Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyimpan Perasaan
Hari-hari terus berlalu dan kini saat nya acara aniversary perusahaan yang akan di adakan di puncak.
Para karyawan pun sudah bersiap dan memasuki bus pariwisata, Dhea duduk di samping Glen, Gilang di samping Alina dan Retno di samping Hendra.
Posisi duduk di atur sama Glen, Glen sengaja duduk di samping Dhea, karena memang dari dulu Glen menyukai Dhea, tapi tidak ada yang tahu dengan perasaan nya kepada Dhea, selama ini Glen menyimpan perasaan nya sendiri.
"Wah bagus ya duduk nya pada pasangan semua nya, apalah dayaku yang jomblo sejati ini, oh Tuhan kirimkan lah satu pria yang mau menjadi imamku, yang ganteng, yang baik, yang bagus posisi kerja nya daripada aku" teriak Suci.
"Permintaan kamu banyak sekali sih Ci" teriak Retno.
"Ya kalau permintaan itu harus banyak Ret, jangan nanggung" jawab Suci.
"Kamu ini Ci, ada-ada saja, terserah kamu lah Ci" akhir nya Retno pun pasrah dengan segala omongan sahabat nya itu.
"Sama aku aja Ci" teriak Irman teman nya Hendra.
"Mau lo itu mah, eh bentar-bentar, tempat duduk aku kok no nya ada di samping kamu, ngga salah apa" ucap Suci heboh.
"Lah emang tempat duduk mu di samping Irman Ci" teriak Hendra.
"Siapa sih yang ngatur tempat duduk nya, andai kan aku tahu yang ngatur tempat duduk ini aku pites dia" teriak Suci.
"Yang ngatur duduk nya saya, silahkan pites aja, saya ikhlas kok" jawab Glen dengan nada santai nya.
"Eh, ternyata pak Glen, ngga kok pak, tadi saya cuma becanda aja biar ngga ngantuk" ucap Suci asal-asal lan.
"Ngga salah Ci, kita itu berangkat aja belum, bis nya aja masih diam di tempat udah ngantuk aja" jawab Retno.
"Sudah lah Ci, kamu duduk aja kenapa sih, atau kamu mau pak Glen turunin lagi dan ngga ikut ke puncak" ucap Retno.
"Suci pun akhir nya duduk di samping Irman dengan mulut terus saja komat kamit.
Semua karyawan yang sudah duduk di kursi masing-masing pun tertawa mendengar ocehan Suci.
"Dia itu lucu ya" ucap Gilang pada Alina.
"Ya dia memang gitu, orang nya apa adanya dan suka ceplas ceplos" jawab Alina.
Semenjak Gilang pura-pura jadi OB dan berbaur dengan kalangan tengah, Gilang pun bisa merasakan bagaimana keras nya hidup yang mereka jalani, dan Gilang banyak belajar dari mereka.
Bus pun mulai melaju dengan kecepatan sedang, para karyawan pun sangat bahagia sekali dengan ada nya acara ini, jadi mereka bisa rehat sejenak dari kerjaan nya, dan menikmati masa liburan yang jarang datang.
Perjalanan yang lumayan jauh membuat mereka pada ngantuk di perjalanan, Alina yang sudah tertdur dari tadi kepala nya sudah bersandar manis di pundak nya Gilang.
Dhea pun melirik ke arah Alina yang sedang tidur dipundak sang kakak menyungging kan senyuman.
"Dia memang perempuan baik buat lo kak, aku sebagai adik mu mendukung kamu, jaga selalu dia kak, aku tahu kalau Alina adalah perempuan baik, tapi aku juga takut kalau seandainya dia tahu kalau kakak lagi berbohong pada nya." gumam bathin Dhea.
"Kenapa Dhe? Tanya Glen sambil melirik kearah Dhea.
"Ngga apa-apa, cuma aku salut aja sama Alina, dia itu mau menerima pria yang kerjaan nya di bawah dia, kakak beruntung mendapat kan Alina, tapi aku juga takut," jawab Dhea.
"Takut? Takut kenapa? Tanya Glen penasaran.
"Alina pernah bicara sama aku, kalau dia ngga pandang pria itu siapa yang penting dia mau kerja keras dan tanggung jawab, tapi satu hal yang Alina benci" ucap Dhea.
"Apa memang nya? tanya Glen.
"Alina ngga suka sama pembohong, sedangkan kakak kan lagi berbohong sekarang" jawab Dhea.
"Tapi kan Gilang berbohong juga ada alasan nya" ucap Glen.
"Alina ngga pandang alasan nya apa, sekali berbohong tetap berbohong, makanya aku takut" jawab Dhea.
"Sudah lah ngga usah di pikirin, kita do\*a kan saja yang terbaik buat mereka berdua." jawab Glen.
Dhea pun mengangguk dengan bibir tersenyum lalu menyandarkan punggung nya ke sandaran bus.
"Cantik sekali kamu Dhe, andai kamu tahu kalau abang ini suka sama kamu, apa kamu akan marah sama abang? Abang belum sanggup untuk menyatakan perasaan ini Dhe, abang masih takut, takut kamu membenci abang" gumam bathin Glen sambil terus menatap wajah cantik Dhea.
Glen tidak mengetahui nya kalau Dhea lagi melirik ke arah nya juga, tapi Glen tidak melihat nya karena Dhea lagi memakai kacamata hitam kesayangan nya.
"Kenapa bang Glen ngelihatin aku terus ya, apa dia tahu perasaanku selama ini kepada nya? Dhea pun bertanya-tanya dalam hati nya, sebenar nya Dhea juga menyukai Glen semenjak Glen main ke rumah nya, tapi Dhea menyimpan semua perasaan nya, karena pikir Dhea seorang pria lah yang harus menyatakan perasaan nya lebih dulu.
Akhir nya Dhea pun ikut tertidur dan tanpa sadar kepala nya bersandar di pundak Glen, Glen yang memang menyukai nya pun dengan senang hati pundak nya di jadikan sendaran.
*
*
Ronald yang sudah berada di kampung kakek nya pun kini sedang merintis usaha, dia membuka sebuah mini market dengan pekerja lima orang.
Selain tampan Ronald di kenal pemuda baik di kampung kakek nya, maka banyak anak-anak gadis mereka yang tergila-gila dengan Ronald.
Tapi Ronald sudah berubah, dia ngga mau jatuh ke lubang yang sama lagi, dia akan mencari wanita yang tulus dan menerima dia apa adanya.
"Kak Ronald ganteng ya? Tanya Risma pada Nazwa.
"Biasa aja tuh" jawab Nazwa yang sedikit chuek.
"Aku tuh heran deh sama kamu Wa, kamu itu normal ngga sih sebenar nya? Tanya Risma.
"Aku masih normal Risma, gila aja kamu anggap aku ngga normal" teriak Nazwa.
Risma pun tertawa terbahak-bahak melihat Nazwa sahabat nya yang marah karena ucapan nya.
"Lagian ya, kak Ronald ganteng gitu kamu bilang biasa saja, heran aku sama kamu" ucap Risma.
"Kamu ngga tahu aja Ris, sebenar nya aku itu menyukai dia, tapi aku ngga mungkin harus bilang menyukai nya duluan, aku kan perempuan yang masih punya harga diri" gumam bathin Nazwa sambil melihat Ronald dari kejauhan.
Risma pun melihat ke arah yang di tatap oleh mata Nazwa."Oh begitu ya Wa, sebenar nya kamu suka kan sama kak Ronald, tapi kamu gengsi mengakui nya, baik lah aku akan buat kamu cemburu dan mengakui nya kalau kamu itu suka sama kak Ronald," gumam bathin Risma sambil tersenyum.