Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Tawaran
“Sivanya, aku punya syarat agar kita bisa bercerai baik-baik” Ucap Juna dengan penuh arti
“Ada apa lagi sih mas ?, kenapa kamu makin lama makin ngelunjak” Ujar ketus Sivanya
“Tidak banyak hanya 1 M sebagai konfensasi sudah menfkahimu selama hampir 2 athun menikah di tambah biaya-biaya lainnya”Jawab Juna seenaknya
“Mas kamu gak berubah ya ?, aku gak punya uang segitu” Ucap Sivanya
“Jangan berbohong kamu Sivanya, anak konglomerat seperti kamu gak punya uang segitu gak mungkin kamu pasti punya banyak sudahlah itu belum 1 persen dari hartamu juga” Jawab Ketus Juna
Sivanya terdiam …
Seketika panggilan itu menjadi hening,
“Ah aku punya ide” Ucap Sinya dalam hati
“Aku gak punya mas, lagian mama dan papa dan mama pasti tidak akan mengizinkan aku memberikan kamu uang cuma-Cuma. Bagaimana kalau aku memberikanmu sebuah pekerjaan ?” Tanya Sivanya
“Pekerjaan apa dulu ?” Tanya Juna
“Mau apa gak, gak usah banyak tanya mending aku kasih kamu kerjaan tiap bulan terima gaji bisa makan sekeluarga. Baik banget aku mas” Jawab Sivanya
Juna tiba-tiba diam tanpa kata-kata …
“Ya sudah kamu pikirkan saja dulu, yang jelas kamu bekerja bukan dengan keluargaku saat ini. Siding pertama berikan aku jawaban mas” Ujar Sivanya lalu menutup telponnya
“Hahahaha, akan aku buat kamu merasakan indahnya dunia laki-laki serakah. Semoga kamu mau menerima pekerjaanku, karena pada akhirnya kamu bukan bekerja pada kakak-kakakku tapi denganku akun ku buat kamu membayar ucapan ibumu mas Juna. Sampai mati pun aku tak akan melupakan bagaimana dia menyumpahi ku dan anakku” Ucapku dalam hati
\*\*\*\*\*
POV Juna
“Bagaimana ?, apa bayinya laki-laki ?” Tanya Ibuku
“Sivanya tidak membahas itu bu, dia malah menawarkanku sebuah pekerjaan” Jawab ku
“Jangan mau dasar bodoh, apa kamu mau di injak-injak kaluarga Sivanya lagi ?” Tanya ketus Ibuku
“Bukan begitu bu, Sivanya bilang tidak akan bekerja denga ketiga kakaknya lagi pula wajahku pasti sudah di coret di perusahaan manapun. Apalagi setelah kejadian kenferensi pers” Jawabku
“Buka usaha Juna, uang gaji bulan terakhir dan pesangon sudah kamu terima kan ?” Tanya ibu
“Sudah bu tapi buka usaha apa ?, Juna tidak punya pengalaman wirausaha” Jawabku
“Biar nanti bu pikirkan” Ucap ibu
Selang beberapa jam aku mulai mencurigai Mayang, mengapa akhir-akhir ini dia sering pulang malam. Belum lagi banyak sekali belanjaan yang dia bawa. Ah nanti saja aku bertanya , sekarang fokus untuk siding pertamaku besok.
Ke esokan harinya, sebelum masuk ruang siding Sivanya bertanya tentang pekerjaan yang dia tawarkan ah aku menolak dengan angkuhnya dan dengan senyuman manisnya dia hanya berkata.
“Kamu akan mencariku mas, lihat saja mau berapa lama kamu bertahan dengan uang pesangonmu itu. Aku tahu bagaimana borosnya ibu dan adikmu yang selalu foya-foya” Ucapnya sambil tersenyum dan berlalu di hadapanku
Namun kedatangannya anak kami tidak di ikut di bawa, aku meminta di siding pertama gugatan Sivanya untuk bertemu dengan anakku. Namun pengacara dari pihak Sivanya beralasan tidak bisa di bawa ke pengadilan karena anak kami di bawah umur dan belum juga genap 1 bulan pun.
“Sial, bagaimana pun caranya aku harus memastikan anak itu. Tapi bagaimana caranya , dari pihak Sivanya sangat kuat” Gumam Juna
Siding kedua di jadwalkan seminggu kemudian jika tidak ada yang berkeberatan dari masing-masing pihak maka ketuk palu sudah pasti terjadi, aku melangkahkan kakiku keluar dari pengadilan. Aku melihat dari jauh Sivanya menaiki mobil sport mewah sekali.
“Sial sekali harusnya aju sedang duduk di sampingnya bukan melihatnya dari jauh seperti orang bodoh seperti ini” Gerutuku
Setelah sampai di rumah panas matahari sudah sangat terik, di tambah kegilaan ibuku semakin membabi buta.
“Juna, ibu minta uang 3 juta mau beli baju baru“ Ucap Ibu dengan entengnya
“Aku juga mas, 6 juta buat bayar uang semesteran” Lanjut Mayang tak mau kalah
Ya ampun, baru juga sampai air saja belum mendarat di tenggorakkanku tapi hampir 10 juta harus aku keluarkan atau akan semakin runyam. Setelah memberiakn ibu uang dan mentrasnfer uang untuk Mayang ibu memanggilku dan mengajakku berbicara.
“Juna, ibu sudah bicara dengan Wulan dan ibunya mereka tidak mempermasalahkan masalah kamu” Ucap Ibu
“Apa ibu yakin ?, aku ragu bu biarkan aku beristirahat dari pernikahan dulu bu. Putusan cerai saja belum aku dapatkan” Ucapku
“Apa yang kamu harapkan lagi anak bodoh, Wulan sekarang sudah kaya ray akita bisa menumpang hidup dengan mereka ibu tidak perlu susah-susah buka warung lagi. kamu juga cukup diam dan tidak perlu bekerja masalah kita beres” Jawab Ibu
“Besok kita akan melamar Wulan dan setelah siding cerai dan putusan keluar kamu menikah dengan Wulan, keputusan ibu sudah final tidak bisa di ganggu gugat” Lanjut ibu lagi
“Ya bu, ibu atur saja bagaimana baiknya” Ucapku pasrah
Keesokkan harinya aku, ibu dan Mayang sudah mempersiapkan segala sesuatu tidak perlu barang mahal, seserahan seadanya saja. Ku naiki mobilku bersama ibu dan Mayang, kami menuju ke kediaman Wulan di sana hanya ada Wulan dan mamanya serta beberapa keluarga dekatnya.
Hatiku belum bisa menerima Wulan, bagaimana pun aku masih mencintai Sivanya namun mau bagaimana lagi demi menyembung hidup tanpa harus bersusah-susah ini adalah jalan satu-satunya. Setelah acara lamaran selesai kami bergegas pulang Wulan dan aku tak banyak bicara.
Esoknya dia datang ke rumah …
“Hai mas, melamun aja sayang” Ucap Wulan tiba-tiba
“Eh Wulan, nggak mas Cuma lagi santai-santai saja kok” Jawaku malas
“Mas setelah menikah kamu sama ibu ikut tinggal sama aku yah ?” Tanya Wulan
Aku kaget bukan main, kenapa tiba-tiba dia meinta aku dan ibu ikut tinggal di rumahnya ?
“Tapi rumah inikan rumah ku Wulan, jika sudah menikah kamu dong yang harus ikut dengaku bukan aku yang ikut kamu, gimana sih” ketusku
“Mas rumah kamu biar Mayang saja yang urus, kamu dan ibu tinggal sama aku kita tinggal di sama ku saja. Aku gak bisa tinggal di sini udah kotor berdebu nggak ada ACnya mas, aku gak akan betah tinggal di sini” Ucap Wulan
“AC bisa di pasang, rumah kotor ya di bersihkanlah masa kamu dibiarkan saja” Sindirku
“Hello mas, kamu cari istri atau cari pembantu sih ?. aku gak maul oh kuku-kuku ku ini rusak karena urusan rumah” Ketus Wulan
“Aku bicara dulu sama ibu, baru kemudian kita putuskan mau tinggal dimana” Ketusku
Ibu yang baru pulang dari pasar mungkin dengar rebut-ribut dari luar langsung masuk dan Wulan memanfaatkan kesempatan untuk mengadu kepadanya.
“Ada ap aini rebut-ribut ?” Tanya Ibu
“Ini bu, Wulan mau setelah menikah ibu sama aku ikut tingal di rumahnya” Jawabku
“Loh gak bisa dong Wulan kamu yang harus tinggal di sini” Ketus ibu
“Tapi bu di sini itu kotor, jorok mana perkampungan jauh juga dari kota belum lagi di rumah ini nggak ada ACnya” Ketus Wulan
“Wulan kamu jangan ngada-ngada yah” Ucap Ibu
“Ya sudah jika tidak bisa memenuhi permintaanku jangan harap akum au menikah dan membiayai hidup kalian, sudah miskin sombong lagi” Ucap Wulan langsung pergi
“Arrrrgggghhh sial, belum jadi istri saja sudah begini bu” Ketus ku
“Sudah Juna, kamu pasang AC di kamar kamu terus bujuk Wulan. Ibu gak mau hidup susah hanya di satu-satunya penyelamat kita sekarang” Jawab Ibu
“Betul bang, keluar uang aja duluan nanti abis nikahan semua uang mbak Wulan pasti mas Juna yang pegang” Tambah Mayang
Akhirnya aku memustuskan memasang AC di kamar demi istri baruku, namun entah perasaanku saja atau memang aku sepertinya akan terkena masalah besar jika hidup dengan Wulan. Namun jika ku batalkan, aku sudah rugi banyak.
“Apa aku terima saja tawaran pekerjaan Sivanya waktu itu ya ?” Tanya Juna dalam hati
*********************************
Hallo reader setiaku
Kira-kira siapa yang memanfaatkan siapa ya di sini ?, Wulan yang memanfaatkan Juna atau sebaliknya Juna yang memanfaatkan Wulan ?
Apakah Juna akan menerima tawaran Sivanya ?
Apa rencana yang di susun oleh Sivanya untuk Juna dan sekeluarga ?