Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.
Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.
Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.
Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Tok .. tok.. tok .. !!
"Assalamu'alaikum"
Tak menunggu hari esok ,sore itu juga , Anton dan Mirna memutuskan untuk mencari kediaman Intan yang tak terlalu jauh dari rumah Andi , Intan tinggal di pinggiran kota Jakarta , rumah nya sangat sederhana.
"Waalaikumsalam" seorang wanita paruh baya membukakan pintu dan menjawab salam dari Anton dan Mirna.
"permisi buk, apa betul ini rumah Intan?"
Mirna dengan sopan nya bertanya.
"betul , saya Retno ibu nya Intan ,mari silahkan masuk dulu " jawab wanita itu yang ternyata adalah ibu nya Intan, ibu Retno mempersilahkan tamu nya untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu , seraya menyuguhkan beberapa cemilan dan air minum, ibu Retno ini terlihat sangat ramah.
"Intan nya ada buk?" tanya Anton karena tak melihat atau pun mendengar siapapun lagi di rumah ini.
"Intan baru aja tidur , dia sakit jadi tadi ibu kasih obat" jawab buk Retno , menjelaskan kondisi anak nya.
"obat apa buk?" Mirna sedikit terkejut dan khawatir dengan obat yang diberikan ,pasal nya Mirna memikirkan kandungan Intan, nada bicara Mirna sedikit meninggi membuat buk Retno bingung.
"obat pereda nyeri neng" jawab nya.
Mirna mengelus dada nya ,merasa lega dengan jawaban dari buk Retno, pasal nya ibu hamil diperbolehkan mengkonsumsi obat pereda nyeri, Mirna tahu betul karena ia juga tengah hamil saat ini.
"ngomong - ngomong ,ibu belum pernah lihat kalian , kalian temen Intan ? "
Anton dan Mirna saling berpandangan, bingung harus mulai bicara seperti apa.
"tapi , mas nya ini mirip Aris pacar nya Intan "
celetuk buk retno yang familiar dengan wajah Anton, Anton dan Aris memang mempunyai banyak kemiripan.
Mirna memandang dalam mata Anton, keduanya akhirnya tahu dan berpikir bahwa Aris pasti sering datang ke rumah ini, oleh karena itu buk Retno sudah mengenal Aris.
"betul buk , saya kakak nya Aris ,kenalin nama saya Anton buk dan ini istri saya Mirna"
Anton mengenalkan dirinya dan juga Mirna kepada buk Retno.
"oalah ! kamu kakak nya Aris yah , waduh maaf yah ibuk gak tau loh, tapi , apa ada masalah ?"
buk Retno khawatir , bingung dengan kedatangan kakak dan juga Kakak ipar Aris ke rumah nya.
lagi dan lagi Anton dan Mirna saling berpandangan, bingung harus menjawab apa.
"emm.. gini buk , Aris lagi sakit dan dia pengen banget Intan datang ke rumah , lagi pula Intan belum pernah datang ke rumah kami "
ujar Anton berbohong , melihat buk Retno yang bertanya akan kedatangan mereka ,pasti Intan belum menceritakan apa - apa kepada buk Retno.
"tapi mengingat Intan yang sakit , mungkin lain kali kita kesini lagi yah buk" ujar Mirna.
"oh begitu yah ,pantas saja Aris udah beberapa hari gak kesini ,biasanya seminggu dua kali dia main ke rumah, apa Aris sakit parah ?"
buk Retno khawatir dengan kondisi Aris,karena Intan tak mengatakan apa - apa kepada buk Retno.
"sangat parah" jawab Anton keceplosan , buk Retno khawatir mendengar jawaban Anton dan bergegas menuju kamar Intan untuk membangun kan nya.
"kamu sih !" Mirna mencubit paha Anton , kesal dengan suami nya itu ,padahal Mirna sudah memikirkan cara lain untuk membawa Intan ke rumah nya.
"ah udah lah sayang, cara aku pasti berhasil ,lihat aja "
ujar Anton yang melihat buk Retno terburu - buru untuk membangun kan Intan.
"nak ! bangun" buk Retno mengguncang tubuh Intan yang sedang tertidur , membuat Intan yang sensitif dengan suara seketika terbangun.
"ada apa buk? "
Intan mencoba mengumpulkan semua kesadaran nya, badan nya cukup lemas karena gejala kehamilan yang ia rasakan beberapa hari ini.
"ayo ganti baju, ada kakak nya Aris , katanya Aris sakit parah kamu harus ikut jenguk dia yah" buk Retno percaya dengan ucapan Anton, ia sangat khawatir dengan kondisi Aris , buk Retno sangat senang dengan Aris yang sudah lama menjadi pacar Intan.
Intan kaget mendengar nya , Intan ikut termakan omongan buk Retno dan percaya bahwa Aris sakit , mungkin Aris terlalu banyak pikiran dan menyebabkan nya jatuh sakit ,pikir Intan .
Intan bergegas mencuci muka dan mengganti baju nya lalu mengikuti buk Retno menuju ruang tamu.
Intan melihat dua orang yang sebelum nya hanya ia dengar ceritanya saja dari Aris , Intan sama sekali tak pernah bertemu dengan Anton atau pun Mirna.
"Hay Intan" sapa Mirna ramah, Intan bersalaman dengan keduanya.
"Aris sakit apa kak?" tanya Intan khawatir.
"Intan ikut kami yah sekarang ,gak apa - apa kan buk? nanti pulang nya kita anterin lagi kok"
Aris meminta izin kepada buk Retno untuk membawa Intan ke rumah nya.
"salam buat Aris yah ,semoga adik kalian segera sembuh"
buk Retno tentu saja mengizinkan Intan untuk ikut bersama Anton dan Mirna tanpa ada rasa curiga sedikit pun.
Anton dan Mirna berpamitan kepada buk Retno , begitupun dengan Intan yang sedang khawatir dengan kondisi Aris , mereka pun memasuki mobil , Mirna sengaja duduk di belakang bersama Intan.
Perjalanan mereka terhambat kemacetan lalu lintas.
"Berapa bulan kandungan kamu Intan ? " tanya Mirna tiba - tiba , mirna penasaran dengan usia kandungan Intan.
Intan seketika terdiam , ia kaget dengan pertanyaan Mirna , Intan tak menyangka Aris sudah memberitahu keluarga nya.
"eh maaf Intan ,kakak cuman pengen tau aja kok ,kakak gak bakal marahin kamu atau apa"
Mirna yang melihat Intan yang grogi menjelaskan pasalnya Mirna hanya penasaran.
"soal nya ,kakak juga lagi hamil , nanti anak kita bakal temenan " tambah Mirna , Intan kini mengerti , Mirna dan Anton memang terlihat ramah.
"tiga bulan kak" jawab Intan , Anton yang ikut mendengar nya menggelengkan kepala nya.
"waduh ternyata duluan kamu hamil nya yah , jadi ,kamu udah lama tau kamu hamil ?"
Mirna bertanya lagi , Intan menggeleng kan kepalanya.
"sebelum nya aku gak curiga kalau aku hamil ,karena udah biasa telat datang bulan tapi karena udah lama,akhirnya aku cek dan ternyata positif, aku juga sudah memberanikan diri periksa ke dokter"
Intan menjelaskan perihal kehamilan nya , Mirna tak bisa berkata - kata lagi, begitupun dengan Anton yang tak berkomentar apapun dan fokus menyetir.
Mereka terdiam ,hingga mobil sampai di kediaman Andi.
"ini rumah Aris ? "
Intan begitu takjub melihat rumah mewah milik keluarga Aris, berbanding jauh dengan rumah nya yang sederhana , bahkan rumah Mirna hanya sebesar halaman depan rumah Andi yang sangat luas ini.
"iya ini rumah kita"
Jawab Anton seraya tersenyum kecil melihat Intan yang sebegitu takjub.
"yasudah ayo masuk "
Intan mengangguk dengan ajakan Mirna , Mirna menggandeng tangan Intan dan membawa nya masuk kedalam rumah.
Anton membuka pintu , membuat Intan kembali takjub , rumah Andi begitu indah , penuh dengan barang - barang mewah , terlihat sangat besar dan bersih.
"wah , Aris gak pernah cerita kalau dia tinggal di rumah sebesar ini"
Ujar Intan,karena selama ini Aris tak pernah membawa Intan ke rumah nya , Aris juga tak banyak menceritakan tentang harta keluarganya.