NovelToon NovelToon
I Love You, I Am Happy

I Love You, I Am Happy

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

"Biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi....".
"Aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".

Kedua tanganku memegang wajah Ella, kami berciuman sampai kami mulai kehabisan nafas.
"Aku mencintaimu Ella", aku mengatakannya sambil masih memegang wajahnya.
Ia hanya tersenyum padaku.
Ya bagiku senyuman sudah cukup saat ini, aku tau suatu saat aku akan mendengar kalau ia juga mencintaiku.

"You."
And just like that, the greatest poem was written, in one word.
-Clinton-

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamil

Aku sudah menyelesaikan skripsiku, saat ini sedang menunggu jadwal ujian sidang S1, begitu pula dengan Amy. Berbeda dengan Marvin, skripsinya masih memiliki beberapa hambatan, sepertinya akan sulit untuk kami bertiga di wisuda bareng.

Saat aku dan Amy dinyatakan lulus S1 dan tinggal menunggu wisuda, Marvin baru memasukkan hasil akhir skripsinya.

Aku dan Amy mulai melamar pekerjaan dengan berbekal surat tanda kelulusan sementara dari kampus.

Hubungan Amy dan Marvin masih renggang, mungkin karena Marvin merasa malu, sebagai laki-laki harusnya yang mulai mencari pekerjaan adalah Marvin dan bukan Amy.

Disuatu malam saat aku berkunjung ke rumah, aku melihat Ella sedang berlutut meminta maaf pada om dan tante sambil menangis.

Kulihat Amy juga duduk di sofa sambil menunduk menangis.

Aku masuk ke rumah tidak berani mengeluarkan suara apapun melihat pemandangan seperti itu, dalam hati bertanya, kesalahan apa yang telah Ella lakukan? selama bertahun tahun aku tinggal di rumah ini, tidak ada sekalipun pemandangan yang mirip dengan situasi yang aku lihat saat ini.

Diam-diam aku duduk disebelah Amy, lalu kupegang bahunya, Amy melihatku lalu memegang satu tanganku tanpa berkata apapun.

"Ella lalu apa rencanamu sekarang? Kamu telah membawa aib bagi keluarga ini!!!", suara om Mike membentak Ella.

Ella hanya berlutut dan menangis tanpa mengeluarkan suara.

"Kamu harus segera menikah Ella, sebelum perutmu membuncit", suara om Mike melemah saat mengatakannya.

Aku terbelalak kaget, apa yang baru kudengar apa aku tidak salah menangkap perkataannya barusan?.

"Tapi dia menghilang pa, Ella harus bagaimana, Ella juga sudah mencarinya, tapi dia tidak ada dimana mana", isak Ella.

"Ella kamu hamil berapa bulan?", tanyaku pelan dan kini semua pandangan tertuju padaku.

"2 Minggu kak", jawab Ella.

Kakiku lemas saat mendengarnya, aku tidak salah menangkap perkataan om Mike, Ella hamil dan kini ditinggal oleh pacarnya.

"Untuk sementara mama akan membuatkan surat ijin untuk kamu tidak masuk sekolah dulu Ella", kemudian tante Emma berkata seperti itu pada Ella.

Ya saat peristiwa ini terjadi, Ella sudah menyelesaikan ujian kelulusan SMU dan hanya tinggal menunggu kelulusan saja sekitar 2 bulan lagi.

Tidak banyak pembicaraan lagi setelah itu, kami masuk kamar masing-masing.

Di dalam kamar aku merenungkan apa yang baru saja terjadi dan apa yang akan aku lakukan. Aku kecewa kepada Ella, kenapa ia tidak menggunakan pengaman saat melakukannya, dia harusnya mengerti akan hal itu. Kejadian ini bisa merusak masa depan Ella. Aku ingin mencari pria yang telah menghamili Ella, tetapi dari keterangan Amy, dia memang benar sudah menghilang. Pria ini 1 tahun lebih tua dari Ella, dan kuliah di universitas yang berbeda dengan kami namun masih di kota yang sama.

Hari hari berikutnya aku, Amy dan Marvin mencari pria itu. Hubungan Amy dan Marvin kini membaik setelah Marvin membantu Amy, dan selalu berada di sisi Amy.

Ella hanya berdiam di kamar, bahkan untuk makan pun harus aku, Amy atau tante Emma yang datang membawakan makanan ke kamar Amy.

Sedangkan aku, tujuanku hanya satu saat itu, merawat Ella dan berada disisi Ella. Aku meninggalkan janji-janji kencanku dan hanya berfokus pada merawat Ellla.

Setelah 1 minggu berlalu, aku tidak melihat perkembangan yang membaik dari kondisi Ella, dia masih mengurung diri tidak mau keluar kamar dan makan. Pencarian kami terhadap pria yang menghamili Ella juga tidak menunjukkan perubahan apapun.

Aku mengetuk kamar Ella, tetapi tidak ada jawaban, kubilang dari luar kamar bahwa aku akan masuk. Kulihat Ella hanya tiduran menghadap jendela, tatapannya seolah kosong.

"Ella...", kupanggil namanya tetapi Ella tidak menoleh ke arahku.

Kudekati Ella dan kuelus kepalanya.

"Ella, kak Dev sangat sayang padamu Ella, duniamu belum berakhir Ella, kakak ada disini tidak akan meninggalkanmu".

Tetapi Ella tidak bergerak sedikitpun.

Kulanjutkan perkataanku sambil tetap mengelus kepalanya.

"Ella kamu harus melanjutkan hidupmu, kamu masih bisa kuliah dan mencapai keinginanmu".

Aku terdiam sesaat karena ragu harus mengatakan kalimat berikutnya.

"Ella, aku bersedia menikahimu. Kakak tau Ella tidak memiliki perasaan seperti itu pada kakak, mari mencobanya selama 1 tahun setelah itu, setelah kamu bisa kembali menata hidupmu, kakak bersedia keluar dari hidupmu Ella".

Ya, aku bersungguh-sungguh dengan perkataanku. Sudah 1 minggu ini aku memikirkannya. Aku masih menyukai Ella, aku mencintai Ella. Aku hanya ingin merawatnya saja sampai ia bisa kembali berdiri tegak lagi seperti Ella yang dulu.

Perkataanku membuat Ella bangkit duduk dan melihatku, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Ella, ia hanya memandangiku.

"Ella, jika kamu bersedia, aku akan menikahimu, anak ini juga akan memakai nama keluargaku, bagaimanapun kita adalah keluarga Ella. Aku menyayangimu, aku akan merawatmu dan anakmu. Jika suatu saat kamu sudah kembali menjadi Ella yang kuat dan mandiri, aku akan melepasmu Ella".

Lalu kudengar suara Ella pelan sambil meneteskan air mata.

"Aku tidak pantas untuk kakak, aku juga tidak butuh rasa kasihan kakak".

Lalu Ella kembali ke posisi berbaring sambil menghadap jendela.

Siang harinya aku membicarakan soal perkataanku dengan Ella tadi kepada Amy.

Amy adalah orang terdekatku setelah Marvin, aku ingin tau pendapatnya sebelum aku mengatakannya pada om Mike dan tante Emma.

"Dev aku tidak tau harus berkata apa, Ella pasti tidak mau bukan?".

Aku mengangguk mengiyakan Amy.

"Dev, apa kamu sudah memikirkannya berulang kali? Aku tau bagaimana perasaanmu dengan Ella tapi ini juga masa depanmu Dev".

"Masa depanku adalah Ella, aku bahagia jika dia bahagia My".

Lalu kami sama sama terdiam.

"Amy... biarkan aku mencoba membuat Ella bahagia, jika aku tidak berhasil juga aku akan melepaskan Ella. Setidaknya anak itu akan memiliki nama keluarga di akte lahirnya My".

Amy lalu merestui keinginanku.

Kini waktunya aku meyakinkan om dan tante.

Di meja makan saat makan malam hanya ada om, tante dan aku. Amy sedang mengurus makan malam Ella.

Setelah makan malam selesai kukatakan pada om dan tante aku ingin membicarakan suatu hal tentang Ella.

Saat ini aku duduk di ruang kerja om Mike, di ruangan itu ada tante dan Amy juga.

"Om, tante sebelumnya aku minta maaf jika mungkin perkataanku nanti ada yang kurang berkenan dengan om dan tante".

Lalu aku memantapkan diriku dan kembali berkata.

"Sebenarnya sudah sejak aku pindah ke rumah ini aku menyukai Ella, cuma Ella masih SMP saat itu, dan aku berusaha menutup perasaanku dengan menganggapnya adik".

"Kemudian Ella mengatakan ia menyukai pacar pertamanya, aku menghormati keputusan Ella dan pindah ke apartemen".

"Tapi om, tante, sebenarnya aku masih menyayangi Ella sama seperti dulu. Kini aku ingin merawat Ella dan anaknya. Ijinkan aku untuk menikahi Ella, aku sungguh akan merawatnya sampai ia berdiri sendiri lagi, dan aku bersedia menjadi ayah anak Ella, menganggapnya anakku sendiri. Lalu jika suatu saat Ella sudah bisa kembali seperti dulu dan memutuskan untuk hanya memiliki sekedar hubungan persaudaraan denganku, aku akan rela melepaskan Ella".

Aku terdiam gugup setelah mengatakan itu. Aku melihat om dan tante berusaha mencerna perkataanku dan kulihat Amy menganggukkan kepalanya padaku memberi semangat.

"Deva, tante tidak mengetahui perasaanmu pada Ella, apa Amy mengetahui semua hal ini?".

"Iya ma", Amy berkata pada mamanya.

"Deva ini juga tentang masa depanmu Deva, apa kamu sudah memikirkannya dengan baik, ya tante yakin kamu sudah memikirkannya dengan baik, cuma tante merasa bersalah padamu, Deva. Di satu sisi tante bahagia, jika Ella bisa menerimamu sebagai pasangannya, kamu anak tante juga Dev, karena alasan itu juga tante tidak mau masa depanmu nanti memiliki hambatan karena Ella", tante mengatakannya padaku sambil menangis.

Om Mike memegang tangan tante dan berkata padaku.

"Deva apa kamu sudah mengatakan hal ini pada Ella?".

"Ya om, Ella menolakku, ia tidak ingin membebaniku".

"Meski Ella menolakmu, saat ini kamu duduk di hadapan om mengatakan hal ini, berarti kamu bersungguh-sungguh dan yakin dengan keputusanmu kan Dev?".

"Ya om, biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi. Lagipula anak itu membutuhkan seorang ayah sebagai walinya, aku bersedia memberikan nama belakangku pada anak itu, apapun hubunganku nanti dengan Ella, aku akan selalu menjadi wali yang menyayanginya seperti anakku sendiri".

"Amy apa Deva sudah berbicara denganmu sebelum Deva masuk ke ruangan ini?".

"Iya pa".

Om Mike menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Amy.

"Deva, om akan merasa sangat egois jika mengijinkanmu menikahi Ella hanya untuk masa depan Ella".

Aku mengerti betapa sulitnya mereka untuk menerima perasaanku. Kemudian aku bangkit dari dudukku, lalu berlutut di hadapan om dan tante dan berkata,

"Om, aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".

Om Mike meneteskan air matanya, lalu membuatku berdiri dari posisi dan memelukku erat lalu berkata,

"Terima kasih Deva, terima kasih untuk perasaanmu pada Ella, maafkan om yang tidak bisa mendidik Ella dengan baik, om merestui keinginanmu, semoga kelak kalian memukan kebahagiaan bersama".

Tante pun datang memelukku sambil menangis.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!