NovelToon NovelToon
MENGAMBIL KEMBALI

MENGAMBIL KEMBALI

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Berbaikan / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Vandelist

Segalanya yang telah ia hasilkan dengan susah payah dan kerja keras. lenyap begitu saja. kerja keras dan masa muda yang ia tinggalkan dalam menghasilkan, harus berakhir sia-sia karena orang serakah.borang yang berada di dekatnya dan orang yang ia percayai, malah mengkhianatinya dan mengambil semua hasil jerih payahnya.

Ia pun mulai membentuk sebuah tim untuk menjalankan rencana. dan mengajak beberapa orang yang dipilihnya untuk menjalankan dengan menjanjikan beberapa hal pada mereka. Setelah itu, mengambil paksa harta yng dikumpulkan nya dari mereka.

"Aku akan mengambil semuanya dari mereka, tanpa menyisakan sedikitpun!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vandelist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Selamat membaca

“Kenapa, Pak? Kenapa Bapak melakukan semua ini? Apa Bapak tidak memikirkan keluarga korban yang kehilangan orang-orang tercinta karena tindakan Bapak? Apa Bapak tidak mempertimbangkan perasaan karyawan-karyawan Bapak yang selama ini setia, tetapi kini harus merasakan pengkhianatan karena keserakahan Bapak? Apa Bapak tidak pernah membayangkan betapa hancurnya hati mereka ketika Bapak melakukan semua ini?!!” Erica meluapkan kemarahannya pada Edi Cahyadi. Suaranya menggema, penuh dengan kekecewaan dan amarah yang tertahan selama ini. Ia tidak bisa lagi menahan diri, semua emosi yang terpendam akhirnya meledak, menghujam langsung ke hati orang tua itu.

Rasanya ia ingin sekali memukul orang tua itu sebab perlakuannya yang tidak manusiawi. Orang itu, sangatlah kejam dan tidak pantas jika disebut sebagai manusia. Ia sangat benci dengan kapitalisme yang ada di dunia ini. Meskipun ia pernah menjadi bagian dari hal itu. Namun setelah mengalami musibah ia menyadari satu hal, bahwa kehidupannya yang dulu adalah sesuatu jahat sebab tak pernah memikirkan lainnya.

“Saya benar-benar nggak nyangka bahwa Bapak akan menukarkan kesetiaan para karyawan Bapak dengan harta dan kekuasaan. Yang di mana di zaman sekarang kesetiaan dan kejujuran adalah harga mahal yang sulit untuk dicari. Bapak benar-benar telah membuang berlian,”sindirnya dengan melipat tangannya di dada.

Edi yang mendengar hal itu, tidak mengatakan apapun. Ucapan Erica, mantan rekan kerjanya dulu memanglah benar. Semua ucapan itu tidaklah salah, ia rela menukarkan kesetiaan para karyawannya dengan kekuasaan dan harta. Yang sebenarnya ia tidak menginginkan semua itu. Edi menghela napasnya dengan kepala tertunduk. Banyak hal yang terpikirkan akhir-akhir ini sebab kelakuannya itu. Dan membuat tubuhnya sedikit sakit karena memikirkan semua itu.

“Kenapa kenapa Anda baru kembali setelah semua ini terjadi?”tanyanya dengan nada lirih. Edi mendongakkan kepalanya dan memandang orang itu. “Kenapa Anda harus pergi dan mencegah mereka untuk melakukan hal itu?”

Erica menatap tajam ke arah orang itu. “Apa maksudnya?”tanya dalam hati.

“Apakah Anda tahu nona Erica, semua yang terjadi dalam urusan ini adalah kesalahan Anda. Mengapa Anda pergi dan tidak mempertanggung jawabkan semua itu? Mengapa Anda pergi begitu saja setelah menandatangani kertas itu?”gumam Edi yang masih bisa di dengar Erica.

“Apa maksud bapak?”tanya balik Erica heran.

Edi menarik napas panjang, wajahnya dipenuhi penyesalan. “Setelah kepergian Anda dari perusahaan, semua pemegang saham di Raine menarik dananya. Tidak hanya itu, beberapa perusahaan yang bergabung dengan Raine pun bangkrut karena pemimpinnya tak mampu mengelola segalanya dengan baik. Bahkan, beberapa rekan kerja yang sempat bekerja sama dengan Raine terpaksa melakukan tindakan kriminal demi menyelamatkan diri mereka sendiri.” Edi menghela lagi, matanya menatap kosong seolah tak kuasa menahan beban yang dipikulnya. “Termasuk saya,” ucapnya lirih, suaranya penuh penyesalan yang dalam.

Erica terkejut mendengar ucapan Edi Cahyadi. Perusahaan yang pernah dipimpinnya setelah sekian lama, dengan mempertaruhkan masa remajanya. Sekarang harus berakhir dengan mengenaskan karena kepergiannya. Ia benar-benar tak menyangka kepergiannya malah membawa petaka bagi beberapa orang yang bekerja di Raine.

“Saya terpaksa melakukan hal itu karena untuk melindungi keluarga saya. Saya tidak kuasa untuk melawan mereka, semua pabrik-pabrik yang saya dirikan telah dikuasai oleh mereka. Termasuk bekas pabrik ini.”

“Lalu kenapa bapak tidak melawan mereka? Bukankah bapak juga memiliki kekuasaan seperti mereka?”

“Kekuasaan saya tidaklah sekuat mereka nona, mereka telah mencakup beberapa aspek di dalam negeri ini. Dan tentu itu bukanlah hal mudah dalam melawan mereka.”

Satu fakta yang baru saja diketahui oleh Erica. Bahwa orang yang menjadi inspirasinya terpaksa melakukan bisnis gelap itu.

“Sebenarnya saya juga tidak ingin melakukan hal ini. Saya masih punya akhlak dalam memanusiakan manusia. Tapi... saya juga tidak bisa untuk melawan mereka. Saya mempunyai keluarga yang harus saya lindungi dan nafkahi,”jelas Edi. Penyesalan dan kemarahan dalam diri masih terus menderanya sampai saat ini. Kelakuannya yang tidak bisa melawan mereka benar-benar membuat dirinya dirundung penyesalan sampai sekarang.

Edi menatap Erica dengan penuh pengharapan. “Dalam hal ini, hanya Andalah yang bisa diandalkan. Saya tidak akan menuntut jawaban atas pertanyaan saya tadi. Tapi... tolong lawan mereka agar tidak menyengsarakan orang lebih banyak lagi. Hanya Anda yang bisa melakukan hal itu nona Erica.”

µµ

Semua ucapan Pak Edi terus terngiang-ngiang di pikirannya, seakan tak pernah berhenti menghantui. Setiap kejadian yang terjadi di kota ini, seolah-olah bermuara pada dirinya. Setelah kepergiannya, semua orang berubah begitu cepat, terjerat dalam pusaran kekuasaan dan harta yang tak terbendung.

Padahal, jika direnungkan kembali, mungkin tidak sepenuhnya kesalahan ada pada dirinya. Saat itu, yang ada dalam benaknya hanyalah keinginan untuk pergi, meninggalkan kota ini, dan memulai hidup baru di tempat lain. Ia berusaha melupakan segala kenangan, termasuk orang-orang yang pernah singgah dan meninggalkan jejak di hatinya. Namun, kini penyesalan itu datang terlambat, mengiris hatinya karena menyadari bahwa mungkin ia bisa melakukan sesuatu lebih dari sekadar pergi.

Erica menghembuskan napasnya, lelah yang terus mendera dan keringat bercucuran tanpa henti. Membasahi tubuhnya yang kini sedang berada di tempat gym. Pelampiasan kemarahan dan kekesalan, ia tumpahkan dalam tinju-nya. Samsak sebagai tempat pelampiasannya serta orang-orang sekitar yang melihatnya, tak ia pedulikan. Tinjuan yang bergantian untuk samsak dengan membayangkan orang-orang itu benar-benar membuat kemarahan nya menggebu-gebu.

“Udah kali bos nggak usah menyiksa diri kayak gitu,”ucap Fyneen setelah selesai olahraga.

Erica menghentikan boxing-nya, ia pun berjalan ke tempat duduk yang di duduki Fyneen. Membuka tali yang melekat di telapak tangannya, setelahnya meminum air putih untuk melepaskan dahaganya.

“Kenapa lo nggak cerita semuanya? Kenapa lo nggak bilang semuanya sama gue dari awal Fyn?”tanya Erica.

“Kalaupun gue cerita semuanya dari awal, apakah lo akan percaya bos? Secara lo aja udah nggak mau berurusan dengan orang-orang yang dulu,”jawab Fyneen.

Erica terdiam mendengar ucapan Fyneen. Yang dikatakan asistennya itu, benar. Ia memang sudah tak mau berurusan dengan orang-orang yang pernah menjadi kesakitannya. Termasuk orang-orang yang pernah baik pada dirinya. Ia tak mau lagi berurusan dengan orang-orang itu, saat itu ketika pengusiran dari rumah itu. Yang ada dipikirannya hanyalah menjauh dari mereka dan memulai hidup baru di tempat lain. Yang intinya ia harus benar-benar menjauh dari tempat kota ini agar tidak bertemu mereka.

Tapi, keputusannya itu berujung bencana bagi banyak orang, termasuk karyawan yang dipekerjakannya. Erica menghela napasnya, kejadian ini sangat mengguncang mentalnya. Sekarang ia merasa bersalah dengan keputusannya dulu.

“Setelah ini apa yang akan lo lakuin untuk mereka bos?”tanya Fyneen dengan tangan yang memegang botol minuman.

“Gue bakalan hancurin mereka dengan tangan gue sendiri.” Amarah yang terasa hingga botol minuman ditangannya menjadi gepeng sebab genggamannya terlalu erat. “Gue nggak bakalan biarin mereka lolos begitu aja.”

“Lalu buat adik lo bos, apa yang bakal lo lakuin?”tanya Fyneen yang teringat dengan anggota keluarga bosnya terlibat dalam semua ini.

Erica melupakan satu hal itu. Ia bingung harus memberi pelajaran seperti apa pada adik kandungnya itu. Kesalahan yang diperbuat-nya benar-benar sudah diluar batas. Dan sebagai kakak tentu ia tak tega untuk menghukumnya.

1
Vandelist_
istirahat dulu ya, lagi sibuk buat jajan lebaran, tubuh juga udah agak K.O akhir-akhir ini/Scowl/
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
lanjut thor. bkn aku treveling bacanYa/Facepalm/
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
salfok sama kalimat terakhir thor/Scream/
Vandelist_: tunggu bab selanjutnya Bray/Joyful/ bakalan lebih terkejut lagi/Chuckle/
total 1 replies
Vandelist_
siap
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
sudah mampir yaa thor. bantu dukung karyaku jg yaa "DICINTAI OLEH RAJA MAFIA"/Heart//Ok/

narasi nya panjang banget thor.. salut/Rose/
🦁 R14n@
Blm baca like dl ya
Vandelist_: siap makasih like-nya😉
total 1 replies
QueenRaa🌺
Keren ceritanya kak✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!