kenapa kakek Guan seperti nya sangat terikat dengan perguruan ini, ternyata beliau keturunan dari pendiri perguruan.
"Kalau kakek Sakti itu yang berkata seperti itu, berarti itu benar, bisa jadi yang dia suruh kau temui itu adalah kakak seperguruan beliau sendiri!" ujar nenek Mou Ni mengemukakan pendapat nya.
"Ya itu pasti Mou Ni, siapa lagi yang dimaksud kan kakek tua itu kalau bukan dia!" sahut kakek Guan.
"Nek!, kek!, Cin Hai tidak mengerti siapa yang kalian maksudkan itu!" ucap Cin Hai dalam ketidak mengertiannya.
"Eeh Begini nak, konon menurut cerita dari mulut ke mulut, bahwa kakek Sin Kai Sian itu memiliki seorang kakak seperguruan yang juga sangat sakti bergelar Sin Tiauw Giam Lo Ong (Rajawali sakti sang Malaikat maut), tetapi watak mereka berbeda sekali, kalau Sin Kai Sian berjiwa kasih sayang, tidak dengan kakak nya yang berjiwa brangasan, kejam, dan tidak mengenal ampun itu, siapa saja yang tidak dia sukai, akan dia bunuh dengan senang hati, tidak perduli dia pendekar, orang biasa, tua, muda, bahkan anak anak sekalipun, asal dia tidak suka, maka dengan mudah nya dia mencabut nyawa mereka, bahkan para Dewa langit pun tidak berdaya menghadapi kelakuan Sin Tiauw Giam Lo Ong ini, hingga satu ketika, seorang Dewata tua terpaksa turun tangan, memenjarakan Sin Tiauw Giam Lo Ong di sebuah lembah, siapa saja bebas keluar masuk lembah itu, cuma Sin Tiauw Giam Lo Ong yang tidak bisa keluar dari dalam lembah itu, tetapi rupanya, kegemaran Sin Tiauw Giam Lo Ong membunuhi orang orang tidak juga berhenti, hingga siapa saja yang berani memasuki lembah itu, akan menemui kematian nya, semenjak itulah, lembah itu di namakan, lembah Dewa Maut!" kakek Guan mengakhiri cerita nya.
"Ya nak, itulah cerita turun temurun yang di tuturkan oleh orang orang tua kepada anak dan cucu nya" ujar nenek Mou Ni menambahkan.
Cin Hai termenung mendengar cerita yang di tuturkan oleh kakek dan nenek angkat nya itu, rasa ada kengerian yang merasuk kedalam hati nya.
...****************...