Saudara Tiri Tapi Menikah

Della menggeleng kepala, matanya tak henti berkaca-kaca melihat orang yang sangat peduli dan tulus padanya ditindas begitu saja dengan Venera.

Bahkan saat Venera ingin menjambak rambut Dimas, Della membela dengan wajah yang sangat murka menatap Venera yang terlihat berapi-api dengan perlakuan Dimas terhadap Aldi barusan.

"Apa yang lu lakukan Era!? Lu gak punya hati nurani ya! Liat itu kacamata Dimas pecah di injak-injak lu, dia berjalan, terus belajar nya bagaimana kalau tidak ada kacamata!" Kata Della sambil pasang badan di depan tubuh Dimas.

"Haha konyol, siapa suruh dia menyulut api di depan wajah gue!" Kata Venera dengan nada tinggi.

"Lu denger kan apa kata gue mas?! Kemarin sudah gue peringatkan ke lu, kalau lu berani sentuh Rezaldi, tulang-tulang lu akan gue patahkan satu-satu, dan lu meremehkan ancaman dari gue?" Kata Venera yang membuat Della merespon menggeleng kepala kecewa.

Sisi lain dari kejauhan, Singgit dan Natan sedang berlari dari arah kantin. Di buntuti dengan Andara dan Renata yang melihat kerumunan siswa dari kejauhan.

"Ada apa nih?" Kata Natan sambil melihat Venera yang sedang tatap-tatapan wajah ke arah Della.

Della menoleh ke Natan "Lihat gadis sinting satu ini, ngebully cowok ini gak tanggung-tanggung, pecah tuh kacamata Dimas" Jawab Della.

Venera maju satu langkah untuk mendorong kening Della karena tidak terima "Lu ya yang sinting, sudah putus masih aja dekatin Aldi, bego banget!"

Della hilang respect dan membalas dorongan keningnya Venera "Lu yang sinting!, pacaran kok sama saudara tiri, dasar bego!" Ketus nya.

"Hah pacaran?" Batin Andara, yang sedari tadi terpaku melihat perdebatan mereka.

"Lu ngajak berantem?" Kata Venera sembari menggulung lengan baju ke atas.

"Lah, emang gue takut sama lu, sini maju lu!" Jawab Della ikut menggulung lengan baju nya keatas.

Sebelum baku jambak, Singgit langsung menggeret lengan Della untuk menjauh.

Venera pun langsung ditahan oleh Andara ketika tangan nya hampir menyentuh rambut Della.

"Awas lu ya!" Ancam Della sambil nunjuk-nunjuk ke Venera.

Dimas sebagai korban sekaligus pemicu keributan masih terpaku dengan pandangan buram, dan itu dia tidak bisa melihat dengan jelas.

Aldi yang masih tersungkur dan terpaku melihat pertengkaran Venera dengan Della, langsung berdiri ketika sadar dengan wajah Dimas yang sangat memprihatinkan tanpa kacamata yang biasa dia pakai.

Yang pertama Aldi lakukan setelah bangkit adalah melerai tubuh Andara yang lagi menempel di tubuh Venera, sekaligus menurunkan lengan baju Venera yang sudah seperti preman.

"Tan maaf, tolong bawa Dimas ke ruang kepsek biar Pak Rais tau, lu ceritakan semua kronologi nya. Oh iya kalau beliau nyari Venera bilang aja lagi di hukum gue" Kata Aldi.

Natan mengangguk pelan, langsung merangkul pundak Dimas untuk menuntun nya berjalan ke arah ruangan kepsek.

"Eh kalian pacaran?" Tanya Andara yang terlihat terkejut.

"ENGGAK!" Dijawab kompak oleh Aldi dan Venera, yang satu kalem dan yang satu lagi ngegas.

"Lah tadi sih yang Della bilang?" Kata Andara sambil mengerutkan kening bingung.

"Enggak, itu ide dari si dongo satu ini" Kata Venera menunjuk Aldi, Aldi menoleh dengan tatapan dingin.

"Ide apa ya?" Jawab Andara masih penasaran.

"Kalau kita di hadapan Della, kita akan pacaran bohongan, tujuan nya buat Della percaya kalau Aldi tidak pacaran dengan lu dara, dan gue berharap saat lu pacaran dengan Aldi hubungan kalian itu tidak di ganggu sama lampir satu itu, kan lu tau Della gak suka kalau lu pacaran dengan Aldi" Kata Venera klarifikasi.

"Ih so sweet banget bestie aku" Kata Andara memeluk sayang Venera dengan nada gemas.

Aldi menggeleng kepala, entah tidak suka atau sukanya perkataan Venera, yang jelas yang akan dia lakukan adalah menghukum Venera.

"Venera, cepat putarin lapangan sebanyak lima kali, gue tau lu dirumah malas banget yang namanya olah raga" Kata Aldi sekaligus membuat Venera melepas pelukan dari Andara.

"Idih jangan mentang-mentang lu ketos main nyuruh saudara lu yang aneh-aneh ya" Protes Venera.

"Nyuruh? INI HUKUMAN!" Jawab Aldi dengan tatapan membelalak dan nada membentak, saat itu juga Venera langsung menciut.

Venera langsung ke pinggir lapangan dan mulai berlari mengelilingi lapangan.

Dari arah ruang kepala sekolah, Pak Rais tersenyum ketika melihat Venera sedang di beri ketegasan oleh Aldi.

Pak Rais menyuruh Natan untuk menjaga Dimas, beliau sendiri akan menggantikan kacamata minus yang sudah dihancurkan oleh cucu tiri nya yang nakalnya minta ampun.

Aldi menyuruh Natan untuk membawa Dimas ke ruang kepala sekolah bukan suatu alasan, karena emang tujuan nya ingin menggantikan kacamata yang sudah dirusak Venera. Pak Rais untung nya peka.

"Jangan jalan!!" Teriak Aldi ketika melihat Venera yang sudah kelelahan. Padahal baru dua putaran.

"Gue belum istirahat belum makan belum minum anying" Keluh Venera melihat sekeliling. Venera sudah menjadi pusat perhatian para siswa siswi disekolah.

"Buset kaya idola sekolah aja gue dilihatin" Batin Venera dengan tengil mengibaskan rambut, dan kaum Adam langsung menjerit dan menggodanya.

"JANGAN KECENTILAN FOKUS LARI!" Teriak Aldi dan langsung di cubit tangan nya oleh Andara.

"Dengkul gue mau copot anying" Keluh Venera.

"Semangat Cantik!!" Teriak siswi kelas satu

"Semangat yang lagi Lari" Teriak siswi kelas dua.

"Yoloooo Venera!!!" Teriak teman sekelas Venera.

"Love you Om Burhan" Teriak Faisal

"Om Burhan siapa anying" Teriak Teman Faisal.

"Jangan sebut nama bapak gue, kampret!" Teriak Budianto

"HAHAHA" Ketawa renyah dari murid-murid sekitar saat mendengar omongan itu.

Vibes lapangan sekolah mendadak menjadi heboh dan menjadi tontonan menarik untuk sebagian murid sekolah SMAN 08 JAKARTA SELATAN. Sebagian murid yang tidak peduli memilih makan di kantin.

Vibes nya seperti murid-murid STM kalau sedang ada yang tanding bola antar kelas di lapangan sekolah.

Venera langsung menutup telinga sambil fokus berlari mengelilingi lapangan.

Walau konyol, tapi Venera bangga bisa bersekolah disini, melihat dan mendengar perkataan murid-murid lain dengan kerandoman nya.