Lana harus rela menjadi istri kedua dari pengusaha kejam dan arogan demi menolong perusahaan keluarganya yang nyaris bangkrut . Sean Jayde Alexander nyatanya menikahinya hanya untuk pelampiasan hasratnya karena istri pertamanya adalah supermodel super sibuk yang bahkan tak pernah punya waktu untuk melayaninya ataupun merawat putra mereka .
Hidup Lana bagai berjalan diatas kerikil kerikil tajam , bahkan berkali kali ia berniat mengakhiri hidupnya . Tapi satu hal yang membuatnya bertahan yaitu seorang anak laki laki lumpuh berusia enam tahun yang sangat menyayanginya .
Akankah Lana akan bisa bertahan pada ikatan yang hanya dipenuhi kebencian ?? Ataukah ia akan menyerah dan akhirnya memilih untuk pergi !?
lni adalah kisah liku liku perjalanan rumah tangga yang mungkin akan membuat sedikit darting , jadi siapkan hati yang lapang untuk membacanya 🤭.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
TOKK ... TOOKKK
Sean membiarkan Nanny Zen masuk ke ruang kerjanya , sepertinya akan ada yang akan dibicarakan oleh wanita tua itu . Dia berpikir mungkin Tiffany sudah membuat ulah seperti biasanya . Wanita itu selalu menginginkan semua hal berjalan sempurna dan itu membuatnya sering marah pada maid yang melayaninya . Sedikit saja salah maka Tiffany tak akan segan untuk memarahinya .
Seperti soal makanan , super model itu mempunyai menu sendiri untuk dietnya . ltupun harus di masak dengan caranya hingga kadang membuat maid yang tidak terbiasa melayaninya akan kebingungan .
" Ada apa !? " tanya Sean ketika Nanny Zen sudah ada di depan mejanya . Wajah wanita didepannya seperti sedang tahu untuk mengungkapkan apa yang ada dipikirannya .
" Tuan Darrell terus bertanya tentang Nyonya Lana , bahkan siang ini dia berkata hanya mau makan jika Nona Lana sendiri yang menyuapinya . Maksud saya .... " Nanny Zen terlihat ragu , tadi ia mendapat laporan jika wanita yang di maksud oleh anak asuhnya masih di kurung di gudang belakang . Itu artinya Sean belum memaafkan kesalahan Lana . Dan tak mungkin pelayan sepertinya meminta agar Sean membebaskan Lana agar wanita cantik itu bisa menemui ataupun merawat Darrell .
Sean tampak diam tapi ada sedikit khawatir di hatinya karena sudah semalaman ia sudah mengurung gadis itu tanpa makan ataupun minum . Apalagi gadis itu sedang terluka akibat vas kaca yang ia lempar tepat di samping gadis itu .
" Bukankah mommynya sedang ada bersamanya ? Kenapa harus minta orang lain untuk menyuapinya !? "
" Ehhmmm ... maaf tapi tadi Nyonya besar pergi , jika tidak salah Nyonya Jimenez datang menjemputnya ! Nyonya berpesan jika ia hanya keluar sebentar tapi sampai saat ini beliau belum pulang "
Nanny Zen menunjukkan kepalanya saat Sean terdengar berdecak kesal . Tentu saja pria itu kesal karena Tiffany akan selalu sibuk dengan teman teman sosialitanya walau ia sudah ada di rumah . Ego wanita itu sudah benar benar keterlaluan , bisa bisanya dia bersenang senang saat Darrell masih belum sembuh dari sakitnya .
" Bukan saya ingin lancang , tapi saya pribadi pun terkejut melihat kedekatan antara Tuan Darrell dan Nona Lana . Mereka bisa dekat dalam hitungan jam saja padahal Tuan Darrell bukan tipe anak yang cepat akrab dengan orang asing . Saya kira demi kebaikannya .... "
" Aku tahu apa yang harus aku lakukan ! Sekarang pergilah !! "
Sean meraup kasar wajahnya , ia pun tak menduga bagaimana bisa anak sekaku Darrell bisa langsung dekat dengan Lana . Padahal tak sekalipun Sean melihat putranya berinteraksi dengan istri keduanya itu .lstri yang ia nikahi atas dasar kebencian di hatinya .
Sekitar enam tahun yang lalu waktu ia masih ada di kantornya ia mendengar kabar jika putranya yang masih berumur sekitar satu tahun mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju rumah sakit . Mobil mereka oleng karena berusaha menghindari seorang anak gadis yang menyeberang dengan tiba tiba .
Sang supir dan pengasuh Darrell langsung meninggal di tempat , sedang Darrell mengalami luka serius . Walau para dokter berhasil menyelamatkan nyawa putranya tapi mereka mengatakan jika mungkin Darrell akan mengalami lumpuh permanen . Kakinya terluka parah dan dokter belum bisa melakukan operasi karena saat itu kondisi Darrrell sempat kritis .
Selama enam tahun ini Sean tak pernah menyerah , dia melakukan apapun untuk kesembuhan putranya . Dia ingin Darrell bisa bermain ataupun berlari seperti anak anak yang lainnya . Karena hatinya sangat sakit ketika melihat tubuh kecil itu terus bergantung pada kursi rodanya .
Sean akhirnya turun bermaksud pergi melihat anaknya , mungkin saja Darrell mau disuapi olehnya . Tapi sepertinya keinginannya tak akan tercapai karena anak itu tetap bersikukuh untuk disuapi oleh Lana .
" Apa aku kekanakan Dad !? "
" Kau memang masih anak anak son ! Daddy tahu kau hanya ingin tahu keadaannya . Kau pasti tahu jika Daddy marah padanya , tapi dia pantas dihukum karena kecerobohannya ! "
" Dia tidak ceroboh ... tapi aku ! Aku tahu ada telur di roti isi buatannya , aku bisa merasakannya . Tapi aku bahkan sengaja menghabiskannya karena rasa roti buatannya benar benar enak ... sangat enak hingga aku lupa jika aku punya riwayat alergi yang parah terhadap protein telur " sahut Darrell tak ingin ayahnya terus menyalahkan calon pengganti pengasuhnya .
" Dia tak sebaik yang kau lihat ! lngat kata kata Daddy , semakin cantik wanita maka ia akan semakin jahat . Mungkin kau belum mengerti dengan apa yang Daddy katakan tapi suatu saat kau pasti tahu maksudnya "
" Baik aku akan makan sendiri jika itu membuat Daddy senang . Tapi Darrell minta jangan marah lagi pada Lana , jangan salahkan dia lagi "
Sean tak menjawabnya , tapi pria itu tetap duduk disisi putranya yang mulai menyendok bubur di mangkoknya . Mungkin Lana memang tidak bersalah kali ini tapi hal itu tidak akan membuat rasa bencinya pada gadis itu berkurang .