George Abraham yang merupakan seorang Casanova kelas kakap harus menerima perjodohan dengan gadis belia demi meredam amarah sang ayah karena ulahnya yang sudah melampaui batas.
" Jika kau berani menyakiti istrimu apapun alasannya maka kau bukan berhenti menjadi pewaris tapi berhenti menjadi anakku " ucap Ayah George dengan berapi-api menunjuk Fay yang duduk disofa apartemen George setelah pernikahan rahasia mereka .
" Ayah bagaimana mungkin aku bisa menghadapi nya " frustasi George menatap gadis belia yang duduk disofa mengerjakan tugas sekolah sambil sesekali tersenyum licik menatap George yang masih di nasehati Ayah nya .
Entah apa yang dipikiran gadis belia itu tentang pria matang seperti George?
next .
yuk Baca kelanjutannya ↩️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13 double date
Di perjalanan.
Fay menurunkan kaca mobil untuk menatap suasana jalanan raya .
" Fay darimana?" tanya seorang pria bermotor menggandeng mobil mereka dari arah kiri karena berada di jalan satu arah .
" Main " jawab Fay dengan ceria melambaikan tangan pada teman sekelasnya.
" Nggak ngajak pun, nanti kalau ada waktu kita main bareng ya " ucap Pria itu yang dibalas dua jempol oleh Fay lalu mereka terdengar mengobrol akrab .
Geo menaikkan kaca mobil lalu membawa mobil dengan kencang serta mepet kearah kiri hingga pria itu tak lagi bisa menggandeng .
" Papi , orang lagi asik ngobrol juga " cemberut Fay memangku kedua tangan nya .
" kamu pikir aku supir sampai diabaikan begitu saja" ucap Geo yang merasa jauh lebih bete dari pada Fay.
" Lah kenapa Papi marah aku kan ngobrol sama teman aku " ucap Fay menatap Geo dengan heran.
" Tapi dia ngajakin kamu jalan " ucap Geo dengan wajah dinginnya.
" Terus apa salahnya jalan sama teman ?" tanya Fay balik yang membuat ekspresi wajah Geo semakin dingin tak terkendalikan.
" Terserah kamu " ucap Geo dengan kesal .
" Dih, apa sih marah-marah nggak jelas " ucap Fay duduk memunggungi Geo yang sedang menyetir itu .
" Akkkkk, Mommy " pekik Fay ketakutan saat Geo membawa mobil kencang sekali nyaris mengajak mati karena dia menyalip truk-truk besar di jalanan lebar dengan kecepatan begitu kencang .
"Papi turunin kecepatan nya" ucap Fay dengan suara keras menatap Geo yang benar-benar seperti orang gila yang tidak berpikir .
" Papi kalau mau mati nggak usah ngajak-ngajak" ucap Fay dengan emosi menggigit lengan Geo saat pria itu tidak mendengarkan ucapan nya .
Semakin keras Fay menggigit lengannya semakin laju Geo membawa mobil sampai spidometer nya mencapai garis merah dan itu membuat Fay panik .
" Papi " ucap Fay berkata dengan lembut melepas sabuk pengamannya lalu mendekat dan mengecup pipi Geo.
" Turunkan kecepatan nya " ucap Fay saat ekspresi dingin Geo mulai berubah setelah Fay mengecup pipinya.
Perlahan Geo menurunkan kecepatan mobilnya dan berhenti di bibir jalan .
" Papi benar-benar orang tempramen ya nggak bisa terbantah sedikitpun" ucap Fay dengan kesal akan memukul lengan Geo lagi namun melihat darah di lengan kemeja nya .
" Astaga Papi , maafkan aku " ucap Fay yang merasa bersalah karena ternyata gigitan nya sangat kuat sampai lengan Geo keluar darah cukup banyak.
" Aku nggak suka kamu dekat dengan pria lain " tegas Geo yang benar-benar merasa sakit hati melihat Fay dekat dengan seorang pria .
" Suka nggak suka Papi tidak punya hak " ucap Fay .
" Sini aku obati dulu " ucap Fay mengambil kotak obat .
" Kamu nggak punya hak " ucap Geo tidak mau di sentuh oleh Fay .
" Astaga Pi , jangan bersikap kayak anak kecil itu darahnya banyak Lo" ucap Fay yang merasa cemas .
" Biarkan kamu nggak punya hak " tegas Geo dengan dingin lalu kembali menjalankan mobil.
" Iya Papi punya hak larang aku dekat dengan pria lain, sekarang biar aku obati luka papi " ucap Fay menatap Geo tengah menyetir .
" Nanti saja di apartemen sudah dekat " ucap Geo dengan senyum tipis di bibirnya.
Sesampai di apartemen Fay mengambil kotak obat untuk segera mengobati luka di lengan Geo akibat gigitan nya .
" Buka baju Papi " ucap Fay pada Geo yang duduk bersandar ke sofa .
Geo melepas satu persatu kancing kemejanya lalu melepaskan sesuai permintaan Fay.
Fay yang masih berdiri itu meneguk Saliva menatap tubuh Geo yang begitu berotot layaknya roti sobek .
" Cepat Fay" ucap Geo bersandar malas kesofa dengan mata mengantuk .
Fay duduk di samping Geo lalu mengobati luka bekas gigitan nya dengan perasaan ngeri .
" pantas darahnya banyak ternyata lukanya lebar " cemas Fay membersihkan dan meniup dengan perlahan agar Geo tidak merasakan sakit .
" Maaf ya Pi " ucap Fay merasa bersalah dan kasihan melihat Geo terluka karena dirinya.
Geo tidak menjawab dia hanya diam namun setelah Fay selesai mengobati nya Geo berbaring menjadikan paha Fay bantalnya.
" Papi ngapain " ucap Fay menatap Geo yang berbaring dipangkuan nya kini membenamkan wajah di perut Fay.
" Tanganku terasa sangat nyeri sekali jadi aku ingin tidur sejenak " keluh Geo yang membuat Fay semakin merasa bersalah .
" Bolehkah tidur disini?" tanya Geo yang diangguki Fay yang bahkan mengelus kepala Geo.
Setelah beberapa saat Geo benar-benar tertidur pulas dan Fay menatap Geo sambil berpikir keras .
" Sebenarnya Papi kenapa sih kok sampai seperti ini" ucap Fay yang awalnya berpikir Geo seperti itu karena memang sifatnya namun ternyata lingkungan yang menjadikan dia seperti ini.
............
3 hari kemudian .
Sepulang sekolah Fay berjalan dengan ceria di trotoar pusat kota menikmati suasana sore sebelum pulang ke apartemen.
Fay punya banyak sekali teman lantaran cepat akrab dengan orang namun Fay tidak lah punya sahabat dekat jadi kemana-mana dia sering sendiri dan juga merasa lebih tenang .
" Itukan Papi " ucap Fay bersembunyi di balik tiang begitu melihat Geo memasuki sebuah restoran .
" ooooh double date " ucap Fay dengan julid terus memperhatikan Geo dan Roy asistennya makan bersama dua orang wanita .
" Dia melarangku dekat dengan seorang pria sementara dia double date dengan temannya " ucap Fay yang memang tau kalau selain atasan dengan asisten Geo dan Roy adalah sahabat.
" Liat saja aku akan berpacaran di depan matanya" ucap Fay mengepal tangan nya lalu menendang tiang tempatnya bersembunyi.
" Fay sedang apa?" tanya Farhan menghentikan motornya karena melihat Fay berdiri di trotoar
Fay menatap Farhan yang masih memakai seragam sekolah sama seperti nya.
" Kamu kenapa duduk di pinggir jalan seperti pengemis " tawa meledak Farhan yang baru kali ini menemui Fay dengan kondisi miris yaitu melamun di pinggir jalan raya .
" kau benar-benar jahat " ucap Fay berdiri dan langsung memukuli Farhan dengan tangannya .
" Sakit Fay , ada apa berceritalah padaku " ucap Farhan dengan hangat turun dari motornya ikut duduk bersama Fay di pinggir jalan.
" Aku ingin makan di restoran itu tapi lupa membawa uang" alasan Fay menunjuk restoran yang tak jauh dari mereka duduk .
" Hahaha, jadi kamu melamun karena itu mengapa tidak jual mobil saja agar bisa makan " ucap Farhan menunjuk mobil Fay yang diparkir tak jauh dari mereka duduk .
" kalau ada yang mau beli sudah aku jual " lesu Fay semakin terlihat kasihan.
" Benar-benar bodoh , ayolah kita makan kesana walaupun aku tidak kaya tapi kalau untuk sekedar membawa mu makan di restoran itu aku punya uang " ucap Farhan langsung menyeret tangan Fay masuk ke restoran itu .
" Wahhh, terimakasih kamu benar-benar teman baikku" senang Fay berjalan mengikuti Farhan yang menggenggam tangan nya.
" Awas kamu Pi rasakan pembalasan ku" batin Fay
..........
Geo yang sedang makan sambil berbincang bersama asisten dan sekretaris nya sampai melongo menatap sepasang anak SMA yang masih memakai seragam masuk ke restoran sambil bercanda saling sikut.