Hari-hari Kimeera di kampus yang bertemu Juan si tengil yang selalu punya seribu macam cara untuk membuat Kimeera merasa kesal dan marah padanya.
Apa akan berunjung cinta atau malah sebaliknya.
ikuti kisah Kimeera disini yah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibran Atharrazka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Sam terlihat canggung ketika berhadapan dengan Vihaan.keduanya tidak sengaja bertemu di salah satu restoran.Malam ini Kim dan Vihaan kembali keluar untuk makan malam bersama,tentu saja atas ijin Khumaira walaupun beliau masih ada di luar kota.
"Hai Sam,ayo gabung!"ajak Kim lugas.
"Maaf Kim,tapi aku ada perlu dengan orang lain.Aku menunggunya datang kemari"kata Sam sambil tersenyum.
"Ayolah bung,bukannya kamu adalah teman baik Kim di kampus.Tidak mengapa jika kau menunggu orang itu di meja ini,kalau perlu ajak saja sekalian untuk bergabung"kata Vihaan tak kalah ramahnya.
"Oh,atau itu pacarmu ya?"tebak Kim sambil memasang senyum menggoda.
"Eh bukan"elak Sam cepat terlihat sedikit gugup.
"Hanya seorang rekan bisnis,maksudku cuma bisnis receh"kata Sam.
"Ya sudah jika kamu menolak,padahal aku ingin kita makan malam bersama disini"kata Kim terlihat sedikit kecewa.
"Lain kali saja Kim,eh itu orangnya sudah datang"kata Sam sambil menoleh kearah pintu masuk tampak seorang pria seumuran Vihaan tampak berdiri sambil mengedarkan pandangannya.
Sam melambaikan tangannya,dan si pria itu segera mendekat.
"Maaf Sam,aku terlambat"katanya pelan sambil menjabat tangan Sam.
"Mari kita ke meja yang sana"kata Sam kearah meja yang sudah ia reservasi sejak awal.
"Mereka siapa?"tanya rekan Sam itu melirik kearah Vihaan dan Kim yang tampak sangat manis malam itu.
"Itu teman-temanku,mereka sedang makan malam"jawab Sam sambil mengarahkan kakinya menjauh dari Vihaan dan Kim yang kembali duduk di kursi mereka.
"Oh aku pikir,kalian bersama tadi"kata si rekan.
"Tidak,mereka punya acara sendiri.Ayo kita nikmati dulu makan malam setelah itu baru kita membahas soal pekerjaan"kata Sam terdengar sedikit formal.
"Baiklah Sam,jangan terlalu serius"canda si rekan membuat keduanya tertawa pelan.
Beralih pada Vihaan dan Kim.
"Jadi Juan berbicara seperti itu padamu?"tanya Vihaan.
"Iya,makanya aku bilang jika aku bahkan lebih penting daripada dokumen kerja samamu dengan perusahaan orangtuanya,aku kesal Vihaan,maaf ya karena sudah bicara selancang itu"kata Kim terdengar manja,walaupun nada bicaranya normal seperti biasa.
Vihaan terkekeh,jelas saja ia tidak akan marah.Toh sejak dulu juga Kim tak ubahnya seorang adik untuknya.
Jadi siapapun yang menyakiti Kim,itu artinya mencari perkara dengan Vihaan.
Vihaan anak tunggal,sebenarnya dulu dua bersaudara hanya saja sang adik meninggal karena sakit parah,dan mirisnya sang adik adalah seorang perempuan yang beranjak remaja.Hingga semua itu Vihaan alihkan pada Kim yang kebetulan anak dari tetangga rumahnya.Keduanya saling menyayangi dan melindungi hingga pada akhirnya Vihaan pindah keluar negeri untuk meneruskan sekolah dan lanjut kuliah.
"Kamu tidak salah,kamu itu adikku jadi siapapun orang yang menyakiti kamu itu artinya dia harus berhadapan denganku"kata Vihaan.
"So sweet banget anda"ledek Kim sambil tertawa pelan.
"Terima kasih untuk pujiannya nona.Ayo lanjutkan makan malamnya lalu ku antar pulang.Tidak baik kan seorang perempuan pulang larut malam"balas Vihaan.
"Ini masih bisa di bilang sore,belum sampai pukul 10 malam"gerutu Kim cemberut.
"Besok masuk Kuliah nona,anda jangan menganggap sepele pendidikan"kata Vihaan.
"OK,baiklah tuan pemaksa"balas Kim membuat keduanya tertawa kecil bersama.
Sam sempat melihat keakraban itu dan hanya tersenyum samar,sedikit abai pada si rekan yang sedang membahas urusan mereka.
****
Juan menatap Kim lekat,tangannya menggenggam pergelangan tangan gadis itu dengan erat.
"Aku minta maaf"kata Juan pelan.
"Hha apa?"tanya Kim memastikan,ia bahkan nyaris tidak bisa mendengar apa yang di katakan Juan.
"Aku minta maaf"ulang Juan lagi agak keras.
Kim malah tersenyum miring.
"Begini caramu meminta maaf Juan?"sindirnya sambil melirik pergelangan tanganya yang masih di genggam erat oleh tangan Juan.
"Terus dengan cara apa yang kamu suka?"tanya Juan bingung.
"Dengan cara yang lebih sopan,bukan kayak orang yang mau membegal seperti ini"dengus Kim dengan raut kesal.
"Eh,ini aku spontan Kim.Daripada nanti kamu lari dan menghindar.Aku harus melakukan ini padamu karena belum tentu di lain waktu aku punya kesempatan lagi seperti ini"kata Juan membela diri.
"Alasan basi,lepaskan tanganku sekarang!"sentak Kim risih.
Juan mengalah dan melepaskan genggaman tangannya,Kim mengusap pergelangan tanganya yang terasa berdenyut perih.
"Jadi,apa kamu mau memaafkan aku?"tanya Juan dengan wajah penih harap.
"Aku pikir-pikir dulu"jawab Kim acuh.
"Hei,aku sudah berusaha untuk minta maaf Kim,ini saja aku harus berjuang keras agar otak dan mulutku tetap sinkron"ucap Juan membuat Kim mengeryit heran.
Ada apa dengan Juan sampai berkata seperti itu.
"Kamu punya kelainan ya?kenapa bisa otak sama mulutmu bisa tidak sinkron?"tanya Kim heran.
"Nah itu,kamu tidak akan mengerti Kim.Intinya aku tidak berniat untuk bicara kasar padamu.Otakku berpikir untuk minta maaf tapi mulutku malah berucap lain"kata Juan dengan wajah kesal.
"Hha?"Kim melongo keheranan.
"Terserah kamu saja,asal sekarang jangan lagi menggangguku,aku butuh ketenangan"kata Kim kemudian.
"Aku tidak janji,soalnya menjahili kamu itu sudah seperti candu buatku"kata Juan.
Kim melotot gusar,kenapa berbicara dengan Juan itu tidak bisa membuatnya senang.Yang ada dia selalu naik pitam seperti ini.
"Kamu harus berusaha sama seperti kamu menyinkronkan otak dan mulutmu sekarang!"bentak Kim jengkel.
"OKE,tapi ya itu aku tidak janji"kata Juan lagi.
"Terserah kamu!"sungut Kim lantas berlalu pergi.
Dari balik tembok Vecia muncul sambil berdecak .
"Juan,kamu gagal lagi"kata Vecia pelan.
"Jadi ini gagal juga?"tanya Juan polos.
"Menurutmu?"balas Vecia dengan wajah kesal.
"Terus aku harus bagaimana?"ucap Juan bingung.
"Ya tidak tahu,coba lagi semoga beruntung"jawab Vecia ikut ambigu.
Juan menatap Vecia lekat,lantas merangkul bahu gadis itu dengan gaya santai.
"Ya sudahlah,setidaknya aku sudah pernah mencoba untuk minta maaf.Di maafkan atau tidak,terserah Kim saja lah"kata Juan pasrah.
Ia dan Vecia segera menuju ruang kelas mereka.Vecia dengan raut datar sementara Juan dengan wajah masam.Hanya saja Juan tetap merangkul bahu Vecia,terlihat aneh sebenarnya.
Namun siapa yang peduli atau berani berkomentar,selain takut pada Juan mereka juga segan pada Vecia.
****
"Kim,kamu sebenarnya anak siapa?"bisik Mery pelan.Ketika Kim baru saja duduk di kursinya.
"Anak mamaku,kamu pikir aku anak apa?anak ayam atau anak kucing?"jawab Kim dongkol.
"Maksudku siapa orang tuamu?"tanya Mery lagi.
"Manusia masa siluman"jawab Kim lagi.
"Kamu PMS ya ,perasaan kamu emosi melulu"kata Mery dengan wajah manyun.
"Hmm"sahut Kim acuh.
"Ya sudah,aku tidak akan bertanya lagi"kata Mery sambil membalikan badannya menghadap ke depan.
Kim mencebik,aneh semua orang-orang hari ini.