Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Alex dan Bu Linda
"Dari tadi kamu kok terus saja membela Dania ? Jangan bilang kamu sudah mulai jatuh cinta pada wanita itu." Tuduh Bu Linda sambil menatap lekat wajah putranya.
"Mana mungkin Bu,kalo aku sudah jatuh cinta,aku nggak mungkin mau mengajak Sania tinggal bersama kita." Elak Alex meskipun dalam hati ia pun sebenarnya ragu dengan perasaannya selama ini.
"Iya juga. Ya udah,segera bawa Sania ke rumah. Ibu sudah tak sabar memberi pelajaran pada wanita mandul itu."
"Iya Bu,beberapa hari lagi aku akan membawa mereka." Jawab Alex.
"Ya udah,ayok berangkat." Ajak Bu Linda setelah melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 5.00 sore.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Setelah mengantar sang ibu sampai di rumah,Alex langsung memutar balik mobilnya dengan tujuannya adalah rumah istri sirinya. Sedangkan Dania memang melihat kepulangan suaminya bersama sang ibu mertua. Bahkan ketika Alex pergi lagi setelah menurunkan sang ibu di depan rumah,Dania menyaksikan semua itu dari jendela kamar dengan gorden yang sedikit terbuka. Namun ia tak mau ambil pusing karena dirinya sudah mendapatkan informasi dari Lukas mengenai sang suami bersama istri sirinya yang sering bertemu di rumah sang istri siri layaknya suami istri sah. Dan atas bantuan Paman Lukas,Dania sudah mengantongi semua informasi mengenai istri simpanan suaminya. Kini tinggal dirinya yang harus menyiapkan mental menghadapi kerasnya cobaan ke depannya.
"Dania!Daniaaaa!" Teriak Bu Linda saat memasuki rumah.
"Ada apa lagi dengan ibu mertua ku ini." Gumam Dania dan segera turun menemui ibu mertuanya dengan tenang.
"Ada apa Bu ?" Tanya Dania masih dengan sikap tenangnya. Sedangkan Bu Linda terlihat sangat marah dan menatap menantunya dengan tajam.
"Cepat bersihkan rumah ini." Titah Bu Linda dengan wajah yang tampak marah.
"Aku bukan pembantu Bu,kalau ibu mau rumah ini bersih,dan aku kembali bekerja seperti dulu,maka berikan hak ku sebagai istri. Uang bulanan dan gaji suami ku harus aku yang pegang." Tawar Dania tak ingin tunduk begitu saja pada sang mertua.
"Hahaha...kamu minta gaji Alex ? Wanita miskin sepertimu nggak bisa mengatur keuangan. Kasihan nanti anak ku udah capek-capek kerja,uangnya habis percuma." Balas Bu Linda dengan nada mengejek.
"Baiklah,jika begitu jangan pernah menuntut ku untuk melakukan pekerjaan rumah." Setelah berkata,Dania langsung berbalik meninggalkan ibu mertuanya yang tampak semakin marah.
"Jangan salahkan putra ku jika suatu saat ia akan membawa wanita lain masuk ke dalam rumah ini." Teriak Bu Linda membuat langkah kaki Dania terhenti. Melihat itu Bu Linda tersenyum puas karena berpikir menantunya itu sedang marah sehingga menghentikan langkahnya.
"Aku tak perduli Bu. Justru aku sangat senang jika ada wanita lain di rumah ini yang mau menggantikan posisi ku." Balas Dania dengan lantang. Membuat mertuanya terkejut karena kenyataan yang dihadapinya tak sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya.
"Itu karena kamu belum melihat dengan mata mu sendiri sehingga masih bisa bilang tak perduli. Lihat saja nanti setelah benar-benar ada wanita lain,kamu akan nangis-nangis darah memohon pada anak ku."
"Terserah ibu saja. Kalo tak percaya silahkan buktikan. Sedikitpun aku tak akan menyesal." Tanpa menunggu jawaban dari sang mertua,Dania kembali melanjutkan langkahnya. Biarkan saja dibilang menantu durhaka, ia sudah tak mau ambil pusing. Apalagi menurut informasi dari orang kepercayaan Notaris Norman,Bu Linda juga mengetahui pernikahan putranya. Hal ini membuat Dania semakin murka.
"Huh! Aku ingin Sania secepatnya tinggal di rumah ini. Biar tahu rasa kamu wanita sombong." Umpat Bu Linda saking kesalnya karena menantunya tak lagi takut seperti dulu.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
"Benar Mas ? Ibu sendiri yang meminta aku dan Bela tinggal di sana ?" Tanya Sania dengan girang. Ia seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut Alex. Pasalnya sudah lama Sania ingin tinggal di rumah besar nan mewah yang dimiliki Alex dan keluarganya. Namun setiap kali dirinya meminta,Alex sering beralasan bahwa tak ingin dirinya diketahui oleh para tetangga memiliki istri siri. Dan demi menjaga nama baik Alex dan keluarganya,terpaksa Sania harus menahan diri dan mengalah. Padahal ia sangat merasa iri dengan Dania sebagai istri sah yang bisa menikmati kenyamanan di rumah mewah tersebut.
"Siapkan barang-barang semuanya,dua hari lagi kita pindah." Titah Alex sambil berjalan menuju meja makan.
"Masak apa hari ini San ?" Tanya Alex sambil mengangkat tudung saji. Namun lagi-lagi kosong melompong.
"Kamu nggak masak ?" Alex menatap kecewa pada istrinya. Sania terlihat nyengir dan salah tingkah.
"Aku tadi beli di warung Mas,soalnya nggak keburu masaknya karena Bela udah lapar." Ucap Sania beralasan.
Alex menghela nafas kesal. Namun ia tak ingin marah. Kemudian dirinya mengambil kunci mobil dan berjalan keluar.
"Mau ke mana Mas ?" Cegat Sania.
"Aku mau balik ke rumah. Aku lapar San." Jawab Alex tanpa memperdulikan istrinya itu.
"Kenapa nggak beli aja di warung Mas,daripada harus pulang kan jauh." Ucapan Sania tak digubris oleh Alex dan pria itu langsung tancap gas.
"Halah,aku nggak perduli dia merajuk. Yang terpenting saat ini adalah,impian ku perlahan-lahan akhirnya terwujud." Gumam Sania dan kemudian bergegas masuk ke dalam rumah dengan hati riang gembira. Wanita itu pun mulai mengumpulkan barang-barang yang akan ia bawa untuk pindahan ke rumah mewah impiannya.
Di rumahnya,Alex langsung disambut oleh sang ibu dengan wajah kesal.
"Ibu kenapa ? Kok kayak kesal ?" Tanya Alex sambil berjalan menuju meja makan dengan niat untuk makan makanan yang sudah ia beli di sebuah restoran saat perjalanan pulang ke rumah. Ibunya pun mengikuti langkahnya dan kemudian duduk di samping. jadilah anak dan ibu duduk berdekatan tak seperti biasanya.
"Bagaimana? Kapan Sania dan Bela ke sini ?" Bu Linda berbicara dengan suara yang sangat pelan karena takut di dengar oleh menantunya.
"Dua hari lagi Bu. Ada apa Bu ? Kok tiba-tiba ibu yang sepertinya ingin Sania cepat-cepat ke sini." ucap Alex merasa heran.
"Hm... Ibu sudah tak tahan dengan tingkah istri miskin mu itu. Makin hari makin ngelunjak dan tak tahu diri. Ibu sih ingin kamu ceraikan setelah ini. Tapi ayah mu tak setuju." Omel Bu Linda sambil memperhatikan putranya yang begitu lahap menyantap makanan di piringnya.
Alex sedikit tak senang mendengar perkataan ibunya yang ingin agar dirinya bercerai dari Dania. Ada perasaan tak rela dalam hatinya. ia pun memilih untuk diam dan tak menanggapi perkataan sang ibu.
"Kamu ini kenapa si Lex ? Ibu ajak bicara tapi tak menyahut."
"Maaf Bu,aku lagi makan. Takut tersedak." kilah Alex agar ibunya tak marah.
"Huh. Kamu bikin ibu kesal saja. Ya sudah,selesaikan makanmu." Meskipun tampak kesal,Bu Linda akhirnya bangkit dari duduknya dan masuk ke kamar.