NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tertunda

Cinta Yang Tertunda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: winsmoon

Di sebuah taman kecil di sudut kota, Sierra dan Arka pertama kali bertemu. Dari obrolan sederhana, tumbuhlah persahabatan yang hangat. Setiap momen di taman itu menjadi kenangan, mempererat hubungan mereka seiring waktu berjalan. Namun, saat mereka beranjak remaja, Sierra mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Perasaan cemburu tak terduga muncul setiap kali Arka terlihat akrab dengan gadis lain. Akankah persahabatan mereka tetap utuh, ataukah perasaan yang tumbuh diam-diam akan mengubah segalanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winsmoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Siera kembali disibukkan dengan kegiatannya di Creative Studio miliknya. Sabtu nanti akan ada workshop merajut yang akan menggunakan studionya sebagai tempat acara. Siera mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, mulai dari peralatan hingga dekorasi ruangan, agar acara berjalan lancar dan peserta merasa nyaman.

Saat tengah sibuk menata meja-meja di ruang utama studionya, suara notifikasi handphone-nya terdengar. Siera menghapus keringat di dahinya sebelum meraih ponsel yang tergeletak di meja.

Sebuah pesan masuk dari Cindy, sahabatnya.

“Sie, jadikan Minggu nanti?”

Siera menghela napas kecil sambil tersenyum tipis. Pertanyaan yang sama lagi. Cindy memang nggak pernah lelah memastikan segalanya berjalan mulus.

“Iya, bawel. Udah berapa kali sih lo nanya?” balas Siera cepat sambil mengetik dengan satu tangan.

Pesan balasan dari Cindy masuk secepat kilat.

“Siapa tahu aja lo nggak bisa. Studio lo kan ada acara hari Sabtu.”

Siera mendengus kecil, kepalanya menggeleng meski tak ada yang melihat. “Itu kan Sabtu, Cin. Reuninya hari Minggu. Jangan bikin otak gue kerja keras lagi, deh.”

“Hehe… yah maaf. Nanti pas jam makan siang gue mampir deh, sekalian bantu-bantu,” balas Cindy, lengkap dengan emoji senyum.

Siera mengetik cepat sambil tersenyum. “Yakin mau bantu-bantu?”

“Yakin nggak yakin, sih. Tapi at least kehadiran gue bikin lo semangat,” balas Cindy dengan nada bercanda.

“Iya, penyemangat hidupku. Mampir aja. Gue lanjut beberes dulu ya. Bye!” Siera mengakhiri obrolan mereka dengan nada ringan.

Belum sempat dia meletakkan ponselnya, notifikasi lain muncul. Kali ini dari grup alumni sekolah. Siera membaca sekilas pesan-pesan di grup alumni. Sebagian besar isinya candaan khas masa sekolah, lengkap dengan foto-foto jadul yang membuatnya tersenyum kecil. Namun, daftar kehadiran di akhir pesan menarik perhatiannya.

Siera menatap layar ponselnya tanpa berkedip. Nama-nama yang tertera di daftar itu seakan menghidupkan kembali fragmen-fragmen masa lalu, ada yang manis, tapi tak sedikit yang pahit. Pandangannya terhenti pada satu nama, membuat napasnya tertahan sejenak.

Arkana Ravindra Wiratama

Nama itu terpampang jelas di daftar kehadiran, mencuat di antara deretan lainnya seperti sengaja menarik perhatiannya. Jantung Siera berdetak sedikit lebih cepat. Reuni kali ini terasa berbeda. Bukan hanya karena waktu yang lama memisahkan, tapi karena ada rasa ragu yang kini menyusup.

Dia akan datang juga.

Siera menarik napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, pikirannya terus berkelana, membawa bayangan tentang momen-momen yang tak pernah sepenuhnya ia lupakan. Arka bukan sekadar nama. Dia adalah potongan cerita yang pernah membuat hidup Siera terasa lebih berwarna dan lebih rumit.

Siera menggigit bibir bawahnya, mencoba mengabaikan perasaan yang tiba-tiba muncul. “Ah, sudahlah. Nggak usah dibawa ribet,” gumamnya sambil memasukkan ponselnya ke saku. Dia melirik tumpukan alat seni di sudut ruangan studionya. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum Sabtu tiba.

Setelah membereskan beberapa peralatan, Siera kembali ke meja kasir dengan langkah ringan, siap melayani pelanggan yang mulai berdatangan menjelang jam makan siang.

Tidak lama kemudian, seorang pria masuk dengan langkah santai. Siera mengenalinya dengan mudah, itu adalah pria yang beberapa hari terakhir selalu datang ke cafenya untuk memesan makan siang.

“Selamat datang di Craft & Chill Hub, seperti biasa, take away lunch lagi, mas?” tanya Siera sambil tersenyum ramah.

Jevian mengangguk, melemparkan senyum tipis ke arahnya. "Iya, udah hafal aja mbaknya," jawabnya sambil tersenyum melihat Siera, hal ini seperti sudah menjadi rutinitas yang dilakukan Jevian belakangan ini.

“Kali ini mau pesan apa, mas?” tanya Siera, mempersiapkan diri untuk menginput pesananya.

Jevian berpikir sejenak, matanya melayang ke menu yang tertera di dinding cafe. “Hmmm... Crispy Katsu Chicken with Curry Delight untuk kali ini, terus minumannya…”

“Ice Americano” jawab Siera hampir bersamaan dengan Jevian.

Siera sedikit tertawa, menikmati kebiasaan sederhana itu. Dia memang sering bercengkrama dengan pelanggan-pelanggannya yang datang, setiap pertemuan membawa obrolan ringan yang membuat suasana cafe terasa lebih hangat. Begitu pun dengan Jevian, yang pesanan minumannya selalu sama: Ice Americano. Hal kecil seperti itu terasa sudah menjadi rutinitas yang nyaman, seolah-olah setiap kunjungan pelanggan membuat Siera bisa lebih akrab dengan mereka.

“Ditunggu sebentar ya, pesanannya segera disiapkan,” ucap Siera sambil tersenyum.

Jevian hanya membalas dengan senyuman tipis, lalu berbalik dan berjalan menuju sebuah meja untuk menunggu pesanannya.

Dalam hati, dia sedikit geleng-geleng kepala. Udah gila emang si Arka, cewek seceria dan ramah ini ditinggalin. Kalau direbut orang mampus lo! pikirnya, sedikit heran dengan keputusan sahabatnya.

Sembari menunggu, Jevian mengeluarkan ponselnya dengan cepat dan mulai mengambil beberapa foto dirinya. Dengan angle yang pas, dia memastikan Siera terlihat di belakangnya, sedang sibuk menyiapkan pesanannya.

“Iri kan lo nggak bisa kayak gini?” tulis Jevian, sambil tersenyum puas melihat hasil fotonya.

Di ruangannya, Arka yang tengah sibuk dengan pekerjaan mendadak teralihkan oleh bunyi notifikasi di ponselnya. Dengan malas, dia membuka pesan dari Jevian. Begitu melihat foto itu dan membaca isinya, ekspresi Arka berubah menjadi datar, meskipun sedikit kesal. Lagi-lagi Jevian mengirimkan pesan yang menyebalkan padanya.

Jevian yang sedang menunggu balasan dari Arka sedikit terkejut saat melihat seorang perempuan berlari terburu-buru masuk ke cafe. Suasana yang tadinya tenang seketika terasa berbeda, dan bukan hanya Jevian, beberapa pelanggan lainnya juga berbalik menoleh. Perempuan itu langsung melangkah cepat menuju kasir.

“Sie, lo udah lihat grup belum?” tanyanya dengan suara cepat, hampir tanpa jeda. Dia adalah Cindy yang datang dengan langkah terburu-buru dan napasnya tersengal-sengal seperti habis berlari maraton.

Siera mengangkat alis, lalu menatap Cindy dengan ekspresi datar. “Napas dulu, Cin. Baru ngomong.”

Cindy menghembuskan napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum akhirnya mengangkat ponselnya ke depan wajah Siera. “Arkana Ravindra Wiratama! Lihat, nama dia udah ada di list. Dia pasti datang!” serunya penuh semangat.

Siera melirik sekilas ke layar ponsel yang Cindy sodorkan. Wajahnya tetap tenang, tapi jemarinya sedikit mengetuk meja, hampir tak sadar.

Jevian, yang tadinya memerhatikan ponselnya, kembali menoleh begitu mendengar nama lengkap atasannya disebut. Ia memiringkan tubuhnya, memasang telinga untuk menangkap percakapan dua gadis itu.

“Iya, gue udah lihat tadi,” jawab Siera singkat, tanpa emosi.

Cindy mengerutkan kening, tidak puas dengan reaksi sahabatnya. “Terus?”

“Terus apaan?” Siera menatap Cindy sejenak sebelum tersenyum tipis.

“Lo nggak apa-apa?” desak Cindy.

Siera mendengus kecil, lalu tertawa ringan. “Emang gue kenapa? Santai aja kali, Cin.”

Meski Siera berusaha terdengar santai, Jevian menangkap sesuatu yang berbeda di nada suaranya-tipis, tapi cukup untuk membuatnya penasaran. Ada sesuatu yang tak terucap, seolah ada ketegangan yang terpendam.

"Lu kayaknya udah nggak punya kesempatan lagi, Bos," gumam Jevian pelan, hanya cukup untuk dirinya sendiri.

1
Nasriah
up
jenny ayu
kereen̈n👍👍👍
Nasriah
ceritanya kereeeen... up.. up... up
Mưa buồn
Gemesin!
Sol Ronconi
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
winsmoon: Terima kasih dukungannya✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!