Fujimoto Peat, aktris papan atas yang dimanja oleh dunia glamor berlibur ke pulau tropis. Di sana ia bertemu Takahashi Fort yang merupakan kebalikan sempurna dari dunianya.
Pertemuan mereka memicu percikan antara pertemuan dua dunia berbeda, keanggunan kota dan keindahan alam liar.
Fort awalnya menolak menjadi pemandu Peat. Tapi setelah melihat Peat yang angkuh, Fort merasa tertantang untuk ‘’mengajarinya pelajaran tentang kehidupan nyata.’’
Di sisi lain, ada satu pasangan lagi yang menjadi pewarna dalam cerita ini. Boss, pria kocak yang tidak tahu batasan dan Noeul, wanita yang terlihat pemarah tapi sebenarnya berhati lembut.
Noeul terbiasa menjadi pusat perhatian, dan sikap santai Boss yang tidak memedulikannya benar-benar membuatnya kesal. Setiap kali Noeul mencoba menunjukkan keberadaannya yang dominan, Boss dengan santai mematahkan egonya.
Hubungan mereka berjalan seperti roller coaster.
Empat orang dalam hubungan tarik ulur penuh humor dan romansa, yang jatuh duluan, kalah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Birthday Party
Sesampainya di resort, Fort menemukan hal yang paling ia takutkan, tempat itu kosong. Tidak ada tanda-tanda Peat atau barang-barangnya.
Fort berjalan keluar dengan langkah berat. Senyuman pedih menghiasi wajahnya saat ia berbicara kepada dirinya sendiri.
‘’Dia bahkan tidak mengatakan apa-apa. Tapi memangnya aku siapa? Aku hanya pemandu... Tidak ada hak mencampuri urusan pribadinya.’’
......................
Fort berjalan hingga ke dermaga, entah untuk apa. Saat ia tiba, sebuah kapal terlihat berlayar menjauh di tengah laut. Hatinya semakin tenggelam. Ia menduga kapal itu adalah kapal Peat. Ia menghela napas panjang, lalu berbalik untuk pergi.
Namun begitu ia memutar badan, lampu terang tiba-tiba menyala dari segala arah. Sorakan bergema, ‘’Selamat ulang tahun, Fort!’’
Fort terbelalak melihat dekorasi yang mewah dengan penduduk lokal dan wisatawan asing.
Ada balon, lampu kelap-kelip, dan musik yang ceria. Di tengah keramaian itu, Peat muncul dengan kue ulang tahun besar di tangannya, senyuman manis menghiasi wajahnya.
Fort berdiri terpaku, lidahnya kelu.
Lisa mendekatinya dengan tawa kecil, ‘’Kau tidak perlu bingung, Fort. Peat yang merencanakan semua ini.’
Fort menatap Peat yang mendekat dengan perlahan, kue di tangannya seakan menjadi pusat dunia.
‘’Aku ingin berterima kasih karena kau telah menyelamatkanku yang hampir tenggelam. Jadi aku memutuskan untuk menebusnya dengan merayakan ulang tahunmu bersama semua orang yang menyukaimu.’’
Fort menatap Peat dengan penuh emosi, tapi sebelum ia bisa berkata apa-apa, Boss menyela dengan suara lantang.
‘’Dan dia membayar semuanya dengan sangat royal! Aku bahkan bisa makan gratis sepuasnya, Kak! Jangan lupa, aku juga ikut rencanakan ini.’’
‘’Jadi semua orang sengaja membuatku kesal hari ini?’’ tanya Fort dengan mata berkaca-kaca.
Lisa mengangguk sambil tertawa. ‘’Tentu saja. Kau harus merasa sedikit menderita sebelum mendapatkan kejutan ini.’’
Fort menghela napas panjang, lalu tertawa kecil. Ia memandang sekelilingnya, merasa sangat terharu meskipun ia berusaha menyembunyikannya.
‘’Kalau kau tidak segera meniup lilin itu, aku yang akan melakukannya,’’ goda Boss.
Fort tertawa, merasa benar-benar lega dan bahagia. Ia mendekati kue itu, menatap Peat sekali lagi sebelum meniup lilin dengan senyum lebar.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Fort merasa benar-benar dihargai, tidak hanya sebagai pemandu, tetapi sebagai seseorang yang istimewa.
......................
Keduanya berjalan santai menuju resort, malam terasa tenang setelah pesta yang meriah. Sesekali angin laut bertiup, membawa aroma asin yang khas.
Setibanya di depan pintu resort, Peat berhenti dan menatap Fort dengan senyum lembut. ‘’Jadi, kau suka kejutannya?’’
Fort memandangnya dengan mata penuh terima kasih. ‘’Lebih dari yang bisa kubayangkan. Terima kasih.’’
Peat mendengus kecil, lipatan tangannya menunjukkan sikap angkuh. ‘’Tentu saja. Tanpa aku, pesta itu tidak akan pernah terjadi. Kau memang harus berterima kasih.’’
Fort tertawa kecil, namun tatapannya berubah sedikit nakal. Ia bersandar di tiang dekat pintu masuk dan melipat tangan. ‘’Semua orang memberi hadiah ulang tahun padaku. Tapi kau belum memberikan apa pun secara langsung. Bagaimana bisa kau melewatkan bagian itu?’’
Peat mengerutkan kening, merasa tersudut. ‘’Aku yang paling banyak berkontribusi! Aku bahkan yang membayar seluruh pesta itu, dan kau masih menagih hadiah langsung?’’
Fort mengangkat bahu dengan wajah polos tapi menggoda. ‘’Itu pesta, bukan hadiah pribadi. Aku ingin sesuatu yang lebih... spesial.’’
Peat menatap Fort dengan ekspresi penuh frustrasi. Ia tahu pria ini menyebalkan, tapi entah mengapa, di balik sikapnya yang menggoda itu, ada sesuatu yang membuatnya hangat.
Fort yang sedang tersenyum santai tiba-tiba terdiam saat Peat mendekat. Sebelum ia sempat bertanya, Peat berdiri di ujung jemarinya dan mendaratkan sebuah ciuman singkat di bibirnya.