Meski umurnya akan menginjak 30 tahun, Rayna belum terpikirkan untuk menikah, ia masih ingin menikmati hidup dengan bebas.
Hal itu justru menjadi masalah besar bagi sang Mama yang ingin Rayna segera menikah, Mamanya pun mencari berbagai cara agar Rayna mau menikah, hingga akhirnya ia meminta sang suami agar mencarikan pendamping untuk sang anak.
Beberapa kandidat telah terpilih hingga pilihan sang Mama jatuh pada seorang pria.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? apakah Rayna menerima pria yang dipilihkan sang Mama?
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
Follow INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
Follow TIKTOK @LALA_SYALALAA13
Follow FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhenti
Sesampainya di aula, Alvin pun merapikan rambut Rayna yang sudah basah dan menutupi wajahnya. "Hujannya makin deres," ucap Rayna.
"Iya, kamu agak kesini biar gak kena Mas-mas belakang," ucap Alvin dan menarik Rayna agar semakin mendekat padanya.
"Lagian tumben banget sih hujan, kemarin-kemarin hujannya malam loh, ini siang kayak gini malah hujan. Terus tadi loh gak mendung atau tanda-tanda hujan, tapi tiba-tiba aja hujan kalau gini kam panik semua," ucap Rayna.
"Namanya musim hujan Mbak, gak ada yang tau kapan bakal turun hujannya," ucap Ibu-ibu di samping Rayna.
"Iya sih, Bu," ucap Rayna.
"Pacarnya ya Mbak" tanya Ibu tersebut.
"Calon suami, Bu," ucap Rayna.
"Ganteng Mbak calon suaminya," ucap Ibu tersebut dan Rayna pun tersenyum canggung mendengarnya.
Bukannya reda, hujan justru semakin deras. "Ini udah mau sore, kamu tunggu disini, aku ambil mobil ya. Di mobil ada payung," ucap Alvin.
"Tapi, tampat parkirnya jauh, Mas," ucap Rayna.
"Gapapa, kamu tunggu disini aja," ucap Alvin.
"Ini, Mas pake jaketnya," ucap Rayna
"Gak usah, kamu pake aja biar gak kedinginan," ucap Alvin lalu berlari keluar taman.
Beberapa saat kemudian, Rayna dapat melihat Alvin yang datang menggunakan payung. "Ayo," ajak Alvin.
"Payungnya cuma 1?" tanya Ryana.
"Iya, tapi ini agak besar payungnya jadi muat kok," ucap Alvin.
Alvin pun mengulurkan tangannya pada Rayna dan uluran tangan tersebut disambut oleh Rayna, mereka pun langsung menerobos hujan dan menuju mobil Alvin yang sudah berada tak jauh dari sana.
Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai di mobil Alvin, Rayna segera masuk ke dalam mobil begitupun dengan Alvin yang masuk ke dalam mobil.
"Kita pulang, sebelum kamu tambah dingin," ucap Alvin.
"Aku gak terlalu dingin, aku pake jaket dan gak basah. Tapi, Mas basah banget ini bajunya," ucap Rayna dan hendak melepaskan jaket milik Alvin di tubuhnya.
"Gak usah, aku gapapa," ucap Alvin.
Akhirnya Rayna pun mengikuti apa yang dibilang, Alvin. Alvin pun mengendarai mobilnya untuk membelah jalanan dan tak lama setelah itu, mereka sampai di rumah Rayna
"Ayo masuk dulu, Mas," ajak Rayna.
"Aku langsung pulang aja, titip salam buat Papa sama Mama," ucap Alvin.
"Ini jaketnya," ucap Rayna.
"Kamu pakai aja jaketnya," ucap Alvin.
"Tapi, aku udah sampai rumah," ucap Rayna.
"Gapapa," ucap Alvin.
Setelah itu, Rayna pun keluar dari mobil Alvin dan masuk ke dalam rumahnya. "Gimana?" tanya Mama Nindy.
"Gimana apanya?" tanya Rayna.
"Gimana selama di rumah calon mertua?" tanya Mama Nindy.
"Gak gimana-gimana, Ma. Emang kenapa?" tanya Rayna.
"Mamanya Alvin baik kan?" tanya Mama Nindy.
"Iya, baik. Oh iya tadi juga Rayna ke butik dan cobain gaun," ucap Rayna.
"Mama tau, tadi Mama mertua kamu udah bilang dan kirim fotonya. Bagus gaunnya," ucap Mama Nindy.
"Syukurlah kalau Mama suka," ucap Rayna.
.
Hari ini adalah hari terakhir Rayna bekerja, ia berpamitan pada teman-temannya. "Makasih ya semuanya karena udah bantuin aku selama ini," ucap Rayna.
"Sedih banget sih gue karena lo berhenti, tapi selamat ya akhirnya lo bakal nikah juga," ucap Hani.
Ya, dua hari lagi adalah hari dimana Rayna akan menikah dengan Alvin dan hari ini ia berhenti bekerja, sebenarnya tidak ada peraturan tentang pegawai bank harus berhenti bekerja jika sudah menikah. Namun, bank tempat kerja Rayna memiliki peraturan tersendiri tentang ini. Hanya pegawai dengan jabatan yang telah ditentukan perusahaan bisa tetap bekerja meskipun sudah menikah, selain itu juga hal ini mencegah jika ada penolakan dari pegawai yang dipindahkan ke cabang lain bahkan sejak awal penandatanganan kontrak pun sudah ada di klausul tentang hal tersebut.
"Kapan-kapan kita nongkrong ya," ucap Anggun.
"Pasti dong, kamu tinggal kabarin aja," ucap Rayna.
Rayna pun berpamitan pada rekan-rekannya disana dan tentunya diiringi tangis antara mereka.
Tak lama setelah itu, Rayna pun keluar dan melihat Alvin yang sudah menunggunya di depan. "Kenapa?" tanya Alvin.
"Sedih, aku udah 2 tahun kerja disini. Sayang banget aku harus ninggalin kerjaan ini," ucap Rayna.
"Nanti kalau ada kesempatan lagi kamu bisa kerja di bank yang mau menerima status kamu," ucap Alvin.
Rayna pun masuk ke dalam mobil Alvin, "Mas tau gak kenapa di bank tempatku kerja, kalau ada yang mau nikah harus berhenti?" tanya Rayna.
"Gak tau, kenapa?" tanya Alvin.
"Ya, karena dulu ada pegawai yang dia mau nikah terus dipindah ke cabang lain dan dia marah-marah gitu terus ada juga yang nikah diam-diam gitu nah pas mau di pindah baru ketahuan kalau dia udah nikah, makanya tempatku kayak gitu. Kalau di bank lain kayaknya sih gak," ucap Rayna dan diangguki Alvin.
"Besok kita mulai gak ketemu jadi kalau ada apa-apa, kamu kabarin aja atau gak minta tolong Papa atau Mama," ucap Alvin.
"Iya, Mas," jawab Rayna.
"Hari ini hari terakhir sebelum kita nikah, kamu mau beli sesuatu?" tanya Alvin.
"Boleh deh Mas, aku pengen rujak buah kayaknya enak," ucap Rayna.
Alvin pun mencari rujak buah disepanjang jalan dan tak lama ia pun menemukannya, setelah itu Alvin langsung menepikan mobilnya dan membelikan rujak buah yang diinginkan Rayna. Setelah membelinya, Alvin langsung masuk ke dalam mobil.
"Makasih ya Mas," ucap Rayna.
"Iya," jawab Alvin.
"Mas," panggil Rayna.
"Ada apa?" tanya Alvin.
"Kok aku gugup ya," ucap Rayna.
"Gugup kenapa?" tanya Alvin.
"Ya gugup mau nikah, kamu gak gugup Mas?" tanya Rayna.
"Gugup," jawab Alvin.
Rayna pun langsing menoleh pada Alvin, "Mana? gak kelihatan gugup gitu," ucap Rayna.
"Gugupku emang gak kelihatan," ucap Alvin.
Tidak tau saja Rayna jika sejak kemarin setelah mengurus semua persyaratan pernikahan mereka, Alvin begitu gugup apalagi saat mendengarkan kata Papa Doni yang mengatakan jika tekanan saat akad begitu besar. Namun, karena Alvin memang tidak bisa menunjukkan ekspresinya sehingga ia terlihat tidak gugup.
Setelah beberapa saat, mereka pun sanpai di rumah Rayna. "Mas, langsung pulang aja. Ingat ya kata Mama gak boleh mampir," ucap Rayna.
"Iya, titip salam sama Mama," ucap Alvin dan diangguki Rayna.
Ya, memang setelah Alvin dan Rayna mengurus semua persyaratan untuk pernikahan mereka, Mama Nindy melarang Alvin untuk mampir ke rumah karena mereka akan menikah 2 hari lagi dan Alvin sendiri pun mengikuti apa yang dikatakan Mama Nindy.
Saat masuk ke dalam rumah, Rayna melihat ruang tamunya yang begitu berantakan karena barang-barangnya, "Berantakan banget," gumam Rayna.
"Namanya juga mau nikah, jadi kalau rumahnya berantakan kayak gini ya wajar aja," ucap Mama Nindy.
.
.
Bersambung..........
ᴏ ᴋᴋ ᴠɪsᴜᴀʟ ɴʏ ᴍɴ