"Aku bersedia menikahinya, tapi dengan satu syarat. Kakek harus merestui hubungan aku dan Jessica"
Bagaimana jadinya jika seorang pria bersedia menikah, tapi meminta restu dengan pasangan lain?
Akankah pernikahan itu bertahan lama? Atau justru berakhir dengan saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dj'Milano, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps22. Rasa Bersala Alex.
"Alex, ada apa, Nak? Kenapa kamu buru-buru begitu?" tanya Nyonya Veronika. Wanita paru baya itu sedang menonton tayangan netflix.
"Tidak ada apa-apa, Mah" sahut Alex hendak melanjutkan langkahnya.
"Alex" panggil Nyonya Veronika. "Apa kamu sudah menemukan orang yang menolongmu?"
Alex terdiam, mulutnya enggan untuk menjawab. "Belum, Mah" Kata itu spotan keluar dari mulutnya.
Pria tiga puluh empat tahun itu belum siap melihat mamanya menyesal atas sikap selama ini pada Viona, terlebih lagi Nyonya Veronika adalah orang yang paling menindas Viona, saat gadis itu tinggal di rumah mereka.
Alex akan menceritakan semua pada mamanya setelah menemukan Viona.
"Mama harap, kamu segera menemukannya, Lex. Hidup mama tidak akan tenang sebelum membalas budi baiknya" ucap Nyonya Veronika tulus.
"Iya, Mah" Alex pun berjalan menuju kamar bekas Viona dulu.
.
.
.
Alex memutar hendel pintu, kakinya melangkah masuk, tangannya terangkat menekan sakral lampu. Entah mengapa Alex merasa bersala saat melihat isi kamar itu. Mungkinkah selama ini hanya kamar itu menjadi tempatnya mengadu?
Alex membuka lemari pakaian, terdapat banyak sekali baju-baju wanita disana. Alex mengacak-acknya mencari sesuatu disna, namun tidak menemukan apapun.
Matanya tertuju pada sebuah laci dibawa meja rias. Alex segara membuka laci tersebut. Pria itu mengerut dahinya ketika melihat bayak foto-fotonya bersama sang kakek yang diambil secara tidak sengaja.
"Apa diam-diam dia memotretku bersama kakek?" Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah seyuman. Alex merasa senang diam-diam Viona memperhatikannya.
Alex kembali mengacak isi laci, pandangannya terfokus pada sebuah buku kecil dengan tulisan 'dear diary' Alex tampak bersemangat langsung mengambil buku tersebut.
Sambil duduk diujung ranjang, Alex membuka buka diary itu dan membacanya dengan seksama. Tak ada satu lembar pun yang dilewatinya, sesekali pria itu terseyum. Entah apa yang tertulis dalam diary itu.
********
Matahari telah menurun kearah barat, pertanda hari akan segera malam. David
Menumpangi taxi oline menuju rumah Alex,
sejak siang tadi, ia berusaha menghubungi Alex. Namun, Bosnya itu tidak mengangkat telefonnya sama sekali.
David yang merasa khawatir pun memutuskan pergi kerumah Alex setelah selesai kerja. Bukan hanya karena khawatir, tapi David juga akan menyampaikan informasi yang telah ia dapat mengenai Viona.
"Bi Lastri, dimana Bos Alex?" tanya David ketika sampai dirumah Alex.
"Aah syukurlah Mas David datang" keluh Bi Lastris.
"Ada apa, Bi?" tanya David bingung.
"Anu, itu … Tuan Alex"
"Alex kenapa, Bi? Bicara yang jelas"
"Tuan Alex dari siang tadi belum keluar dari kamar tamu, bibi takut terjadi sesuatu" jelas Bi Lastri.
"Kenapa tidak minta tolong sama orang rumah untuk melihatnya?"
"Tuan dan Nyonya sedang keluar, Nona Aluna belum pulang kuliah"
"Ya sudah, tunjukan yang mana kamarnya?" David tak heran rumah mewah itu selalu sepih, karena semua penghuninya punya kepentingan masing-masing.
"Yang ini, Mas David. Kamar yang pernah dipake, Nona Viona" ucap Bi Lastri sambil menunjuk kamar tersebut.
David langsung mengetuk pintu kamar.
"Bos Alex" panggil David.
Satu kali panggilan belum ada sahutan, David mengetuk sedikit kencang. Akhirnya ada pergerakan dari dalam.
"Ada apa?" Alex keluar dengan muka bantal, penampilannya masih lengkap dengan pakaian kerja. Rupanya Alex ketiduran saat membaca buka diary Viona.
"Aah syukurlah Tuan tidak apa-apa" Bi Lastri merasa lega saat melihat Alex baik-baik saja. Wanita tua yang hampir sebaya dengan Nyonya Veronika itu pun berpamitan dari sana.
Sementara David merasa kesal, setengah hari penuh, ia mengkhawatirkan Alex dan ternyata, Bosnya itu mala enak-enakan tidur.
Tidak peduli dengan ekspresi wajah David, Alex pergi begitu saja menuju kamarnya. Tak lupa ia membawa foto-foto dan diary Viona.
...****************...
David menyodorkan sebuah map coklat keatas meja kerja, saat ini mereka berdua telah berada di ruang kerja Alex.
"Apa ini?" tanya Alex. Pria itu terlihat segar, wangi dan juga tampan, tentu karena ia baru saja selesai mandi.
Alex mengambil map tersebut dan membukanya. "Viona Anandita" batin Alex membaca isi dalam map.
"Viona Anandita, usai dua puluh satu tahun. Ibunya meninggal dunia saat melahirkannya dan ayah menikah lagi. Karena ibu tirinya menolak mengasuh dirinya, gadis malang itu pun dititipkan pada tetangga yang bernama Sri Utari" jelas David menjeda, ia memperhatikan ekspresi wajah Alex. "Beberapa tahun terakhir, neneknya menderita penyakit gagal ginjal, gadis itu harus membanting tulang siang dan malam demi pengobatan sang nenek. Sampai suatu hari, ia bertemu dengan seorang kakek dan kakek tersebut memintanya menjadi cucu mantunya. Namun, sayang si cucu mala men …"
"Hentikan" ucap Alex tegas, kupingnya sudah tidak sanggup lagi mendengar dongeng David. "Lalukan cara apapun untuk membawanya kembali." Rasa bersala Alex semakin bertamba setelah mendengar kisah hidup Viona.
Sekarang Alex mengerti, mengapa sang kakek begitu baik pada Viona.
.......
.......
.......
Maaf ya guys, kemarin cuman satu. Dua lagi nyusul nanti ya, Othor ketik dulu.😅😅
Jangan lupa dukungannya, Like & Comen. ada yang mau tambahin kembang atau kopi juga boleh ko, Athor terima dengan iklas.😅😅
berjuanglah sendiri jangan mengharapkan keluarga yg tak menganggapmu