Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Suara ribut masih terdengar sangat dekat, membuat jantung Jasmine berdetak lebih cepat. Tidak lama, suara itu menghilang , dan Jasmine pun menghela nafas lega. Tiba-tiba….
Brak
Suara pintu dibuka dengan kasar.
Beberapa menit sebelumnya,
"Bukankah ini potongan gaunnya", bisik seorang pengawal.
"Benar, berarti sekarang Nyonya ada di dalam," bisik yang lainnya.
"Hust," meletakkan jari telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan agar mereka tidak bersuara.
Mereka pelan-pelan melangkah, dan sambil menghitung 1 ..2 ..3.
Brak
Salah satu membuka pintu sedikit kasar. Para pengawal pun berhasil menerobos masuk dan melihat Nyonya Muda sedikit terhuyung ke depan karena posisinya masih di depan pintu. Dia begitu terkejut begitu mereka berhasil menemukannya.
"Nyonya, ayo kita segera kembali!, sebelum Tuan Muda tahu kalau Anda mencoba melarikan diri."
"Siapa yang bilang aku melarikan diri? aku hanya sedang berjalan-jalan, dan sedikit berolahraga, kakiku sedikit kaku, karena seharian ini terus berdiri menyambut tamu," jawabnya berkilah.
Para pengawal yang lelah hanya mengiyakan jawaban Nyonya Muda, dan segera memintanya kembali ke kediaman.
"Mari Nyonya!" ajak salah satu pelayan.
Jasmine berjalan tergesa-gesa dengan mengangkat tinggi gaunnya dan juga tanpa mengenakan alas kaki. Benar-benar Nyonya Muda yang tidak ada anggun-anggunnya sama sekali.
Nyonya Muda kemudian diam di depan pintu. "Apakah kalian membawa sepatuku?", tanya Jasmine santai, padahal sebenarnya dia masih sangat terkejut karena pengawal bisa menemukannya.
"Ini Nyonya. Ada apa lagi Nyonya?" tanya salah satunya karena melihat nyonya muda masih saja terdiam.
"Tempat apa ini? Kenapa tidak ditutup?"
"Nyonya, ini gudang yang sudah lama tidak digunakan dan sudah ditutup," jawab salah satu pengawal yang wajahnya terlihat lelah.
"Nyonya mari! Tuan Muda pasti sebentar lagi akan kembali, kita harus bergegas dan sampai terlebih dahulu darinya," beritahu pengawal yang tangannya sudah gemetar, karena takut Tuan Mudanya akan tahu tentang kejadian yang baru saja terjadi. Dan mereka semua akan mendapatkan hukuman darinya.
Jasmine pun akhirnya mengikuti pengawal itu keluar dari sana dengan langkah gontai.
Sesampainya di kediaman, pelayan paruh baya yang menyambut kedatangan sebelumnya, berlari tergopoh-gopoh ke arah Nyonya Muda.
"Nyonya, akhirnya Anda kembali, kami benar-benar khawatir, ucapnya dengan nafas tersengal-sengal.
"Sudah-sudah tidak usah berlebihan seperti itu, aku hanya….
"Nyonya, bisakah anda minggir sedikit! Beri jalan untuk Tuan Muda," bisik seorang pelayan lainnya yang tadi juga menghampirinya.
"Ck! Kalian jangan coba membohongiku,
"Selamat datang Tuan Muda" ucap para pelayan serempak menunduk.
Jasmine tertawa dengan kerasnya, "Wah akting kalian benar-benar bagus, kalian pikir aku akan percaya jika Tuan Muda kalian ada di sini dengan kalian menunduk seperti itu," kata Jasmine di sela tawanya.
"Minggir!" satu kata keluar dari suara maskulin yang ada di belakangnya.
Deg
Jasmine diam di tempat .
Dia membalikkan tubuhnya dengan perlahan, dan hanya menunduk tanpa melihat wajah orang yang ada di depannya. Tangannya sedikit gemetar dan berkeringat, bagaimana jika benar suara tadi berasal dari suara Tuan Muda yang di sebut tadi oleh pelayan? Dan bagaimana kalau-kalau pelayan mengadu kepada Tuannya, bahwa dia sempat mencoba melarikan diri?" Memikirkan itu membuat wajah Jasmine langsung pucat pasi.
Tuan Muda Stevano Anderson yang sekarang telah resmi menjadi suami Jasmine, duduk di kursi roda didorong oleh seseorang.
Jasmine yang masih gugup dan masih saja menunduk, melirik seluruh pelayan tanpa terkecuali, mereka membungkuk hormat pada Tuan Muda yang datang entah dari mana.
Jasmine pun yang melihat itu ikut membungkukkan badan, menyambut seseorang yang telah resmi menjadi suaminya. Padahal dia tidak perlu ikut menyambut dengan cara seperti itu kepada Stevano.
"Apa yang Nyonya Muda lakukan?" para pelayan berbisik-bisik merasa aneh melihat yang dilakukan Nyonya Muda mereka.
"Tuan, Nyonya Muda sudah berada disini," lapor seseorang memperkenalkan Jasmine kepada suaminya.
Stevano hanya melirik Jasmine, dan dengan angkuh menyuruh orang yang sedari tadi dibelakangnya mendorong kursi roda untuk segera berlalu tanpa menyapa sang istri.
"Gadis yang jorok" desis Stevano saat posisinya sudah lumayan jauh dari Jasmine.
"Apa katanya tadi? Bukankah kabarnya dia tidak bisa melihat?" gumam Jasmine.
Jasmine berdiri tegak dari tubuh yang sedari tadi membungkuk, dan meletakkan kedua tangannya dipinggang. "Dia bahkan mungkin tidak bisa melihatku, dan apa tadi? Dia bilang aku gadis yang jorok," kata Jasmine kesal.
"Nyo...Nyonya", ucap pelayan terbata, takut Tuan Muda mereka mendengarnya.
"Dia kira dia siapa? Aku ini istrinya. Dia bahkan tidak menyapa dan malah menghinaku setelah meninggalkanku sendiri di aula pernikahan seperti orang bodoh, dan bahkan tidak minta maaf atau sedikit merasa bersalah. Katanya dia tadi pergi karena tidak enak badan, tapi apa? Sekarang bahkan baru pulang setelah keluyuran entah kemana. Dia pikir aku mau menikah dengannya, kalau saja tidak terpaksa. Dasar pria kurang a--"
"Nyonya, Anda tidak boleh berkata seperti itu tentang suami Anda. Bagaimana kalau Tuan Muda sampai mendengar apa yang barusan Anda katakan?" Tanya salah satu pelayan sekaligus memperingati.
"Sekarang Anda lihatlah!" pelayan memberikan sebuah cermin yang cukup besar kepada Jasmine. Setelah melihat bayangannya pada cermin itu, ternyata benar apa yang dikatakan suaminya tadi kalau dirinya kotor sekali.
"Pantas saja dia bilang jika aku jorok, tunggu! Kenapa Tuan Muda yang katanya buta bisa melihat tubuhku yang kotor?" tanya Jasmine dalam hati.
.
.
.
Pelayan mengiring Jasmine untuk kembali ke kamarnya, Jasmine merasa gugup mengingat ini malam pertamanya.
Dia tidak mau tidur bersama orang yang tidak cintai. Apalagi aura pria itu sangat menyeramkan.
"Tidak...tidak…" Jasmine terus saja menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jasmine merasa ketakutan sejak tadi, sejak pertama kali menginjak tempat ini. Untung saja, masalah tentang dirinya yang mencoba melarikan diri, tidak ada yang membahasnya sehingga tidak menimbulkan masalah besar.
Tok , tok ,tok…
Suara ketukan pintu, terdengar menakutkan di pendengaran Jasmine. Jasmine mengatur nafasnya, menarik dan menghembuskan perlahan.
"Nyonya, bolehkah kami masuk?", terdengar suara seorang wanita. Jasmine pun menghela nafas lega.
"Ya, silahkan!"
Dengan terpaksa Jasmine membiarkan mereka masuk. Terlihat mereka masuk membawa nampan yang terdapat baskom dan kotak p3k.
"Nyonya biar kami membersihkan dan mengobati luka Anda."
Jasmine pun menatap luka pada kakinya "Iya benar, luka ini harus diobati, gumamnya membenarkan perkataan pelayan tadi.
"Hmm, baiklah."
Pelayan pun akhirnya mendekat dan meletakkan baskom yang berisi air hangat dan kotak p3k.
Pelayan paruh baya tadi kemudian duduk dibawah Jasmine, sementara Jasmine masih duduk diam di ranjangnya. Kemudian pelayan itu mengusap lembut kaki Jasmine dengan kain yang sudah dicelupkan dulu dengan air hangat yang ada di baskom tadi.
"Akhh", ringis Jasmine merasakan perih.
"Maaf Nyonya, apa itu sakit?"
"Hmm, cepatlah! Jawab Jasmine risih, karena posisinya saat ini.
Setelah mengobati luka Jasmine pelayan itu berkata" Nyonya, ini malam pertama anda dan Tuan Muda, Tuan Muda adalah orang yang pendiam, sebelumnya dia tidak pernah bermain wanita, bahkan dekat dengan wanita lain. Jika ada perkataan Tuan Muda yang kasar, harap anda memakluminya, sebenarnya Tuan Muda adalah orang yang baik.
Mendengar itu Jasmine justru tertawa dalam hati dan berkata "Bagaimana mungkin orang yang banyak kekurangan bermain wanita, lucu sekali. Bahkan jika dekat dengannya saja wanita-wanita itu mungkin akan lari karena ketakutan.
"Anda tidak perlu takut pada suami Anda Nyonya," ucap Bibi Lu, pelayan yang sedari tadi berbicara dan mengobati lukanya, dia seakan tahu apa yang ada di pikiran Jasmine.
"Siapa yang tidak takut kepada orang yang bahkan dari nada suaranya saja terdengar mengerikan." Bahkan tadi saja Jasmine tidak berani melihat wajahnya.
"Nyonya, sekarang Anda bersiaplah, mandi dan pakailah pakaian yang wangi dan rapi dan sambutlah suami Anda. Karena ini akan menjadi yang pertama bagi Tuan Muda.
Kemudian para pelayan pun keluar dari kamar Jasmine. Setelah tidak ada lagi orang di dalam kamarnya, saat itulah Jasmine merasa ketakutan.
Tik
Tok
Tik
Tok
Terdengar suara jarum jam terus berjalan. Waktu demi waktu terus berganti. Bahkan hingga waktu menunjukkan tengah malam, Jasmine masih terdiam di atas tempat tidurnya bahkan tidak beranjak sedikitpun. Untuk mandi saja dia merasa enggan.
Jasmine benar-benar merasa ketakutan, ingin rasanya dia lari, tapi pasti banyak pengawal yang berjaga, apalagi teringat kejadian tadi saat dia baru tiba ditempat ini, pasti penjagaannya diperketat. Dia terus menatap gagang pintu kamarnya. Hingga…
Tok
Tok
Tok
Seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Apakah malam ini benar-benar akan terjadi??