Ditinggalkan di hari pernikahan membuat Abigail, gadis yang memiliki berat badan berlebih memutuskan untuk berubah. Dibantu seorang teman lama yang sudah menyukainya sejak lama, Abigail mewujudkan keinginannya untuk memiliki tubuh ideal tapi sahabat yang dia anggap sebagai sahabat baik, berusaha menghalangi langkahnya. Disaat keinginan itu sudah terwujud, Abigail berubah menjadi gadis cantik dan pada saat itu sang mantan kembali dan ingin memperbaiki hubungan mereka. Akankah Abigail menerima ajakan sang mantan sedangkan secara diam-diam, ada seorang pria yang begitu tulus mencintai dirinya. Antara cinta lama dan cinta baru, yang mana akan dipilih oleh Abigail?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Ben memandangi Justin dengan serius, dia sangat ingin tahu kenapa Justin lebih menyukai gadis gemuk yang dia antar semalam. Jika pria normal, pasti akan lebih memilih Sarah yang seksi dan juga cantik. Apa mata Justin sudah mengalami kerabunan? Tapi dia rasa tidak karena Justin manis muda.
Ben berjalan mondar mandir, dia sungguh ingin bertanya untuk menuntaskan rasa penasarannya tapi Justin sedang sibuk. Dia tahu Justin bukan orang yang senang diganggu saat sedang bekerja tapi rasa penasaran yang memenuhi hati, membuatnya tidak bisa berkonsentrasi bekerja. Dia bahkan enggan menyentuh pekerjaannya sama sekali, sungguh dia sangat ingin tahu.
Justin melirik ke arahnya sesekali, pasti ada sesuatu yang ingin diketahui oleh Ben, dia bisa melihat itu. Selain Afrika, sepertinya dia harus menakuti Ben dengan mengirimnya ke hutan Amazon. Mungkin Ben bisa jadi pawang ular piton yang ada di sana.
Semula Justin tidak menghiraukan Ben tapi lama-lama, kelakukan Ben membuat Justin kesal. Ben berjalan pergi lalu kembali duduk di depan Justin dan menatapnya lama. Dia melakukan hal ini secara berulang-ulang sampai membuat Justin gusar.
"Sepertinya kau sudah bosan bekerja di sini, Ben!" ucap Justin kesal.
"Bukan seperti itu, jangan marah!"
"Lalu, apa yang kau lakukan? Dari pada kau seperti ini, lebih baik selesaikan pekerjaanmu!"
"Hei, aku hanya ingin tahu. Apa kau tertarik dengan gadis gemuk itu?" Ben menatapnya dengan lekat, dia benar-benar ingin tahu akan hal ini.
"Kenapa, apa aneh?" Justin balik bertanya.
"Jadi kau serius menyukainya?" ekspresi wajah Ben terlihat tidak percaya, apa Justin tidak sedang bercanda?
"Apa aneh, Ben?" Justin mengulangi pertanyaannya.
"Tentu saja, astaga Justin. Apa matamu sudah rabun? Apa sudah buta? Dibandingkan dengan gadis gemuk itu, aku lihat sahabatnya lebih baik. Dia lebih cantik, lebih seksi tapi yang gemuk itu? Aku rasa seleramu benar-benar bermasalah."
"kenapa? Jangan tertipu dengan tampang luarnya saja Ben dan aku, bukan orang yang suka menilai seseorang dari penampilan luarnya saja!"
"Oke, baiklah. Katakan padaku, apa gadis gemuk itu yang kau sukai sejak dulu?" Dia harap mendapat jawaban dari rasa penasarannya ini.
"Yeah, tapi dulu dia tidak segemuk itu!" ucap Justin.
"Baiklah, jadi dia cinta pertamamu? Dia yang kau inginkan sejak dulu sampai kau enggan menjalin hubungan serius dengan wanita yang mendekatimu?" Ben memberikan banyak pertanyaan karena dia benar-benar ingin tahu.
"Yeah," jawab Justin singkat.
"Oh astaga, ternyata kau memang aneh! Jika aku jadi kau, aku lebih memilih yang satunya lagi. Dia benar-benar cantik dan bisa aku lihat jika dia menyukaimu."
Justin diam, berpikir. Sarah memang cantik, dia bahkan lebih cantik dari pada Abigail tapi dia tidak tertarik dengan Sarah sama sekali. Wanita cantik dan seksi seperti Sarah banyak dan mudah didapatkan tapi gadis seperti Abigail? Baginya Abigail berbeda, itulah kenapa dia menyukai gadis itu sejak dulu.
Dia mau datang ke acara reuni itu juga karena ingin bertemu dengan Abigail walau sebenarnya dia bukan orang yang suka datang ke acara pesta seperti itu tapi demi bertemu dengan Abigail, dia rela datang ke tempat itu. Dia sungguh ingin tahu bagaimana keadaannya tapi kabar kegagalan Abi di acara pernikahannya membuat Justin terkejut.
Dia kira itu hanya lelucon, dia sungguh tidak percaya jika gadis yang dia sukai akan menikah tapi cibiran pedas dan juga penghinaan untuk Abi bagaikan angin kencang yang berhembus di tempat pesta itu sehingga membuatnya percaya dan tentunya kali ini, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.
Dia bahkan berpura-pura tidak tahu saat Sarah mengatakan kegagalan Abigail, dia melakukan hal itu karena dia ingin mendengar semuanya dari mulut Abi dan tentunya dia menjadikan kegagalan yang Abi hadapi menjadi kesempatan besar untuknya mendekati gadis itu dan jika saja dia tidak harus pindah, mungkin dia sudah mendapatkan Abigail.
Ben masih penasaran, apa yang sebenarnya Justin lihat dari gadis gemuk itu? Wanita cantik seperti Sarah bahkan tidak dia lirik sama sekali. Pasti ada yang spesial dari Abigail sehingga Justin menyukainya.
"Jadi katakan padaku, kenapa kau menyukainya dan apa yang spesial dari dirinya sehingga kau menyukainya?"
"Ben," Justin menatap Ben dengan tajam.
"What?"
"Aku dengar sahabatku yang sedang bertugas di hutan Amazon sedang mencari pawang ular piton!"
"Ck, jangan begitu. Sebagai sahabatmu aku ingin tahu dan tentu saja aku akan membantumu, aku akan membantumu menjauhkan gadis yang satunya agar tidak ada yang mengganggu kalian berdua. Jadi katakan padaku, apa yang kau lihat dari gadis gemuk itu sehingga kau menyukainya?"
"Entahlah," jawab Justin singkat.
"Hei, apa maksudmu entahlah?" protes Ben.
"Kau sendiri, apa yang kau sukai dari istrimu? Kau tahu dia galak tapi kau tetap mencintainya bahkan kau takut dengannya."
"Hm, aku tidak takut!" Ben menyela ucapan Justin dengan cepat.
"Aku tidak tahu tapi bagiku dia berbeda," Justin memutar kursinya menghadap jendela. Matanya memandang keluar, dia masih ingat bagaimana Abi dulu. Badan Abi memang tidak sebesar sekarang, semua pasti sudah berubah karena sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu.
"Walau dia gemuk, tapi bagiku dia berbeda. Fisik bisa dirubah Ben, jadi aku yang akan merubahnya. Aku akan merubahnya dengan tanganku ini, walau butuh waktu tapi aku yakin, dia akan berubah menjadi gadis yang cantik bahkan aku rasa Sarah tidak secantik dirinya nanti."
"Baiklah, sekarang aku tahu kenapa kau membeli tempat Gym itu."
"Bagus jika kau tahu jadi kau harus menjauhkan Sarah agar dia tidak mengganggu Abi. Aku rasa dia yang telah membuat tubuh Abi semakin membesar jadi aku tidak mau usaha Abi sia-sia sehingga dia merasa kecewa dan tidak memiliki semangat lagi untuk menurunkan berat badannya," pinta Justin.
"Serahkan padaku bos tapi ingat, aku tidak mau mendengar ancaman akan di kirim ke Afrika atau ke hutan Amazon lagi, aku tidak tidur semalaman karena aku takut begitu aku sadar, aku sudah berada di antara kawanan Hiena!"
Justin terkekeh, dia hanya bercanda tapi bukan berarti dia tidak bisa melakukan hal itu.
"Baiklah, segera selesaikan semua pekerjaan ini, aku ingin semuanya sudah selesai sebelum jadwal Fitnes Abi dimulai!"
"Roger!" jawab Ben. Pria itu beranjak pergi, dia harus mulai bekerja.
Justin masih memandang keluar jendela, sekarang dia jadi tidak sabar untuk bertemu dengan Abigail. Sepertinya hari membosankan yang biasanya dia lalui akan jadi menyenangkan, menjadi instruktur fitnes mendadak bukanlah ide buruk apalagi dia beralih profesi demi gadis yang dia sukai.
Sebaiknya dia kembali bekerja, dia sungguh tidak sabar waktu berputar cepat karena dia sudah sangat ingin bertemu dengan Abigail.
klara