NovelToon NovelToon
My Stepbrother

My Stepbrother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Heyydee

Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Huh, kalau mikirin tentang skripsi otak gue bisa gil4 nih! Kalau gue sendiri yang nyelesain, kayaknya gak bakalan sanggup deh," ucapku merasa frustasi.

"Siapa ya orang yang bisa diandalkan? Malah gue sama sekali belum bikin skripsi," ucapku.

Suara kaki melangkah turun dari tangga terdengar jelas. Revandra turun dengan pakaian yang sudah rapi. Dia tampak sangat tampan dan berwibawa. Saat dia melihat ke arahku, aku langsung buang muka dan langsung pergi menuju kamarku.

Aku menutup rapat pintu kamar.

"Pusing banget kepala gue," aku memijat pelipis yang terasa pegal.

Tring

Pesan WhatsApp masuk dari Nina.

Lo udah di rumah?

Aku membalas, udah

Lo udah belanja kado belum?

Aku membalas, belum nih!

Belanja bareng yuk!

Aku membalas, boleh! Kapan?

Kalo besok gimana? Lo bisa gak?

Aku membalas, hmm kayaknya bisa

Ya udah, gue juga bakal ngajak Karina biar rame

Aku membalas, terserah lo aja deh! Gue ikut aja!

"Gue mau ngasih apa ya ke Aura?" aku merasa bingung.

Aku pun mencari sesuatu yang menarik di shopee atau di aplikasi lain untuk menemukan hadiah yang cocok untuknya.

"Gak ada yang menarik,"

"Mungkin kalau belanja langsung ke toko nya baru ada yang gue minati," ucapku.

Naura merasa bosan berada di rumah terus-terusan.

"Bosan benget ya? Tapi kalau keluar, gue mau kemana?" tanyaku.

Di sisi lain, bodyguardnya memberitahu kalau asistennya hati ini dan untuk beberapa hari ke depan tidak bisa hadir karena ada urusan keluarga.

"Tidak datang?"

"Iya tuan, nona Lisa ingin memberitahu tuan secara langsung tapi karena keadaan mendesak dia tidak sempat,"

"Nona Lisa juga sudah memberikan semua berkas penting untuk meeting,"

"Padahal hari ini ada klien dari luar negeri! Aku butuh asisten pengganti untuk sementara," ucap Revandra.

Revandra berpikir sejenak. Lalu dia memikirkan sesuatu yang tampaknya bagus. Revandra kembali masuk ke rumah.

Tok

Tok

Tok

Naura yang tengah sibuk main ponsel pun merasa terganggu.

"Siapa sih?" Naura berdiri dan membuka pintu.

Saat melihat siapa yang datang, Naura langsung menutup pintunya. Namun, Revandra menahannya dengan tangannya yang kuat.

"Biarkan aku masuk sebentar,"

"Enggak bisa, gue lagi sibuk!" Ucapku sambil terus berusaha menutup pintunya.

Tenagaku tidak bisa mengimbangi tenaganya. Pada akhirnya aku kalah dan dia berhasil masuk ke kandangku.

"Lo mau ngapain lagi sih?"

"Apakah kamu ada kegiatan hari ini?"

"Enggak, emangnya kenapa?"

"Kalau gitu ikut aku ke perusahaan,"

"Hah, untuk apa lo ngajak kesana? Lo lagi merencanakan sesuatu ya?" tanyaku curiga.

"Aku tidak sedang ingin bermain-main denganmu! Aku butuh bantuanmu,"

"Bantuan? Kenapa tiba-tiba?"

"Karena aku lagi butuh. Daripada kamu nganggur di rumah pasti rasanya bosan kan? Mending kamu ikut aku saja ke perusahaan," ajaknya.

"Iya sih memang gue lagi bosan," batinku.

"Emangnya lo butuh bantuan apa?"

"Jadi asistenku untuk sementara,"

"Apa asisten? Lo kan udah punya asisten pribadi? Kenapa malah gue?"

"Asistenku tidak bisa hadir, jadi aku butuh asisten pengganti untuk membantuku mempersiapkan meeting,"

"Haduh, kayaknya gue gak bisa deh,"

"Kau takut jika melakukan kesalahan?"

"Iya,"

"Soal itu tidak masalah bagiku. Aku hanya ingin kau mendampingiku dan selalu berada di sampingku saja. Aku tidak akan menyuruhmu untuk melakukan yang lebih,"

"Hmm, aku gak akan di suruh ngetik di komputer kan atau aku gak di suruh buat nyiapin dokumen?"

"Itu tidak mungkin, karena aku tau kau tidak bisa melakukannya,"

"Kalau gitu gunanya gue sebagai asisten apa? Cuma dampingi lo aja tanpa di gaji?"

"Kau butuh gaji?"

"Ya iyalah,"

"Baik, aku kan memberimu gaji,"

"Serius nih?"

"Ya, bahkan gajimu akan lima kali lipat dari gaji asisten pribadiku,"

"Oke, gue mau jadi asisten lo," ucapku dengan senang hati.

"Itu bagus," batin Revandra sambil tersenyum tipis.

"Kalau gitu gue ganti baju dulu ya. Selagi gue ganti baju, lo nunggu di luar aja!" Naura mendorongnya keluar dan menutup pintu.

"Huh, lagi-lagi gue gagal buat menjauh dari nih orang! Tapi kapan lagi gue dapat kerjaan percuma kayak gini? Lumayan buat nambah wawasan buat kerja beneran kalau udah lulus nanti," ucapku senang.

"Hari ini gue harus dandan yang cantik dan pakai baju yang bagus. Gue harus perfect karena gue sekarang asistennya,"

Naura membuka lemarinya yang berisi pakaian. Banyak pakaian yang sama sekali belum ia pakai dan masih terbungkus plastik. Naura memilih baju yang cocok untuk pergi ke perusahaan.

Dia juga memberi riasan tipis di wajahnya agar terlihat lebih cantik. Naura memakai heels runcing dan menenteng tas kesukaannya.

Naura keluar dari kamar dan menghampiri Revandra yang tengah menunggunya. Revandra tampak terpesona dengan penampilan barunya hari ini. Kecantikannya bertambah kala rambutnya yang panjang di gerai olehnya.

"Sangat cantik," batinnya sambil tersenyum miring.

Revandra mendekat ke arahnya.

"Sudah selesai?"

"Udah, ayo kita berangkat," ajak ku dengan senang hati.

"Baik,"

Naura tampak sangat bersemangat karena ini adalah pengalaman pertamanya dalam bekerja. Naura bahkan naik ke mobil duluan dan Revandra belakangan. Mereka berdua duduk di kursi penumpang. Supir pribadinya melajukan mobilnya menuju ke perusahaan.

"Tuan, apakah kita ke perusahaan atau langsung ke tempat meeting?"

"Kita ke perusahaan dulu. Ada yang harus aku urus sebentar di sana,"

"Baik tuan," mereka melaju dengan kecepatan normal.

Naura melihat jalanan dari jendela mobil yang terbuka.

"Apa yang kau lihat?" tanya Revandra.

"Gak ada, gue cuma lagi menikmati jalanan aja kok," jawabku.

"Kau ini adalah asistenku sekarang. Bisakah bicaramu lebih sopan?" tanya Revandra.

"Emang apa yang salah dengan nada bicara gue?"

"Kau sekarang bekerja untukku. Jadi kau harus patuh dengan segala perintahku. Bicaralah dengan menggunakan bahasa yang bagus,"

"Perusahaan sangat melarang cara bicara yang seperti kau ucapkan! Sebagai pekerja yang baik, gunakanlah kata-kata yang baik pula,"

"Ingat kau tidak sedang bicara dengan teman-temanmu," lanjutnya tegas.

"Iya, iya gue- eh maksudnya aku bakal lebih sopan lagi kok," ucapku.

"Bagus, kau memang penurut," ucapnya tersenyum manis ke arahku.

Mereka akhirnya sampai di perusahaan. Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sana. Aku di buat terkejut dengan perusahaan yang begitu besar dan gedung pencakar langit yang tampak sangat luar biasa.

"Waw, baru pertama kali kesini dan aku di buat tercengang oleh perusahaan miliknya," batinku saat pertama kali melihat perusahaan yang begitu besar.

"Pasti orang-orang yang kerja di sini beruntung banget. Melihat dari gedungnya saja, sudah bisa di tebak kalau di dalamnya banyak fasilitas yang mewah dan sangat lengkap," batinku.

"Kau tunggu disini, aku akan segera kembali!" Revandra keluar dari mobil dan langsung di sambut oleh para bodyguard yang berjaga. Mereka semua menunduk memberikan hormat pada pimpinannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!