Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Perasaan Purnama
Arka menatap Ayah nya baru pulang dan sudah mengajak dia bicara, bocah kecil yang sangat tampan ini begitu sulit untuk di tuduh melakukan kejahatan yang amat besar, setidak nya pikiran Arya bahwa anak ini sudah menghilang kan tiga nyawa manusia. tadi Arya juga sudah tau soal kematian menantu Tuan Tomo, jadi total nya sudah ada tiga nyawa melayang dengan perut robek.
Kecemasan Maharani soal kematian masal yang begitu luar biasa memang terbukti benar ada nya, hanya dalam waktu yang sangat singkat sudah ada nyawa melayang tiga dan empat termasuk Sukma. walau kematian Sukma bukan di bunuh oleh pemangsa yang tiga ini, namun dia juga termasuk meninggal dan itu di hitung sudah oleh Maharani.
Rasa nya Arya sangat tidak ingin berada dalam situasi ini sekarang, namun bagai mana lagi karena ini sudah takdir nya yang tidak bisa mau di tawar tawar lagi. mau itu susah atau pun perih nya derita, maka harus ia hadapi sekuat tenaga dan semampu nya agar masalah yang datang bisa selesai.
Dunia di ciptakan bukan hanya untuk mengurus diri nya saja sehingga tidak mungkin Arya hanya dapat bagian yang manis terus, semua di bagi rata untuk para manusia yang hidup di muka bumi ini. kalau susah pun juga di nikmati walau harus jungkir balik tidak karuan, sama seperti sekarang ini.
"Ayah kenapa?" dengan polos nya Arka bertanya.
"Emmm Ayah cuma mau tanya saja, gigi Arka ada yang lepas ya?" Arya menatap anak nya dengan perasaan yang tidak bisa mau di jabarkan lagi.
"Ada." Arka mengangguk cepat karena gigi nya memang lepas.
Mendengar dan juga melihat putra nya mengangguk begitu, Arya sudah gemetar tidak berdaya karena merasa memang ini semua ulah nya Arka. hal seperti ini lah yang Arya takut kan, dia takut bila tidak bisa mau mengambil keputusan dan bagai mana harus bersikap nanti nya tentang perbuatan Arka.
"Arka simpan gigi nya di laci, soal nya memang mau kasih tunjuk sama Ayah." Arka masuk kedalam kamar dan menunjukan gigi nya.
"Mana, Nak?" Arya sudah tidak sabar karena dia ingin membuang rasa curiga.
"Ini, udah lama goyang dan baru tadi Arka cabut." dengan bangga nya Arka memberikan gigi tersebut.
"Alhamdulilah, Ya Allah!" Arya merosot lega karena gigi Arka memang ada di dalam laci.
"Ayah kenapa?" Arka heran melihat Ayah nya terduduk.
Dengan tangan yang gemetar karena Arya begitu gundah dengan masalah ini, di pegang nya jemari yang mungil dan lucu itu. bahkan Arya tak sungkan mencium nya, hati Pangeran ular sudah tidak bisa lagi mau di jelaskan dengan kata kata.
"Arka, apa Arka pernah merasakan sesuatu yang beda di tubuh bagian dada?" tanya Arya memegang pundak anak nya.
"Tidak ada." Arka menggeleng pelan.
"Pernah Arka merasa sangat lapar walau sudah makan banyak?" tanya Arya lagi.
"Enggak juga, malah Arka enggak selera makan banyak." jawab Arka apa ada nya.
"Yakin Arka tidak pernah merasakan itu, Nak?" Arya bertanya untuk memastikan sekali lagi.
Arka tetap menggeleng karena dia memang tidak pernah merasakan itu pada tubuh nya, malah sekarang dia agak ketakutan melihat Arya yang sangat menggebu saat bertanya pada nya. Arya tidak menyadari bahwa dia sudah membuat takut putra nya, sebab tadi mata Arya juga memancarkan cahaya merah.
"Jangan menakuti dia, Arya!" Purnama menarik pundak adik nya kasar.
"Mama!" Arka cepat berlindung dan di gendong Purnama.
"Aku hanya bertanya pada nya." Arya menunduk frustasi sekali.
"Tidak seperti itu cara nya, datang keruangan ku sekarang!" titah Purnama tegas.
Maka Arya segera meninggal kan kamar putra nya, Purnama sendiri masih memeluk Arya yang jantung nya berdegup kencang, bisa Purnama rasakan bagai mana takut nya bocah kecil ini.
"Tidak apa apa, Ayah hanya lelah tadi." hibur Purnama menggosok punggung Arka.
"Kenapa, Mbak?" Fatma cepat datang.
"Tenang kan dulu Arka, aku mau bicara dengan Arya dulu." Purnama memberikan Arka pada Ibu nya.
Fatma mengambil Arka dan berusaha untuk membuat anak nya tenang dulu, Purnama bergegas menuju ruangan kerja nya di mana dia sering diskusi dengan para member nya di dalam sini, lengkap dengan canda tawa juga tentu nya.
...****************...
Purnama memasuki ruangan nya yang sudah penuh dengan para member dan juga ada Arya yang sedang di pijit oleh Sam. dua ini memang besty walau sering bertengkar, mau bertengkar bagai mana pun mereka selalu kembali akur, padahal dulu Arya sangat benci karena Sam nekat mencuri manusia.
(baca kisah mereka di judul, misteri kost paling ujung)
"Bila kau begitu lagi pada anak mu, maka kau yang akan ku hajar dan pasti nya masalah ini tidak akan segera terungkap!" bentak Purnama pada Arya.
"Jangan hanya bisa memarahi aku saja, Kakak mana tau perasaan ku bagai mana." kesal Arya.
"Katakan itu sekali lagi." Purnama menatap Arya tajam.
"Pur sudah lah, ayo kita diskusikan baik baik." Maharani menengahi pertengkaran adik nya.
Bila sudah begini maka peran Maharani sebagai Kakak akan sangat berat sekali, tidak bisa berat sebelah karena yang ada malah akan di bilang pilih kasih dan ujung ujung nya malah Maharani sendiri yang emosi.
"Bagian mana nya yang tidak aku mengerti?" Purnama sudah duduk tenang.
"Aku ini Ayah nya Arka, Kak! pikiran ku sudah pasti cemas, aku sangat takut bila itu memang perbuatan nya dia." jelas Arya ingin menangis rasa nya.
"Lalu kau pikir aku ini bukan Mama nya Zahra?" sengit Purnama.
Bukan cuma Arya saja yang menatap Purnama kaget, semua member menatap Purnama karena ucapan dia barusan. Ratu ular curiga pada putri nya, dan selama ini dia diam diam mengamati Zahra yang sudah pasti punya darah iblis jahat menurun dari diri nya.
"Jauh sebelum anak mu di kutuk Aryo, anak ku sudah lebih dulu di kutuk oleh Adi." ujar Purnama.
"Hah?!" Maharani dan Arya ingat soal kutukan Adi.
"Tapi kan kata nya Zahira yang bakal punya sifat jahat, Pur." sela Nilam.
"Masalah nya itu Zahira sekarang sudah masuk kedalam tubuh Zahra karena dia tidak cocok di tubuh Salsa, bila Zahra yang kuat maka dia akan baik." jelas Purnama.
"Jadi karena ini kau sangat sibuk." gumam Nana pelan.
Purnama selalu diam bila yang lain banyak pikiran, maka nya dia mudah naik darah karena beban dalam otak nya sangat banyak sekali dan semua itu tidak keluar sehingga bawaan nya mudah emosi saja.
Bab terakhir ya guys, up nya malam karena tadi cuci mata dulu othor nya.
salah satu di antaranya atau ke duanya 🤔
tapi nanti takut salah,mlah bukan ke 2nya,,,kasihan yg di tuding 😁😁😁
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..