Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Seorang gadis berusia 18 tahun bernama Intan, dipaksa Bapaknya menikah dengan Ricko, laki-laki berusia 28 tahun, anak sahabatnya.
Awalnya Intan menolak karena ia masih sekolah dan belum tahu siapa calon suaminya, tapi ia tidak bisa menolak keinginan Bapaknya yang tidak bisa dibantah.
Begitu juga dengan Ricko. Awalnya ia menolak pernikahan itu karena ia sudah memiliki kekasih, dan ia juga tidak tahu siapa calon istrinya. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Papanya yang sudah sakit sangat parah.
Hinggga akhirnya Ricko dan Intan pun menikah. Penasaran dengan kisah mereka? Yuk langsung simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Sebelum sampai di rumah Intan, Ricko mengajak Intan makan malam terlebih dahulu di tengah - tengah perjalanan mereka. Intan pun menurut saja. Ia juga merasa lapar. Karena terlalu banyak mampir, akhirnya mereka sampai di rumah Intan sudah pukul 22.00 malam.
"Assalamu'alaikum," ucap Intan sambil mengetuk pintu. Tidak berapa lama pintu terbuka dan tampaklah pak Ramli. Intan dan Ricko pun mencium punggung tangan pak Ramli bergantian.
"Saya permisi pulang dulu, Pak," ucap Ricko saat Intan sudah masuk ke dalam rumah.
"Tunggu, Rick!" cegah Pak Ramli.
"Iya, Pak. Ada apa?" tanya Ricko sopan.
"Sudah malam, menginaplah di sini. Sekarang ini rumah kamu juga," ucap pak Ramli saat melihat Ricko yang terlihat lelah. Ya, memang Ricko sangat lelah. Ia harus mondar mandir dari rumah, perusahaan, rumah sakit, dan rumah Intan.
"Baiklah. Terima kasih, Pak," ucap Ricko menyetujui tawaran pak Ramli. Ricko pun mengikuti pak Ramli masuk ke dalam rumah.
"Ini kamarnya Intan, masuk saja. Anggap rumah sendiri ya?" ucap pak Ramli. Setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Ricko pun membuka pintu kamar Intan dan melihat Intan sedang berganti pakaian. Intan hanya menggunakan celana dalam saja dan akan memakai piyama tidurnya. Karena setiap tidur, Intan selalu melepas braa nya.
"Kyaaak! Kenapa mmm ... mmm .... " Intan belum menyelesaikan kata - katanya, tapi mulutnya sudah dibungkam tangan Ricko. Ricko mendadak panik ketika Intan berteriak. Ia takut didengar Pak Ramli. Intan pun berontak sekuat tenaganya karena ia malu posisinya kini sedang telan jang. Tentu saja ia tidak bisa mengalahkan tenaga Ricko yang tubuhnya lebih besar darinya.
"Jangan berteriak! Aku akan melepaskanmu," ucap Ricko pelan di telinga Intan. Intan pun mengangguk. Setelah lepas dari tangan Ricko, Intan segera memakai piyamanya. Ricko yang melihatnya hanya bisa menelan ludahnya dan matanya tak berkedip. Ini pertama kalinya ia melihat gadis telan jang nyata di depan mata. Biasanya ia hanya melihat di film dewa sa yang ia tonton. Tanpa bisa dicegah, sesuatu di dalam celana dalamnya menegang.
"Kenapa Mas Ricko masuk ke kamarku?" tanya Intan setelah memakai piyamanya.
"Aku menginap di sini. Disuruh Pak Ramli," jawab Ricko sambil duduk di tepi tempat tidur.
"Lalu kenapa ke kamarku? Biasanya Pakde Bambang kalau menginap di sini tidurnya di ruang tamu, Mas," tukas Intan.
"Sekarang aku suamimu. Jadi Pak Ramli menyuruhku tidur di kamar ini," ucap Ricko sambil melepas kaosnya.
"Hei, kenapa Mas Ricko melepas kaos begitu?" tanya Intan malu dan takjub dengan badan Ricko yang padat dan kekar.
"Aku mau tidur dan nggak bawa pakaian ganti. Nanti pakaianku kusut. Ayo tidur aku lelah," ucap Ricko lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur Intan. Intan pun terpaksa tidur satu ranjang lagi dengan Ricko. Ia menaruh guling di tengah - tengah di antara mereka. Intan tidur miring membelakangi Ricko.
Tengah malam Ricko merasa kebelet ingin buang air kecil. Ia membangunkan Intan.
"Ntan ... Intan ... " panggil Ricko sambil menggoyang - goyang tubuh Intan.
"Hmmmm," gumam Intan masih dengan memejamkan matanya.
"Di mana kamar mandinya?" tanya Ricko.
"Di belakang sampingnya dapur," jawab Intan lirih.
Ricko pun turun dari ranjang dan keluar kamar menuju kamar mandi sesuai petunjuk Intan. Setelah dari kamar mandi, Ricko kembali ke dalam kamar Intan dan melihat posisi tidur Intan telentang. Ia dapat melihat dengan jelas tonjolan gundukan gunung kembar Intan dari luar piyamanya karena tadi Intan memang tidak memakai braaa. Ricko ingin merabanya, tapi ia sudah membuat perjanjian untuk tidak menyentuhnya. Jadi ia mengurungkan niatnya lalu kembali tidur di samping Intan.
Jangan lupa tinggalin komennya ya. Aku tunggu. Terima kasih 🥰