Anakku Bukan Anak Haram

Keesokan harinya.

Yuki lagi - lagi tidak bekerja dan memilih kerumah sakit menemui Tiara.

dengan sebuah paper Bag berisikan gaun Tiara,Yuki ingin Tiara menjelaskan apa yang telah terjadi pada nya.

"Pagi Tante,Om." Sapa Yuki pada Bu Ani dan Pak Tomo yang sedang sarapan.

"Pagi Nak." Saut Pak Tomo dan Bu Ani.

"Ki,kamu gak kerja?." Tanya Tiara.

"Enggak,izin lagi,Ra,sarapan yuk." Ajak Yuki agar punya alasan berdua dengan Tiara.

Disebuah taman di rumah sakit.

Yuki dan Tiara memilih tidak duduk di kantin untuk makan,mereka membeli makanan dan membawa ke taman untuk menikmati udara segar di pagi hari.

"Ra,ini gaun kamu." Kata Yuki.

"Makasih Ki."Balas Tiara.

"Ra,coba kamu jujur sama aku,sebenarnya apa yang sudah terjadi pada kamu malam itu. kamu menangis di jalan dan aku menemukan bercak darah di gaun kamu." Ucap Yuki memelan kan suara nya di akhir perkataan nya.

Tiara tertunduk,sembari memegangi sebuah mangkuk bubur di tangan nya,seketika wajah nya menjadi suram,tak mampu rasa nya ia berkata - kata.

"Gak apa - apa Ra,cerita saja ke aku." Kata Yuki lagi.

"Aku di perkosa Ki." Ucap Tiara dan menangis.

Yuki yang mendengar pun ikut merasa kesedihan,melihat luka hati yang rasakan sahabat nya. "Sama Siapa?." Tanya Yuki.

"Sama pria itu." jawab Tiara.

"Kurang ajar,aku tahu dia pasti punya dia buruk,tidak mungkin dia mau membayar mu mahal hanya untuk menemani nya ke pesta." Marah Yuki kesal.

"Ra,kita harus lapor polisi,ayo Ra." Ajak Yuki.

"Jangan Ki,tolong jangan,jangan beritahu siapa pun tentang ini,apa lagi kalau sampai Ayah dan Ibu dengar,mereka pasti akan sangat kecewa sama aku."Kata Tiara memohon.

"Lalu kamu akan diam saja,paling tidak agar pria itu bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan." Kata Yuki.

"Dia memperkosa ku dalam keadaan mabuk,aku khawatir dia tidak akan ingat apa pun Ki,aku sudah gak mau ketemu dia lagi,anggap saja tidak terjadi apa - apa." Jelas Tiara.

"Tapi Ra....."

"Tolong Yuki,aku mohon." Tiara menangis.

Yuki pun menghela nafas,melihat sahabat nya begitu pasrah dan syok dengan apa yang telah ia alami.

"Baiklah,aku tidak akan memberitahu pada siapa pun,jangan menangis lagi Ra,makan bubur mu." Kata Yuki sembari mengelus kepala Tiara.

.

.

.

.

Sebulan pun telah berlalu.

Ara sedang sarapan bersama Ayah dan Ibu nya. Ayah nya yang terkena stroke tak lagi mampu bekerja,Tiara lah yang Kini menjadi tulang punggung keluarga satu - satunya.

Pak Tomo yang terkena stroke hanya bisa duduk diam di kursi roda,sembari Bu Ani menyuapkan nya makan,sakit nya membuat sebelah tubuhnya tidak bisa di gerakan dan mulut nya tak dapat berbicara.

"Nak,Hari ini kamu lembur lagi?." Tanya Bu Ani di sela - sela sarapan.

"Ia Bu." Jawab Tiara tersenyum.

"Jangan terlalu sering mengambil lembur Nak,pikirkan juga kesehatan mu." Ucap Bu Ani.

"Iya Bu,Tenang saja." Jawab Tiara.

Tiba - tiba terdengar suara klakson motor.

"Yuki pasti sudah datang,aku pergi dulu Bu,Ayah."Pamit Tiara dan mencium punggung tangan Ayah dan Ibu nya.

"Iya Nak,hati - hati di jalan." Jawab Bu Ani,sementara Mata Pak Tomo melihat putri nya berjalan keluar dari rumah.