Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Ribut lagi.
Bang Rilo, Bang Bayu, Papa Rama dan Bang Ribas duduk bersama. Setelah huru-hara terjadi, mereka bisa ngopi bersama.
"Nggak usah di pikir apa kata Shita. Kamu saja dulu begitu. Inilah yang di namakan kualat itu nyata. Kamu dulu juga buat Papa stress begitu, sekarang nikmati saja prosesnya." Kata Papa Rama.
Bang Ribas mengusap wajahnya. Meskipun masih ada kesal di hatinya terkait pernikahan Lira, kini perasaannya mulai bisa menerima. Hanya saja saat ini perhatian itu beralih pada putrinya yang kabur dari pendidikan Bintara padahal saudara kembarnya santai saja menjalani pendidikannya perwiranya disana bahkan sudah satu tahun lamanya menjadi siswa termuda.
"Yang di perut Niken perempuan Pa. Jelas Shita ngamuk karena merasa punya saingan setelah sekian lama dia menjadi perempuan satu-satunya. Rhana dan Atma selalu menjadi penjaganya. Kalau sekarang ada adik perempuan, sudahlah..!!!"
"Lagian kenapa di goal kan?? Kalau Mama dulu memang sedikit sulit hamil lagi karena perkara kamu lahir. Kalau kamu punya alasan apa??" Tegur Papa Rama.
"Saya yang minta."
"Ya sudah, terima resikonya." Jawab Papa Rama.
Kini arah mata Papa Rama beralih pada Bang Rilo yang masih terdiam memucat. Beliau menggeleng melihat menantunya itu.
"Kamu memang kerepotan Papa, Le. Kenapa kamu tidak bilang sama Abangmu kalau Papa sudah menikahkan kamu dengan Lira??? Kamu juga membuat Lira kebingungan karena tidak jujur. Sekarang kalau terjadi seperti ini, kamu juga yang stress." Papa Rama pun menegur Bang Rilo.
Papa Rama sudah paham watak menantunya, pria tersebut memang kaku karena keadaan tapi jelas beliau tau bahwa pria yang kini sudah menjadi menantunya itu adalah pria yang luar biasa.
"Maaf Pa. Saya memang lalai. Sungguh tidak ada niat saya membuat semua menjadi kacau." Ujar Bang Rilo dengan nada rendah.
"Sebenarnya tidak kacau kalau kamu bisa main cantik, sampai saatnya nanti. Hanya saja kamu tidak sabar. Kamu cemburu sampai saya menghajarmu pun, kamu tidak peduli. Saya tau badanmu remuk. Itulah sebabnya saya tidak marah." Papa Rama memang salut dengan menantunya itu.
"Bagaimana dengan Rasya???"
"Apakah masih ada gunanya membahas Rasya yang sudah tidak ada lagi. Saya ingin menikahi Lira karena memang saya ada rasa dengan adik Abang." Jawab Bang Rilo.
Bang Ribas terdiam mendengarnya, hatinya ikut berangsur tenang.
"B*****t.. aku naksir istri orang." Gerutu Bang Bayu kemudian mengusap wajahnya.
Tak bisa di bohongi bahwa saat ini pria itu memendam kesedihan yang mendalam.
"Kau ini kenapa?? Sabar..!! Bukan menjadi pilihan bukan berarti kita buruk. Tenang.. masih ada Shita." Sambar Papa Rama menggoda.
"Paaaa.. jangan bicara macam-macam..!! Shita masih kecil." Rasanya tensi darah Bang Ribas kembali naik.
"Lira juga seumuran dengan Shita, malah sekarang sudah hamil. Dulu Mama juga begitu.. aman saja." Kata Papa Rama terus menggoda.
"Beda jaman, Pa. Sudahlah, jangan bahas ini lagi. Shita nggak boleh pacaran, apalagi sampai nikah. Lira kecolongan begini, jantung ku sudah berserakan.. apalagi Shita. Semua tidak akan pernah terjadi." Jawab Bang Ribas.
"Shita mau donk hamil seperti Tante Lira." Celetuk Shita membuat para pria di luar sana kaget bukan main hingga terdiam dengan degub jantung bertalu tak karuan.
"Kamu harus cari donatur biar bisa hamil." Kata Lira.
"Siapa donaturnya Tante Lira???"
Seketika para pria menjadi tegang.
"Om Rilo."
"Kalau begitu Shita minta Om Rilo saja." Ujar Shita.
"Jangaaaaaaann..!!!!" Pria di luar sana kompak gelagapan tak terkecuali Bang Rilo.
"Astaghfirullah.. darimana datangnya alien satu ini." Gumam Bang Rilo deg-degan sendiri.
Wajah Lira berubah murung, namun hanya menunduk tanpa kata.
"Ngawur kamu, Shita..!!!" Bentak Bang Ribas.
Bang Bayu tersenyum geli, tapi ia pun tidak ingin situasi menjadi panas. "Om Bayu saja yang jadi donaturnya. Tapi bilang dulu sama Papamu..!! Kalau ACC, langsung Om Bayu buatkan."
"Kamu lagi.. Di kira hamil itu enak. Nafas Mbak Niken sampai putus sambung merasakan hamil."
"Kalau memang tidak enak kenapa Papa buat Mama hamil??????" Protes Shita yang begitu polos.
Sontak para pria terkikik karena Bang Ribas tidak bisa menjawabnya.
"Lagipula Shita nggak mau sama Om Bayu. Om Bayu galak, Om Bayu pernah buka baju di depan Shita dan ngintip Shita mandi di sungai." Kata Shita.
"Kapan???? Saya nggak buka baju di depanmu..!!!!
"Waktu pegang ular..........." Pekik Shita.
Suasana seketika hening. Kini arah mata tertuju pada Bang Bayu.
"Nggak.. Bukan.. Jangan salah sangka dulu..!! Ceritanya tidak begitu." Bang Bayu sampai panik karena kini dirinya yang beralih menjadi tersangka.
"Benar, Pa. Papa nggak percaya sama Shita. Om Bayu tunjukin ularnya, setelah itu.................." Ujar Shita sampai menangis. Wajahnya yang polos membuat para pria tidak menangkap kebohongan apapun dari raut wajahnya.
"Kau ada main juga ternyata. Ternyata aku tidak bejat sendirian. Bisa-bisanya kau yaaaa..!!!" Bang Rilo pun seketika ikut kesal.
"Kamu di apakan, Sithaaaa.."
"Yaa anuu, Pa." Shita kebingungan menjabarkan keadaan saat pendidikan yang lalu.
"Anu apa Shitaaaaa???? Ya Allah.. Papa mati betul kalau kau 'anu-anu' sama Bayu." Suara Bang Ribas meninggi tiga oktaf.
"Gara-gara ularnya besar, Paaa.." tangis Shita semakin menjadi.
"Allah Ya Rabb..!! Shita.. kamu jangan ngarang ya..!! Saya bisa di tumbuk Papamu..!!!!!"
"Om Bayu minta Shita pegang ular. Om Bayu bilang aman karena ularnya sudah jinak. Ternyata waktu Shita pegang malah meludah." Teriak Shita.
.
.
.
.
GK apa2 kak Nara , biar pun bisanya up cuma satu nab dan sedikit Kira2 juga udah seneng bacanya.
ayo lanjuuuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,