Maya memiliki 3 orang anak saat dirinya diusir oleh suaminya karena pengaruh dari keluarganya, dia berjuang untuk membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil hingga tumbuh menjadi anak-anak yang hebat dan berprestasi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Mengaturku
Roda kehidupan terus berputar tidak terasa kini perpisahan dengan suaminya sudah 10 tahun berlalu.
Usia sang anak tertua telah memasuki usia peralihan antara remaja menjadi dewasa yaitu 17 tahun. Dengan kepandaian yang mereka miliki kini sang anak sulung menempuh kuliah jurusan kedokteran sedangkan sang anak angkat kini sama, sedang berkuliah jurusan hukum tepatnya Pengacara.
Keduanya mendapatkan beasiswa keluar negeri setelah mengikuti ujian beasiswa mengalahkan ribuan orang dari seluruh penjuru negeri. Sedangkan si anak tengah bersekolah di SMA terbaik di kota ini dengan program beasiswa pula. Dan si bungsu sudah memasuki usia 10 tahun dan tengah bersekolah di SD terbaik pula.
Sedangkan kehidupan sang suami sekaligus ayah mereka berbanding terbalik dengan kehidupan yang mereka jalani. Menikah dengan wanita pilihan ibunya membuat hidupnya semakin hancur.
"Apa kamu tidak tahu ini sudah jam berapa??". hardiknya kepada sang istri ketika melihat istrinya baru datang saat memasuki pukul 12 malam.
"Tidak usah sok ngatur the, urus saja perusahaan. Tidak usah mengatur ku!! ". Ucapnya dengan jengkel.
" Kau itu istriku, dari keluarga terhormat, apa kata orang nanti kalau tahu kelakuanmu yang seperti ini ??". Hardiknya dengan keras.
Dia sudah sangat marah dan tidak bisa mentoleransi sikap seenaknya istrinya itu. Anak-anak mereka bahkan hanya diurus oleh pengasuh padahal ibu mereka ada.
" Aku bilang tidak usah mengatur ku, ingat perusahaan ku bisa menghancurkan perusahaan mu dengan mudah, jadi jangan macam-macam!! ". Ancamnya kepada suaminya karena jengah selalu dikekang tanpa diperhatikan olehnya.
Cinta yang dulu dia rasakan kepada suaminya sudah terasa hambar karena tidak pernah mendapatkan perhatian dan cinta seperti yang didambakannya selama ini.
Perhatian sebelum mereka menikah hanya topeng karena pernikahan ini hanya mengikuti permintaan ibunya dan kerjasama perusahaan bukan karena mencintainya.
Kini dia seakan menyesal karena pernah jatuh cinta kepada orang yang tidak pernah menghargai ketulusan cintanya, walau pernikahan mereka memang perjodohan tapi dia sangat tulus mencintai suaminya.
"Jangan kurang ajar kamu!!, aku ini suamimu harus kamu hormati!! ". Hardiknya dengan keras. Emosinya terpancing mendengar ancaman istrinya.
Sejujurnya dia tidak perduli jika perjanjian bisnis itu berakhir tapi dia tak mau mengulangi kesalahan seperti sebelumnya.
" Alah, tidak usah berdrama to ibumu juga tidak suka lagi kepadaku, kenapa??". Tantangnya dengan mata merah.
"Ibuku tidak seperti itu". Bantahnya dengan gugup
" Tidak usah menutupi kebusukan ibumu, aku tahu dia tidak pernah memperlakukan anak-anak ku selayak nya cucunya, hanya karena mereka semua perempuan, Apa yang salah dengan itu??, bukankah ibumu juga seorang perempuan?? ". Ucapnya dengan kemarahan yang sangat menembus jantung Rasya.
Perkataan istrinya itu bagai tamparan dan pukulan keras padanya. Dia teringat ketiga anaknya sebelumnya juga seorang perempuan dan ibunya juga berlaku sama.
" Harusnya kau tanya dirimu sendiri, Kau lah disini tidak becus menanam benih karena kedua istrimu semua melahirkan perempuan. Bahkan jika kamu menikah seribu kali, aku yakin kau hanya akan menghasilkan anak perempuan sialan!! ". Umpatnya kasar melempar vas bunga kaca dihadapan suaminya itu.
Rasya yang melihat istrinya seperti itu sangat marah, Dia tidak terima dihina seperti itu oleh istrinya. Dia adalah pemimpin dan harus dan wajib dihormati apapaun itu.
Plak.. Suara tamparan keras membuat tubuh Marsya terhuyung kesamping walau tak sampai terjatuh.
"Jangan kurang ajar Marsya, aku suamimu dan kepala rumah tangga disini. Kau wajib patuh dan hormat kepadaku!! ". Ucapnya dengan berang mendekati sang istri dengan tatapan nyalang.
Marsya yang mendapatkan tamparan seperti itu menatap suaminya penuh kebencian . Wajahnya merah karena bekas tamparan yang jelas terlihat.
" Kau akan menyesal melakukan ini kepadaku Rasya Putra Erlangga, kau tidak tahu segila apa aku jika seperti ini?? ". Ucapnya menantang suaminya.
Tidak ada lagi rasa cinta dihatinya untuk suaminya ini, hanya tersisa rasa benci dan penyesalan karena pernah mencintainya begitu dalam.
Melihat wajah dan tatapan istrinya, Rasya seakan tersadar dari perbuatan yang dia lakukan. Wajah bengisnya kini berubah sendu. Dia kembali melakukan kesalahan dengan menyakiti istrinya seperti sebelumnya.
Dia berusaha belajar mencintai sang Istri tapi tidak bisa, rasa cintanya sudah terbawa oleh sang Istri pertama setelah ia menyadari bahwa perempuan yang dia nikahi pertama kali itu jauh lebih baik dari istrinya yang sekarang. Dan apa yang dituduhkan selama ini adalah salah.
"Maafkan aku, aku terbawa emosi sampai melakukan hal ini kepadamu!! ". Ucapnya mendekati sang istri untuk memeriksa wajahnya.
Melihat suaminya seperti itu, Marsya Mundur dengan tatapan sinisnya. Dia tak akan semudah itu menerima apa yang dilakukan suaminya kepadanya barusan.
" Kita lihat saja, kupastikan setelah ini kau akan menyesal". Ucapnya meninggalkan suaminya keluar dari rumah.
Tujuan utamanya adalah rumah sakit karena dia akan melakukan Visum dan melaporkan suaminya. Dengan begitu suaminya tak akan berani macam-macam.
Melihat sang istri pergi, Rasya mengusap wajahnya dengan kasar. Dia tahu apa yang akan dilakukan istrinya itu. Dan dia harus bersiap menghadapi kemurkaan mertuanya karena sang istri.
Dia berjalan ke ruang CCTV untuk menyalin video pertengkaran mereka untuk jaga-jaga karena dia sangat tahu sifat istrinya itu.
Mereka berdua tidak sadar jika pertengkaran yang mereka lakukan itu disaksikan oleh ketiga anak mereka dari awal hingga akhir.
Sedangkan diseberang sana tepatnya Kehidupan sang istri pertama.
"Bunda, Sonya dan Safa pulang!! ". Teriak sang kakak berlari masuk dalam rumah.
" Assalamualaikum nak, kebiasaan kamu ini". Tegur sang bunda dengan lembut.
Yang ditegur hanya cengengesan menampilkan deretan gigi putihnya kepada sang bunda.
"Assalamualaikum bundaku sayang, maaf ya Sonya terlalu bersemangat!! ". Ucapnya mencium pipi sang ibu dengan sayang.
Sang adik hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah random sang kakak yang tidak kenal umur itu. Dia menghampiri sang bunda kemudian mencium tangannya dan mengucapkan salam.
" Kok kalian cepat pulangnya nak??". Tanya sang bunda heran karena ini jam 1 siang.
"Aku minta izin bunda dan datang ke sekolah adek juga, Aku mau ikut bunda jemput kakak-kakak di bandara". Ucapnya dengan senyuman memelas berharap sang bunda memaafkannya.
Mendengar ucapan sang anak, ibundanya hanya menghela nafas karena tahu jika itu salah.
"Jangan ulangi ya nak, kan kamu akan ketemu kakak dirumah, jangan izin lagi kalau memang tidak terlalu mendesak yah!! ". Ucap Sang bunda memperingatkan sang anak untuk tidak mengulang kesalahannya.
" Iya bunda, maafin Sonya yah, Sonya hanya sangat merindukan kakak makanya Sonya izin". Icapnya menundukkan kepalanya merasa bersalah.
Dengan senyum lembut dan menenangkan, Maya membelai kepala sang anak dengan sayang.
"Tidak apa sayangnya bunda, tapi lain kali jangan seperti itu!!, Bunda tahu kamu merindukan kakak-kakak mu tapi sekolah juga sangat penting untuk hidup kalian kedepannya". Ucapnya membelai pipi sang anak.
" Iya bunda, Sonya mengerti dan tidak akan mengulanginya lagi!! ". Ucap Sonya memeluk sang bunda.
Inilah sosok bunda mereka yang sangat lembut dan penyayang. Dia hanya akan tegas jika anak-anak nya melakukan kesalahan tanpa membuat sang anak merasa dihakimi tapi sang anak sendiri yang merasa bahwa apa yang telah dilakukannya adalah salah.
"Iya sayang, bunda percaya sama anak bunda, sekarang kalian berdua ganti pakaian ya setelah itu kita ke bandara menjemput kakak-kakak kalian!! ". Ucap sang bunda dengan lembut menyuruh sang anak beberes sehabis pulang sekolah.
Dia melihat kepergian kedua anaknya itu dengan sendu, dia sangat berharap kehidupan keempat anaknya itu kelak lebih baik dari kehidupannya dimasa lalu.