Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Menyusul Trio Kembar
Al pun langsung menyambut dan memeluk putra bungsunya itu. Lalu menggendongnya sambil tertawa senang
" Papi rindu Albi, kok ade betah sendiri di rumah sih. Kemana ketiga trio kembar?" tanya Al pura pura tidak tahu.
" Bang Brian, kak Bian dan tuan putri pergi kerumah opa. Albi akan menyusul mereka nanti, sama papi," kata Albi sambil mencium pipi Al, dan Al pun lalu membalas mencium Albi dengan gemas. Karna ia rindu dengan anak anaknya.
" Ok kita akan menyusul mereka kesana, tapi papi mandi dulu ya?" kata Al. Mengusap kepala Albi dengan rasa sayang
" Ya pi," angguk Albi, seraya memeluk bahu papi nya erat. Yang membuat Al tersenyum. Lalu ia pun melangkah kekamar. Sembari mengendong Albi.
" Ade main dulu ya disini, tunggu papi sampai selesai mandi," kata Al menaruh Albi di atas tempat tidur.
" Ya pi," angguk Albi sembari tersenyum. Bocah itu pun berbaring sambil melihat langit langit kamar. Saat Al masuk kamar mandi. Dan tanpa sengaja mata Albi tertuju pada jendela.
" Siapa itu?" kata Albi bangkit dan duduk. Lalu perlahan mendekati jendela yang masih tertutup tirai.
" Aneh...." kata Albi. Memperhatikan ada orang yang mengawasi rumah mereka dari sebrang jalan. Jendela kamar Al, memang langsung mengarah ke jalan raya samping. Bukan jalan utama komplek, namun bisa untuk mengawasi orang asing yang masuk halaman rumah mereka dari balik tirai.
" Mau apa mereka mengawasi rumah ku?" kata Albi curiga. Yang terus memperhatikan mereka dari balik tirai jendela.
" Astaga Albi lupa, kan ada hp Albi," kata Albi bergegas turun dari tempat tidur orang tuanya. Lalu berlari kekamar untuk mengambil ponselnya. Dan lima menit kemudian Albi kembali lagi. Setelah ponsel sudah berada di tangannya. Albi pun kembali naik ketempat tidur. Untuk merekam orang yang mengawasi rumah mereka.
*************
Di sisi lain Rasyid dan Bee. Masih berada di dalam mobil. Mereka masih dalam perjalanan pulang kerumah tuan Fuad. Namun Bee tidak lupa mampir toko cake dan buah untuk membeli buah tangan untuk mami dan papinya. Sekalian untuk keponakan dan juga anak anaknya.
" Jadi Al akan menyusul bersama Albi?" tanya Rasyid sembari menoleh pada Bee
" Ya kak, setelah pekerjaannya selesai," jawab Bee.
" Anak bungsumu itu sangat dekat dengan papinya. Bahkan dia tidak bisa jauh dari Al. Apa selama di tinggal, dia tidak rewel?"tanya Rasyid lagi
" Sempat rewel sih kak, tapi karna Al membelikan laptop baru untuk Albi. Jadi dia sedikit teralihkan dan terhibur. Sehingga dia tidak rewel lagi. Mungkin karena bulan lahir mereka sama. Jadi Albi lebih akrab pada Al, ketimbang yang lainnya,"jelas Bee
" Ya , tapi anakmu itu cukup cerdas Bee. Alan sangat menyukainya. Bahkan dia sudah bisa mengajari Alan main game yang levelnya susah," kata Rasyid.
" Hah...Masa sih kak, tapi Brian dan Bian juga jago bermain game kak.," kata Bee
" Tapi berbeda Bee, Albi punya trik sendiri dalam bermain game. Dekati dan amati dia. Albi itu anak yang mahir kerja sendiri. Dan cukup genius seperti suamimu. Ada satu kelebihan tersendiri yang tidak kau tahu dari putra bungsumu itu. Mungkin kau tidak kaget lagi, ketika melihat kecerdasan trio kembar. Tapi yang ini sangat spesial," kata Rasyid. Yang membuat Bee hanya mengernyitkan dahinya karna berpikir.
****************
Malamnya rumah tuan Fuad sangat heboh. Karna anak anak sudah pulang dari berbelanja. Walau pun Albi tidak ikut dia juga dapat bagian dari sang opa.
" Astaga pi, ngapain ngajak anak anak ke mall. Papi ngak perlu repot repot belanja untuk mereka, cukup pesan online saja. Biar papi dan mami ngak capek menemani bocil bocil itu ," kata Bee yang tidak mau anak anaknya merepotkan opa dan oma mereka.
" Bee...mereka tidak merepotkan kami. Ada Sasi dan dua pelayan yang ikut menjaga mereka berlima. Lagi pula mami dan papi senang mereka menginap disini," kata mami membuat Bee terdiam.
" Iya Bee, papi yang mengajak mereka. Sekali kali cuci mata. Bersama cucu cucu papi. Mereka berempat itu sudah sangat pintar belanja. Beda dengan Alan yang cuek dan hanya diam," kata papi Bee.
Al yang mendengar itu hanya tersenyum . Sambil memperhatikan Albi dan Alan yang sedang asyik ngobrol. Kedua nya memang sangat dekat dan akrab. Karna umur Alan hanya terpaut 4 bulan lebih dari Albi. Sedangkan trio kembar juga terpaut 9 bulan dengan Alin yang lebih tua dari mereka bertiga.
Al... kok oleh olehnya banyak sekali nak, Apa kabar kakek mu disana?" kata tuan Fuad mendekati Al. Sedangkan Sasi dan Rasyid juga Bee. Sedang menikmati makanan yang di bawakan Al. Begitu juga dengan mami Aisyah
" Baik pi, papi sehat kan. Kakek titip salam untuk papi dan mami," kata Al
" Pi.. lihat kok mainannya sudah rusak!!" teriak Brian berlari menghampiri Al .
" Besok bisa beli lagi sayang, kan tinggal pesan," kata tuan Fuad menatap Brian.
" Ngak usah pi, ini masih bisa di perbaiki. Sini papi kasih tahu," kata Al yang mengecek mesin mobil remot itu. Sembari sesekali ia mengawasi Albi. Yang terlihat sedang memamerkan ponselnya pada Alan
" Bisa pi, ajarin Brian," kata Brian duduk di pangkuan Al. Setelah tadi sempat heboh ketika tahu Al datang bersama adik mereka
" Nih ...lihat kawat yang ini. Tertekan terlalu dalam. karna tekanan panas baterai. Jadi istirahatkan dulu mobilnya. Biar ngak rusak yang bang," jelas Al
" Ya pi," kata Brian mengangguk.
" Astaga Al , kau ini terlalu irit Mereka itu tidak perlu memperbaikinya.Tinggal di buang saja dan ganti baru" kata tuan Fuad
" Sayang opa, ini masih baru kok," jawab Brian. Yang memang sudah di biasakan Al untuk berlatih mandiri. Sekalipun umur mereka baru 5 tahun.
" Ya pi, biar mereka menghargai hasil jerih dan usaha papi. Karena jaman sekarang tidak mudah mencari uang. Mungkin mereka akan mendapat warisan dan hidup mewah. Tapi itu juga perlu skill dan usaha untuk mempertahankan semuanya. Jika mereka tidak di latih sejak dini. Uang dan harta sebanyak apapun tidak akan berguna bagi mereka. Karna semuanya itu bisa habis begitu saja Jika mereka tidak pintar untuk mengelolanya," kata Al
" Hahaha kau ini Al. Bee tidak pernah salah memilih menikahi mu. Karna kau sangat tahu bagaimana menghargai usaha dan perjuangan," kata tuan Fuad. Yang tahu sifat Al. Menantunya itu cukup tegas pada anak anaknya. Agar kelak mereka bisa mandiri dengan bakat mereka masing masing.
" Opa, mana bang Arsyad. Kok ngak tinggal disini?" kata Brian menanyakan kembaran Alin.
" Dia tinggal di asrama Bri. Karena ingin jadi penghafal Alquran. Tapi tiap 3 bulan sekali ia akan pulang," kata Rasyid, ikut duduk di dekat Al dan tuan Rasyid setelah tadi lama ngobrol dengan para wanita.
" O begitu ya paman. Tapi Brian di sekolah juga di suruh menghafal Alquran?" kata Brian Yang merasa ada hal yang berbeda dengan kembaran Alin.
" Itu karna papi mu itu genius. Beda sama anak paman, yang biasa biasa saja," kata Rasyid tersenyum. Lalu mengusap kepala Brian. Karna anak anaknya tidak sepintar anak anak Bee.. Yang rata rata mampu mencerna pelajaran hanya dalam 20 detik
" Bunda lihat !! Ada orang jahat mau merampok rumah uncle," kata Alan mendekati Sasi
" Hah perampok !! " kata Bee kaget saat mendengar perkataan Alan.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al