Yang bocil minggir dulu ya🙃
Sinopsis 👇
Mina tidak tahu ada apa dengan hubungan kakak dan kakak iparnya. Di luar mereka tampak baik tapi sebenarnya mereka menyembunyikan sesuatu.
Berawal dari penasaran, Mina memutuskan menyelidiki keduanya. Ternyata benar. Di apartemen tempat tinggal mereka, mereka bahkan tidur terpisah. Mina yang dasarnya mulut ember itu ingin melapor ke mamanya. Sayangnya sebelum berhasil, ia ketahuan oleh Foster, kakak iparnya.
Dan yang tidak pernah Mina duga, Foster malah memaksanya bermain api dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 24
Mina tidak habis pikir. Sepertinya setiap kalimat yang keluar dari mulutnya selalu bisa dipakai kakak iparnya ini untuk mendapatkan keuntungan. Astaga, ia sudah salah bicara. Sekarang bagaimana? Kak Foster terus menatapnya, kali ini dengan wajah mesumnya yang khas. Gadis itu merasa seperti ditelanjangi.
"Jawab aku, bagaimana caramu berterimakasih?" alis Foster naik turun, tatapannya begitu intens, sampai-sampai wajah Mina bersemu merah karena malu.
"T ... Terimakasih ya cukup diucapkan saja. Memangnya kakak mau bagaimana? Jangan aneh-aneh!" balas Mina ketus. Tentu ia tahu maksud Foster mengarah kemana.
Foster terkekeh lalu berbisik di telinga Mina.
"Bagaimana kalau ke hotel saja? Aku ajari kau cara menjadi hebat di atas ranjang." bisiknya serak. Mina langsung mendorongnya menjauh ketika bibir Foster lagi-lagi dengan tidak tahu malunya menyesap daun telinganya.
"Kak Foster!" pekiknya pelan. Sedang Foster malah tertawa. Senang sekali menggoda gadis itu.
"Kau yakin tidak mau mencoba merasakan milikku bergerak di dalammu? Itu jauh lebih enak daripada jari dan mulutku. Kau pasti ketagihan." Foster terus merayu. Mina terdiam, tidak tahu bagaimana lagi meladeni kakak iparnya. Kalau pria itu sudah mulai berbicara hal-ha mesum, Mina tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapinya. Apakah mereka benar-benar akan berakhir di ranjang malam ini? Apa kak Foster akan memaksanya? Dan apakah rasanya lebih enak kalau milik kak Foster yang bergerak di dalamnya? Ia tiba-tiba jadi penasaran. Tapi sesaat kemudian gadis itu langsung tersadar.
Ya ampun Mina. Kau sudah gila! Kenapa malah termakan kata-kata pria ini? Sekarang Mina sadar, susah sekali menahan napsu. Pantas saja banyak orang di luar sana yang suka melakukan s e ks bebas. Kebanyakan teman-temannya yang pernah mengangkat pembicaraan itu berkata sangat enak rasanya. Apalagi kalau lawan mainmu hebat.
"Apa yang kau pikirkan? Mau mencoba tawaranku?" tanya Foster amat sangat berharap.
"Nggak!" jawab Mina langsung.
"Lakukan saja sana dengan istri kak Foster." tambahnya.
"Tidak bisa. Aku tidak akan pernah menyentuhnya. Seumur hidupku, aku hanya ingin setia padamu. Mulai detik ini, hanya kau perempuan yang akan aku sentuh." balas Foster serius. Sangat serius. Tapi Mina malah tertawa tidak percaya. Pria ini berpengalaman sekali dalam hal merayu perempuan, bagaimana dia bisa percaya terhadap kata-katanya coba.
"Rayuan kak Foster nggak mempan padaku mmphh ..."
Foster langsung menyerang Mina dengan ciuman kasar. Gadis itu tidak sempat menolak serangan itu. Beberapa orang yang melewati taman kecil tersebut menatap mereka dengan aneh. Untungnya ini malam hari, tidak banyak anak kecil.
"Mmph ..."
Foster menangkup bagian belakang leher Mina untuk memperdalam ciumannya dengan satu tangan merangkul pinggangnya merapatkan pelukan.
Mina berusaha mendorong bahu Foster sekuat tenaga tapi Foster lebih kuat lagi menahannya. Gadis itu terus berusaha melepaskan diri sampai akhirnya dia lelah sendiri dan membiarkan kakak iparnya terus bermain di sana. Ketika Foster menggigit bibir bawahnya lalu bibirnya terbuka, Foster langsung melancarkan lidahnya masuk ke dalam rongga mulutnya.
Ciuman kasar itu melembut dan Foster mencoba menggoda gadis itu dengan liukan lidahnya selama beberapa saat sampai akhirnya desa h an lembut keluar dari tenggorokan Mina.
Foster melepaskan ciumannya. Sepertinya ia baru sadar kalau mereka berada di tempat umum. Laki-laki itu masih tahu diri ternyata.
"Ayo," pria itu menarik lembut pergelangan tangan Mina berdiri dari situ. Gadis itu masih terengah-engah akibat ciuman tadi.
"Kemana?" ia bertanya.
"Menidurkan sesuatu yang sudah bangun." Mina bingung. Tidak mengerti apa maksud pria itu. Mereka masuk mobil dan Foster menatap Mina penuh minat.
"Kali ini aku bertanya dengan serius. Kau hanya punya dua pilihan jawaban," gumam Foster. Mina balas menatapnya dengan serius, penasaran pertanyaan apa yang akan pria itu lontarkan.
"Ke hotel bersamaku dan memberikan keperawananmu padaku, atau menunda itu dulu tapi kau harus membantu menidurkan milikku yang sudah sangat tegang di dalam sini." pandangan Mina mengikuti tangan Foster yang menunjuk kejantanannya. Menyadari akan hal itu, mata Mina melotot sempurna. Jelas kedua pilihan itu sangat gila bagi hubungan mereka. Namun bagaimana bisa ia menolak laki-laki setampan ini, apalagi ia pernah merasakan kenikmatan luar biasa yang diberikan oleh sang kakak ipar.
"Bagaimana?"
"Aku ingin pulang," gadis itu mencoba mengalihkan. Ia
"Tidak bisa, bukankah sudah kubilang kau hanya ada dua pilihan malam ini?" Foster tidak akan membiarkan gadis itu lolos. Walau ia belum bisa mendapatkannya seutuhnya malam ini, setidaknya ia bisa mendapatkan kemauannya yang lain. Ia ingin Mina bermain di miliknya.
"Rasakan ini," Foster lalu meraih tangan Mina untuk menyentuh juniornya. "Ini sudah sangat keras, menunggu kau mainkan." Foster melanjutkan. Mina kaget. Milik Foster memang sudah sangat tegang di dalam sana. Tapi menyentuh benda itu dari luar membuat Mina jauh lebih tegang. Ia belum pernah menyentuh benda itu sebelumnya, melihatnya apalagi.
Saat Foster dengan sengaja menurunkan risleting celananya, dan mengeluarkan isi yang ada di dalam celana, kepala Mina mendadak kosong. Karena refleks ia menutup matanya kuat-kuat.
Astaga! Apa itu? Besar sekali.
Ukurannya sungguh menakuti Mina.
"Aku tahu kau pasti belum siap ke hotel, jadi pilihanmu hanya ini. Buka matamu," gumam Foster. Ia tersenyum menyeringai. Mungkin Mina terkejut dengan ukurannya. Ini kedua kalinya ia memaksa Mina berbuat mesum di dalam mobil. Kalau waktu itu siang hari, maka hari ini adalah malam hari.
"Buka matamu nona kecil," ujar Foster sekali lagi. Ia menangkup dagu gadis itu untuk membuatnya menatapnya. Saat mata Mina terbuka perlahan, tatapan mereka bertemu.
"Kau cantik," gumam Foster serak.
"Maukah kau memuaskanku?" nada bicaranya melembut dengan penuh permohonan. Mina menelan ludah. Ia sudah sangat tegang. Tak menjawab iya, tapi juga tidak menolak. Karena memang tidak tahu mau bersikap bagaimana. Tangan Foster yang lain bergerak perlahan meraih jemari Mina dan menyentuhkan ke miliknya.
"Sshh ..."
Foster mendesis pelan ketika kulit tangan Mina menyentuh bagian paling sensitif di tubuhnya. Mina menggigit bibir lirih.
"Kau pernah menonton film dewasa?" tanya Foster ingin tahu. Mina melihat Mina mengangguk malu-malu.
"Berarti kau pernah lihat bagaimana cara wanita memanjakan milik prianya bukan?" Mina mau mengangguk tapi ragu-ragu. Biar bagaimanapun itu hanya film, beda lagi kalau melakukannya secara nyata. Foster sepertinya tahu masalah yang sedang dipikirkan gadis itu.
"Jangan khawatir, aku akan menjadi pemandumu, bergeraklah." ucap Foster dengan suara yang begitu menggoda. Lalu dengan ragu dan napsu yang seakan melumpuhkan akal sehatnya, tangan Mina mulai bergerak perlahan. Mengelus-elus benda keras yang sudah berdiri tersebut.
"Ohh ..." erang Foster.