Rosana mempunyai orgen tunggal yang sangat laris, setiap minggu selalu saja ada yang meminta untuk organ nya main di setiap pesta. bahkan sampai luar desa juga meminta organ dia, semua nya menganggap itu hal biasa.
tidak ada yang tau apa yang sebenar nya sudah terjadi?
Halim mengetahui ada yang tidak beres pada istri nya, sehingga dia pun berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi. terlebih pemain dari orgen tunggal milik musuh mereka mulai mati satu persatu setelah bicara dengan Rosana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Perseteruan Purnama
Daging kerang empuk masuk kedalam mulut nya Purnama yang sejak tadi sudah mengunyah saja, pokok nya bila sedang banyak pikiran maka makan terus tidak berhenti. apa lagi sedang kondangan juga, dengan kata lain ya makan gratis dan paling penting sudah di hidangkan oleh Tuan rumah secara langsung untuk mereka berdua ini.
Jadi tidak perlu repot repot mau mengambil segala kemeja prasmanan yang pasti nanti akan di lihat banyak orang, apa lagi tampilan dia yang sangat cantik sehingga banyak pasang mata menatap diri nya dengan rasa kagum. walau pun begitu, dia tetap saja merasa risih dan kesal sekali pada orang yang sedang menatap nya.
"Kau sudah habis kerang dara tiga piring, Pur! apa tidak diare nanti." Sam mengingat kan ketua agensi.
"Purnama fokus sekali melihat yang main orgen, jadi tidak sadar kalau sudah makan tiga piring kerang." sahut Gun.
"Ini pun masih kurang, sana ambil lagi." Purnama menyuruh Arya.
"Ogah! malu aku sama Pak Lurah kalau mau mengambil lagi." tolak Arya langsung.
"Kau kok tidak punya malu, sudah tiga piring loh!" Sam sampai berdecak heran.
"Kan yang lain tidak ku makan, cuma makan kerang nya saja." tukas Purnama sambil cemberut.
"Tolong jangan buat aku malu, beli sendiri di pasar bila mau makan banyak!" geram Arya yang sudah malu.
Purnama melempar kan tusukan yang sejak tadi di pakai untuk makan, memang terasa sangat cocok di lidah nya, maka sejak tadi dia terus saja makan hidangan yang itu, sedangkan daging sapi rendang sama sekali tidak di makan karena dia tidak suka dengan masakan tersebut.
Duaaaaar.
"Allahu akbar!" semua orang kaget karena ada ban mobil pecah di jalanan sana.
Sebagian ada yang tertawa karena mereka sedang asik makan malah dapat kejutan begini, masuk juga Mila dan Reza yang tadi sempat kaget dan mereka juga duduk di meja bundar sebagai tamu istimewa karena cukup kenal dengan Pak Lurah.
"Heh, Sam!" Arya kaget melihat posisi Sam yang kaget.
"Gila kau, Sam!" Gun juga berseru melihat nya.
"Kau cari mati, Sam!" Arjuna pun sampai merinding.
"P-purnama...ampuni aku, Pur! ampu..n tolong ampuni aku, Pur...
Bagai mana mungkin semua nya tidak kaget dan Sam juga tidak ketakutan, karena sekarang akibat kaget tadi tangan Sam malah menempel di semangka nya Purnama. mana dua dua nya juga dalam posisi membungkuk karena tadi Sam. Loncat setelah mendengar suara dentuman yang sangat kuat, sayang nya dia malah memegang semangka milik ketua agensi yang sedang tidak baik baik saja akibat sedang berduka.
Braaaaak.
"Apa sih?!" Mila yang duduk dekat Purnama menoleh sinis.
Padahal yang jatuh gedubrak itu tadi adalah Sam, dia melanting karena tendangan Purnama sudah melayang. merah padam wajah Purnama karena ulah member nya yang satu ini, sejak dulu memang selalu saja ada tingkah nya yang membuat Purnama naik darah.
"Aku tidak sengaja, demi Allah aku tidak sengaja!" Sam berdiri sambil memegangi pinggang nya.
"Agak lain kaget mu, Sam! cari kesempatan kau kayak nya." Arya heran menatap Sam.
"Masa kaget sampai pegang semangka dia, kaget loh cukup terlonjak saja." Gun pun membuka suara.
"Dasar kurang ajar, kan jadi meleyot dia dari wadah nya!" rutuk Purnama membenarkan gunung kembar.
"Akan ku adukan kau pada Nana." ancam Gun sembari tertawa.
Sam terdiam ketakutan karena sudah di tendang oleh Purnama, bila nanti dia masih dendam maka pasti akan sambung part dua hukuman nya. malah mau di adukan pada Nana sang kekasih, habis lah sudah rasa nya hidup Sam.
Lagi pula memang dia yang aneh bentuk kaget nya, dulu sekali dia juga pernah kaget dan malah minta gendong sama Purnama. sekarang malah memegang dua gunung kembar karena kaget dana ban meletus, apa tidak menyala emosi Purnama di buat dia, ini karena banyak orang sana maka nya agak kalem.
"Dari desa banget ya kalian berdua, dari tadi berisik saja!" Mila membentak sembari menoleh pada Arya dan Purnama.
"Kau bicara pada kami?" Arya menunjuk diri nya sendiri.
"Tentu saja aku bicara padamu dan juga kekasih mu! gaya saja sok keren, tapi kelakuan ndeso." hina Mila dengan gaya angkuh nya.
"Oh kau terganggu dan merasa iri ya karena kau dan suami mu tidak bisa mesra begini, jangan jangan ada yang ketiga." Arya merangkul Kakak nya yang masih diam.
"Zina saja kok bangga! pantas dari tadi berisik, jangan jangan merencanakan habis dari sini mau kesemak belukar untuk zina." Mila kian pedas saja ucapan nya.
"Bila kau tidak ingin berisik maka pergi lah kekuburan!" sengit Arya yang mulai tidak suka.
"Hentikan, Mila!" Reza menggeram pelan.
Tapi Mila bukan nya menuruti ucapan suami nya, dia justru berbalik menatap Arya dan Purnama yang menurut dia sangat mengganggu. memang pada dasar nya Mila merasa semua orang berada di bawah dia, hanya dia saja yang paling cantik dan juga kaya.
"Jaga mulut mu bila kau tidak ingin ku permalukan!" ancam Mila serius sambil menunjuk wajah nya Arya.
Byuuurr.
Satu teko kaca yang di atas meja menyiram wajah Mila yang sok cantik tersebut, Purnama melepaskan kaca mata hitam nya untuk melihat lebih jelas wanita yang dari tadi berisik tidak mau diam dan sibuk mengatai diri nya ndeso dengan Arya.
"Berani kau melakukan ini padaku?!" teriak Mila sangat marah.
"Sejak tadi ku dengar kau sibuk sekali menggongong, padahal aku dan Adik ku tidak ada mengusik mu!" bentak Purnama sudah tak bisa sabar lagi.
"Siapa yang berani cari masalah dengan Purnama?" bisik para tamu.
"Astaga, habis lah orang itu karena mengusik Purnama." bisik yang lain juga.
"Sana tengahi, Pak." Bu Lurah sudah cemas karena dia tau bagai mana sifat Purnama bila sudah marah akibat di usik orang.
"Jangan membuat ku malu, Mila!" Reza menarik istri nya.
"Wanita ini yang tidak mau diam sejak tadi, selalu saja berisik!" Mila tetap menyala.
"Ada keributan apa ini?!" Pak lurah cepat datang agar masalah tidak kian larut saja.
"Pak lurah, aku datang dengan suamiku untuk memenuhi undangan mu! tapi tidak ku sangka kalau ada tamu sampean yang kurang ajar begini." Mila berkata lada tuan rumah.
"Sampean tidak apa apa kan, Mbak Pur?" Pak Lurah malah menanyai keadaan nya Purnama.
Tentu saja Mila malu dan marah bukan kepalang karena merasa tidak di perhatikan, padahal jelas jelas dia yang basah kuyup karena di siram air satu teko oleh Purnama.
Aq berharap sela ,, ayah Halim masih bisa d selamatkan,, ow iya mas Bastian juga yaa Kaka,, jangan smpe jadi tumbal dia ...,, anak baik tuh