Dicintai pacar secara ugal-ugalan X
Dicintai sepupu secara ugal-ugalan ✓
Olivia berasal dari desa. Wanita cantik berkulit kuning Langsat serta rambut panjang bergelombang mencoba peruntungan mendaftar sebagai pengajar disalah satu sekolah di ibukota. Nasib baik Seakan berpihak padanya, ketimbang menyewa kos atau kontrakan sang bibi yang merupakan adik dari ibunya menawarkan untuk tinggal bersama dirumah nya. Dari situlah percintaan tabu dimulai antara Olivia dengan sepupu laki-laki bernama Galang. Nyatanya antara Olivia dan Galang itu sendiri tidak pernah bertemu sedari kecil. Meski usia Galang terpaut dibawah Olivia tak menyurutkan jalinan cinta itu bersemi. Akankah mereka bisa terus melanjutkan hubungan. Ataukah terpaksa mengakhiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rismasuzy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6
Mohon tinggalkan komentar apapun setelah selesai membaca terimakasih.
***
Malam itu Oliv sama sekali tidak dapat memejamkan mata. Tubuhnya lelah memaksa ingin segera beristirahat. Namun apa daya pikirannya berkhianat sedari tadi sibuk mengusut hal gila yang telah ia lakukan bersama Galang.
Wanita itu sesekali akan memukul kepalanya sendiri, rasanya sangat kesal rasa ingin memaki begitu memuncak pada diri sendiri. kenapa hal yang seharusnya tidak ia lakukan malah Oliv seakan menikmatinya.
Oliv menghela nafas panjang lalu membuang perlahan. sungguh tak tidak habis pikir dengan dirinya sendiri kenapa dengan bodoh bisa terlena akan ciuman dan sentuhan adik sepupunya . Jujur saja kali ini Oliv merasa sangat malu bukan pada siapa justru dia malu pda dirinya sendiri. dan dia pun malu pada Galang.
Kira-kira apa yang Galang pikirkan setelah perbuatan laknat itu terjadi. apa Pemuda itu menganggapnya wanita murahan? atau wanita tidak bermoral yanv begitu gampang terbuai oleh sentuhan? Oliv sibuk membatin.
****
Pagi harinya Oliv sengaja bangun lebih awal. dengan berat mata ia memaksa diri untuk segera bersiap-siap, mengingat hari ini adalah hari perdananya memulai sebagai seorang pengajar.
Kedua kakinya ia turunkan dari atas pembaringan kemudian bergegas menuju kamar mandi. Hari diluar terlihat masih gelap mengingat ini baru pukul 4:30 wib. Saat dirinya akan menuju kamar mandi dengan tangan menenteng handuk. tak diduga langkahnya berpapasan dengan Galang.
pemuda yang kini mengenakan celana training juga kaos Jersey hitam. rambutnya tersingkap kesamping berserta aroma maskulin menusuk Indra pembau Oliv.
Tentu saja saat itu Oliv merasa gugup. apa lagi bayangan semalam, dimana ia sanggup melakukan perbuatan tak senonoh yakni beradu bibir dengan Galang. hal itu seakan seakan terus berputar serupa kaset kusut. merasa malu? tentu saja, intinya rasa Gugup, kesal datang dalam satu waktu.
Galang masih menatap datar kearah kakak sepupunya. Dalam hati wanita itu mengatakan mau kemana Galang pagi-pagi sekali apa dia mau joging pagi? Oliv bertanya-tanya ketika perasaan carut-marut masih membelenggu.
Lagi-lagi entah kenapa sekarang Oliv tiap kali bertemu atau melihat Galang detak jantungnya berdentam-dentam. Wanita itu memutuskan menyudahi momen saling badu tatap dengan adik sepupunya, ia memutuskan kontak mata lalu segera berlalu ingin menuju kamar mandi.
Namun sial, dengan cepat Galang mencekal pergelangan tangan Oliv. Menariknya untuk keluar rumah. tentu saja Oliv berusaha berontak. Namun Galang tidak peduli.
"Galang, lepasin!" Olivia mengeraskan rahang dan meredam suara.
dia tak ingin penghuni rumah yang lain terbangun akan kegaduhan tersebut. pemuda itu terus membawa tangan Oliv membawanya kesamping rumah. disana banyak tumbuhan yang memang sengaja ibunya tanam tumbuh begitu rimbun.
"Kamu apa-apaan sih Lang?!" tanya Oliv kesal campur aduk setelah dirinya berhasil disenderkan ditembok samping rumah.
Galang mengurung Oliv Sampai tan kuasa bergerak. "Aku tahu mbak Oliv marah. Aku cuma mau minta maaf atas kejadian yang semalam." pemuda itu bertutur serius.
Wanita ber-piyama satin warna navy itu menarik dan membuang nafas bergantian. "Mbak nggak marah. Tapi kamu harus janji jangan pernah lakuin hal itu lagi. nggak seharusnya kita ngelakuin itu Galang, kita ini sepupuan, terus apa kamu nggak risih sama mbak yang umur nya jauh lebih tua dari kamu?" Oliv mencecar sekaligus mewanti.
pemuda itu menatap oliv semakin dalam. "Aku nggak janji. Tapi yang pastinya ucapan aku yang semalam nggak main-main, aku punya perasaan sama mbak. Kalo emang mbak Oliv belum punya perasaan sama aku. nggakpapa cepat atau lambat perasaan aku pasti akan segera terbalas." penuturan Galang tak pelak membuat Oliv menelan Saliva.
"Lang, kamu tuh ngomong apa sih. Kamu sadar nggak apa yang barusan kamu omongin? nggak usah bercanda Galang!"
Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut kakak sepupunya. lantas Galang langsung menatap diringi debas nafas yang membuat oliv was-was. Kedua telapak tangan Galang berada ditembok bermaksud untuk mengurung wanita didepannya. jantung Oliv berdentam-dentam saat ia merasa jika Galang mengikis jarak diantara mereka.
"Lang, kamu mau apa?" Tanya Oliv lirih. dia mulai gelisah.
"Tatap mata aku. Apa mbak liat kalo aku keliatan bercanda, kalo aku menyatakan rasa suka ku sama mbak Oliv?" Oliv tertegun dengan kalimat yang diucapkan oleh sepupu nya itu.
Ya ampun kenapa bisa begini jujur sesaat mendengar ungkapan dari Galang Oliv merasa takut. Namun juga ada rasa senang didalam lubuk hatinya yang paling dalam.
"Ta-tapi maaf Lang, nggak seharusnya kamu ngungkapin perasaan itu pada mbak. Lagi pula mbak nggak punya pe-perasaan apapun sama kamu." Oliv menjawab Dengan tergagap. bolamata nya bergerak awas.
Galang hanya diam dan masih dengan menatap Oliv datar. Wajahnya semakin maju mendekati wajah cantik wanita itu. Tentu saja hal itu membuat Oliv berusaha menelan Saliva yang teramat sulit.
"Benarkah mbak Oliv nggak ada perasaan apapun sama aku. Tapi aku lihat mata mbak mengatakan hal yang lain." seloroh Galang terkesan menebak disertai intimidasi. perlahan Namun pasti. Galang mencium kembali bibir ranum milik kakak sepupunya. Remaja itu entah kenapa sangat handal melakukan hal itu seakan-akan ia sudah terbiasa melakukan dengan orang lain.
Terbukti dari cara ia melu-mat bibir Oliv begitu lembut dan memabukkan, dengan lembut ia menggigit bibir wanita itu dengan pelan supaya Oliv mau membuka mulutnya.
Oliv sendiri tak kuasa menolak. dia merasakan berbagai macam rasa. kesal. bahagia, juga nyaman yang berkecamuk dalam dada.
ketika Oliv merasakan sesuatu kenyal dan hangat menerobos kedalam mulut. bahkan dia tak menolak dengan cepat lidah Galang sudah mengabsen kesetiap langit-langit mulut Oliv juga lidah mereka kembali saling membelit satu sama lain.
Lagi-lagi ciuman memabukan Galang membuat Oliv tanpa sadar sudah mengalungkan tangannya pada leher remaja itu. Ciuman mereka semakin lama semakin panas dari awalnya saling lu-mat hingga menyesap. Satu tangan Galang meremas dan memilin payu-dara Oliv.
"Eunggh.." Erangan Oliv lolos begitu saja disela-sela ciuman tersebut. Sedangkan tangan Galang masih aktif bermain-main dengan dua squishi yang Oliv miliki.
"Liv.. Oliv.. kamu dimana?" suara dari Rima seakan alarm yang menyadarkan Oliv dari kegilaan yang sedang ia lakukan dengan sepupunya. Detik itu juga Oliv langsung mendorong dada Galang sampai tautan keduanya terlepas.
debas nafas Keduanya bertalu-talu. Oliv buru-buru merapikan pakaian yang tadi sempat Galang naikan keatas. terlihat sangat panik. Namun sialnya pemuda itu malah terlihat santai dan tersenyum geli melihat Oliv terlihat sangat panik. Baginya kakak sepupunya itu terlihat semakin cantik jika sedang seperti itu.
Oliv Langsung berlari dan mendekat kearah Tante nya. Ternyata Rima sudah berdiri didepan halaman.
"Loh Liv, kamu dari mana? Tadi Tante liat pintu kamar kamu kebuka aku kira kamu dikamar mandi tapi ternyata nggak ada juga, kamu dari mana? " Rima bertanya. dan Oliv sibuk mengendalikan nafas nya.
"O-oh iya, ini..tadinya aku mau mandi. Tapi aku malah pengen olahraga sebentar sembari menghirup udara sejuk." jawab Oliv yang pastinya dusta. Tak lama munculah Galang dari arah yang sama.
"Lang, kamu ngapain ko nongol dari situ? Kamu biasanya jam segini udah pergi joging." kali ini Rima bertanya pada anak laki-laki nya.
jujur Oliv Rasanya Ingin mencekik sepupunya itu. Belum usai rasa panik yang melanda. kenapa pula Galang harus menampakan diri sekarang. bagaimana kalau Rima bertanya dan menimbulkan kecurigaan.
"Iya Bu, ini aku mau joging. Tadi ngecek kesamping takut ada kucing yang berak di tanaman ibu." setelah mengatakan itu Galang Langsung melenggang pergi.
Oliv melirik kearah Pemuda itu sekilas. Lagi-lagi ia mengingat kejadian yang barusan dilakukan untuk yang kedua kalinya bersama adik sepupunya.
"Liv.. hei, kenapa ko malah bengong." Rima bersuara menyadarkan Oliv dari lamunannya.
ada senyum canggung dari perempuan itu. " nggakpapa, Tan. mungkin aku mulai gugup karena 'kan hari ini perdana aku bakal jadi seorang pengajar." entah sejak kapan Oliv jago merangkai dusta.
"Oh kirain lagi mikirin apaan. Ya udah lebih baik kamu cepet mandi yah terus sarapan." titahnya, hal itu hanya diangguki keponakan nya yang juga langsung melenggang masuk kedalam untuk bersiap.
***
"Lang inget loh kamu jangan ngebut-ngebut kalo naik motor, takut mbak Oliv jatuh." titah Rima pada anaknya. Ya, hari ini Galang dan Oliv akan berangkat bareng menuju sekolah mengingat juga keduanya akan menuju ke tempat yang sama. jadi apa salahnya kalau Oliv nebeng pemuda itu, toh itu juga kemauan om nya juga.
Motor Galang melaju dengan kecepatan sedang menuju kearah sekolah. Sepanjang perjalanan Oliv sesekali akan melirik Galang dari arah belakang, sejujurnya Oliv masih tidak menyangka dengan bentuk fisik yang dimiliki oleh adik sepupunya itu. Oliv mengakui remaja itu sangat tampan dan juga juga siapa yang menyangka dengan usianya yang masih 17 tahun tapi Galang memiliki tubuh lumayan kekar dan tinggi badan yang semampai.
"nggak usah diliatin terus mbak. Kalo suka bilang aja." Oliv tergemap akan godaan Galang. sementara Galang tersenyum geli dibalik helm nya. Tentu Oliv tidak melihat itu.
"Ge'er kamu, siapa juga yang liatin." oliv memukul pundak Galang. dia mengelak dengan salah tingkah.
Sesampai nya disekolah Oliv memilih berjalan mendahului Galang yang masih berada diparkiran motor.
"Selamat pagi Bu Oliv." Sapa Andi yang terlihat baru tiba ditempat yang sama. dan langsung menghampiri Oliv.
"Selamat pagi juga pak Andi." jawab wanita itu tersenyum ramah.
Akhirnya kedua pengajar itu memutuskan berjalan bersama menuju kantor ruangan guru. Sedangkan Galang sedari tadi memperhatikan dua orang dewasa yang sedang saling menyapa dengan jenis tatapan datar kearahnya. Dari sorot matanya seakan menyiratkan ada perasaan yang mengganggu.
Bersambung. .