NovelToon NovelToon
Chemistry Of Love

Chemistry Of Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Kisah cinta masa kecil / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Nada Azzahra, siswa baru di SMA Nusantara Mandiri, adalah gadis ceria yang mudah bergaul. Kepribadiannya yang ramah dan penuh semangat membuatnya cepat mendapatkan teman. Namun, kedatangannya di sekolah ini mempertemukannya dengan Bara Aryasatya, cowok tengil yang ternyata adalah "musuh bebuyutan"-nya semasa SMP.

Di masa SMP, Nada dan Bara bagaikan Tom & Jerry. Pertengkaran kecil hingga saling usil adalah bagian dari keseharian mereka. Kini, bertemu kembali di SMA, Bara tetap bersikap menyebalkan, hanya kepada Nada. Namun, yang tak pernah Nada sadari, di balik sikap tengilnya, Bara diam-diam menyimpan rasa cinta sejak lama.

Setiap hari ada saja momen lucu, penuh konflik, dan menguras emosi. Bara yang kikuk dalam mengungkapkan perasaannya terus membuat Nada salah sangka, mengira Bara membencinya.

Namun, seiring waktu, Nada mulai melihat sisi lain dari Bara. Apakah hubungan mereka akan tetap seperti Tom & Jerry, ataukah perasaan yang lama terpendam akan menyatukan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Menjadi lebih Dekat

Bara menunggu di luar toilet, tampak sabar meskipun hatinya sedikit berdebar-debar. Setelah beberapa saat, akhirnya Nada keluar dari toilet dan berjalan menghampirinya. Mereka berdua berjalan bersama ke kantin, dan suasana terasa sedikit canggung, meski sudah tidak setegang tadi.

Di tengah perjalanan, Nada mendapat pesan masuk di ponselnya. Itu dari Gisel. “Nada, kita udah di kantin. Ayo cepetan!” pesan itu membuat Nada sedikit tersenyum. Ia membalas secepatnya, memberitahukan Gisel bahwa dia sedang menuju ke kantin bersama Bara.

Sementara itu, Bara yang berjalan di sebelah Nada merasa perlu membuka percakapan untuk menghindari kebisuan yang semakin canggung. "Eh, Nada," Bara memulai dengan suara pelan, sedikit ragu. "Gimana kabar orang tuamu?"

Nada terkejut mendengar pertanyaan itu. Bara yang biasanya lebih banyak mengusili, sekarang malah bertanya tentang orang tuanya? "Eh?" Nada sedikit bingung. "Kok, kamu tanya tentang orang tuaku?"

Bara menatap ke depan, berusaha terlihat biasa saja meski hatinya sedikit tidak nyaman. "Ya, nggak apa-apa kan? Aku cuma pengen tahu aja," jawabnya, berusaha terdengar santai. "Kalian kan baru aja pindah ke sini, aku kira pasti banyak hal baru yang terjadi, gitu."

Nada sedikit mengernyitkan dahi, masih merasa heran. “Oh, mereka baik-baik aja kok. Ayahku, seperti biasa, sibuk di kantor. Mama... agak lebih banyak di rumah, bantuin di rumah,” jawab Nada pelan, meskipun sedikit bingung dengan pertanyaan Bara. "Kenapa, Bara? Kenapa tanya begitu?"

Bara mengangkat bahu, menatap jalanan di depan mereka. “Ya nggak ada alasan khusus, cuma penasaran aja," kata Bara, sedikit mengalihkan pandangan ke sisi lain, tak ingin terlihat terlalu mengharapkan jawaban tertentu.

Nada mengangguk pelan, agak ragu-ragu. “Iya, orang tua aku baik-baik aja kok, tenang aja." Nada sedikit tersenyum, meski di dalam hati ia merasa bingung dengan sikap Bara yang tiba-tiba berubah perhatian seperti ini.

Setelah beberapa langkah, mereka tiba di kantin. Gisel dan Jessica sudah menunggu mereka di meja yang biasanya mereka duduki. Dimas dan Rio juga sudah duduk, sambil bercanda satu sama lain. Begitu Nada dan Bara mendekat, mereka langsung disambut dengan riang oleh Gisel dan Jessica.

"Eh, cepat banget!" Gisel melirik ke arah Nada dan Bara dengan senyum lebar. "Ada apa, kalian berdua kelihatan beda aja?" tanyanya dengan nada menggoda.

Nada hanya tersenyum tipis, sedikit canggung. "Nggak apa-apa, cuma jalan bareng," jawabnya, berusaha tetap santai meskipun sebenarnya ada perasaan campur aduk di hatinya.

Bara memilih duduk di sebelah Dimas, dengan Rio di sebelahnya. Meskipun baru beberapa menit berlalu, Bara merasa sedikit lega.

Nada dan Bara duduk dengan bingung di meja kantin, memandangi teman-teman mereka yang tampak saling berbisik dan tertawa. Mereka baru saja datang, namun makanan yang dipesan sudah ada di meja, dan anehnya, tidak ada satu pun pesanan untuk mereka berdua.

Bara memandang sekitar meja, mencoba mencari penjelasan. "makanan kita mana, kok gak ada?" tanya Bara, masih kebingungan.

Nada ikut mengernyitkan dahi, "Iya, aneh banget. kenapa kalian pesan dulu, punya kita gak di pesani juga. Harusnya kan mereka tahu kalau kita makan apa..."

Jessica dan Gisel yang sedang berbincang santai dengan Dimas dan Rio menoleh ke arah mereka. Gisel tersenyum lebar dan berkata, "Oh, kami nggak tahu pesanan kalian. Kalian kan nggak bilang apa-apa."

Nada dan Bara menatap Jessica dan Gisel dengan tatapan bingung. "Lho, kalau gitu, kenapa kalian nggak nanya?" Nada bertanya, sedikit kesal.

"Ya nggak apa-apa," jawab Jessica dengan santai. "Kalian kan nggak ngomong apa-apa, jadi kami kira nggak masalah."

Dimas dan Rio yang sedari tadi hanya diam, saling bertukar pandang, kemudian tersenyum licik. "Tapi kan, kalian bisa pesan sendiri, bukan?" ujar Dimas sambil tersenyum nakal.

Bara dan Nada saling berpandangan, merasa ada yang janggal. Mereka hanya bisa menghela napas panjang, lalu Bara akhirnya berdiri. "Ya sudah, kalau gitu, kita pesan sendiri saja."

Nada mengangguk setuju dan ikut berdiri. "Iya, nggak masalah, kita pesan sendiri aja."

Melihat mereka berdua beranjak dari kursinya, Jessica, Gisel, Rio, dan Dimas saling bertukar pandang dengan senyum licik. Semua ini adalah bagian dari rencana mereka agar Bara dan Nada menjadi lebih dekat.

"semoga rencana kita sukses ya?" Jessica bisik kepada Gisel, Rio dan Dimas yang hanya mengangguk dengan senyum puas.

Rio yang duduk di samping Dimas terkekeh kecil. "Kita lihat saja nanti, mereka berdua bakal jadi pasangan atau nggak, ya?"

Dimas hanya menyeringai, "Tunggu saja, yang pasti, ini akan membuat mereka lebih dekat."

Bara dan Nada berjalan ke konter pemesanan dengan langkah cepat, masing-masing merasa sedikit canggung, meskipun sebenarnya ada rasa kebersamaan yang mulai tumbuh. Mereka mulai menyadari bahwa mungkin ini adalah cara teman-teman mereka untuk mendorong mereka lebih dekat satu sama lain.

Setelah memesan makanan, mereka kembali ke meja dengan makanan yang baru dipesan. Gisel dan Jessica menyambut dengan senyum lebar, sementara Dimas dan Rio hanya tertawa kecil melihat Bara dan Nada yang terlihat sedikit canggung.

Bara dan Nada telah sampai di meja mereka, Bara lebih dulu duduk di kursinya. Saat Nada hendak duduk, tangannya hampir terlepas dari nampan yang dibawanya, membuat seluruh isi nampan hampir terjatuh. Dalam hitungan detik, Bara yang duduk beberapa langkah di depannya langsung berdiri dan dengan sigap membantu menahan nampan itu.

"Eh, hati-hati!" Bara berkata, pura-pura marah dengan ekspresi datar di wajahnya, meski sebenarnya ia sedikit panik melihat situasi itu.

Nada yang terkejut, hanya bisa menatap Bara dengan bingung. "Terima kasih, Bara," kata Nada sambil menyusun ulang nampannya dengan tangan gemetar, merasa malu. "Aku hampir jatuh."

Bara hanya mendengus, seolah tak peduli, namun tangannya masih memegang erat nampan itu. "Jangan lengah begitu. Nanti bisa kebalik beneran," jawabnya, mencoba bersikap seolah tidak peduli meskipun sebenarnya hatinya sedikit berdebar karena insiden itu.

Nada hanya bisa tersenyum tipis dan mengangguk. "Iya, aku hati-hati deh."

Setelah memastikan nampan itu aman, Bara akhirnya melepaskannya dan kembali duduk, sedikit menjauh dari Nada seakan tidak ingin terlihat terlalu peduli. Nada pun duduk di kursinya, masih merasa agak canggung karena kejadian tadi. Ia merasa Bara sedang berusaha menyembunyikan perasaan pedulinya dengan pura-pura marah.

Namun, dalam hati Nada mulai bertanya-tanya, "Kenapa Bara bisa langsung membantu tanpa ragu? Apa itu hanya kebiasaan dia, atau... ada yang lebih?"

Di sisi lain, Dimas dan Rio yang sedang mengamati kejadian itu, hanya saling melirik dengan senyum licik. Mereka sudah tahu bahwa Bara dan Nada mulai menunjukkan tanda-tanda ketertarikan satu sama lain, meskipun mereka berdua belum menyadarinya.

Gisel dan Jessica yang juga memperhatikan dari meja sebelah, tidak bisa menahan tawa kecil. Rencana mereka berjalan dengan sempurna, dan mereka tahu bahwa kejadian seperti ini hanya akan mempererat hubungan Bara dan Nada lebih jauh lagi.

1
aca
lnjuttt
aca
lanjut thor Q kasih bunga deh
aca
nada jd rebutan ciee
aca
seru thor
Dian Fitria N
lanjut lagi thor
Ahmad Syarif
menarik, ringan konflik jd bacanya enjoy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!