bercerita tentang seorang ceo kaya raya dan sukses bernama Sagara, dia mencintai seorang gadis bernama Nayla, yang ternyata gadis itu adalah anak dari pria yang membu*nuh ibu kandung Saga.
Bagaimana kisah selanjutnya apakah dia akan terus mempertahankan cinta atau membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Kantor polisi
Jika dalam hubungan antara Nayla, Saga, Lusi dan juga Tomi terbilang lumayan lancar berbeda dengan hubungan antara Rina dan juga Galang, mereka sedang mengalami difase keretakan dalam berhubungan, semua itu dikarenakan orang tua Galang yang tidak begitu menyukai hubungan diantara mereka.
Orang tua Galang sudah mempersiapkan calon pasangan untuk Galang, sementara Galang sendiri dia masih belum bisa mengambil sikap, walaupun dia mencintai Rina namun dia masih belum berani untuk mengambil tindakan dengan melawan orang tuanya dan mempertahankan cinta nya seperti yang dialami Saga dan juga Nayla.
Beberapa saat yang lalu Rina terlibat adu hantam dengan sesama teman kuliah nya, yang bernama Jesika, perempuan yang sudah menjadi rival Nayla dan Rina semenjak masuk dunia perkuliahan. Jesika menuduh kalau Rina sudah merayu pacarnya hingga akhirnya dia putus begitu saja dengan sang pacar, Rina yang tidak terima dituduh seperti itu menyangkal semuanya, namun bukan Jesika namanya jika harus menyerah begitu saja, hingga akhirnya perkelahian diantara mereka pun terjadi didepan puluhan siswa yang melihat, mereka bukannya melerai tapi malah menyoraki, hingga akhirnya aksi mereka berdua dihentikan oleh dosen.
Jesika yang tak pernah mau menerima kekalahan akhirnya memutuskan untuk membawa urusan ini lewat jalur hukum, Jesika melaporkan Rina pada kepolisian dengan tuduhan perbuatan yang tidak menyenangkan.
Dalam waktu singkat Rina pun dibawa ke kantor polisi, dia tak terima dengan tuduhan itu, dia merasa kesal juga karena tidak ada yang percaya padanya, sementara siswa lain lebih memilih untuk diam, karena dia tahu kakak dari Jesika adalah seorang jaksa yang sudah terkenal dan selalu memenangkan berbagai kasus, jadi merek lebih memilih jalur aman dengan cara berdiam diri.
" bagaimana ini, tidak mungkin aku meminta bantuan pada si lelaki pencundang itu, tapi kalau aku menghubungi orang tua ku aku akan dihukum seumur hidup "
" ahhh... iya aku baru ingat bukanya pacarnya si Nay orang sangat berkuasa, kenapa tidak memanfaatkan situasi pertemanan kita saja.. heh.. heh.. maaf Nayla kali ini aku urgent banget "
Rina meminta ijin pada kepolisian untuk menelpon seseorang yang akan menjaminnya, telpon tersambung dengan yang ditujukan, namun sudah beberpa kali percobaan Nayla tidak mengangkat telpon nya juga, membuat Rina kesal sekali pada Nayla.
Di saat Rina masih mencoba untuk menelpon Nayla, tiba tiba datang seorang pria dan langsung menghampiri Jesika.
" kakak... tolong aku kak "
" sayang apa yang terjadi, siapa yang melakukan hal ini padamu?? " ucap Jeriko kakak dari Jesika yang berprofesi sebagai jaksa.
" dia kak... tiba tiba dia menyerangku karena pria yang menjadi incarannya lebih memilih ku dari padanya " ucap Jesika berbohong, sontak hal itu membuat Jeriko marah dan langsung menoleh kearah Rina, sementara Rina sendiri pun juga merasa kesal dia juga sama langsung menoleh kearah Jesika.
" heh.. Jes lu jangan sembarangan ya, gua kagak pernah naksir ama cowo kere kayak dia, bukannya sebaliknya , bukannya lu yang kalah saing, dia meninggalkan lu dan lebih memilih untuk mengejar gue " ucap Rina lantang, dia sama sekali tidak takut sekalipun dia adik dari seorang jaksa. Jeriko yang tak terima adiknya dikatai oleh Rina, berjalan mendekati Rina dengan penuh amarah, dia hendak melayangkan tamparan pada Rina namun aksinya segera dihalangi oleh salah satu polisi muda yang baru beberapa minggu bertugas disana.
" tuan tolong kendali kan emosi anda, ini kantor polisi anda tidak bisa seenaknya mengangkat tangan didepan kami " ucap polisi muda tersebut yang tag name Rendi.
" dia sangat kurang ajar, aku harus memberikannya pelajaran, agar dia tahu siapa orang yang dia lawan saat ini " ucap Jeriko dengan berang.
" tidak usah dikasih tahu saya pun sudah tahu tuan pengacara, apa anda pikir saya buta " balas Rina dengan songong yang membuat emosi Jeriko naik pitam beberapa level lagi. Jeriko pun hendak menampar Rina kembali, namun lagi lagi aksinya di gagalkan oleh Rendi.
" nona bisakan anda diam untuk sebentar saja, agar prosesnya penyeledikan ini cepat berakhir dengan damai " ucap Rendi sambil menahan tubuh Jeriko agar tidak menyerang Rina.
" lepaskan saya pak polisi, anda hanyalah seorang polisi rendahan yang tak pantas untuk menyentuh tubuh saya, sebaiknya anda cepat memasukan dia kedalam penjara, anda tahu siapa saya bukan?? " ucap Jeriko dengan tatapan penuh intimidasi pada polisi muda tersebut. Sang polisi bukannya takut dia malah tertawa kecil mendengar hal itu, yang membuat Jeriko kesal.
" kenapa kamu tertawa seperti itu, apa kau tidak percaya padaku, heh .. dengar ya polisi rendah, aku adalah keponakan kesayangan dari komisaris jendral Antonio, saya akan bilang pada om saya kalau kamu sudah berani menahan adik ku yang sangat disayangi oleh beliau " ucapnya yang diiringi dengan senyuman smirk. Beberapa polisi yang berada diantara mereka ketakutan jika memang apa yang dikatakan oleh Jeriko adalah sebuah kebenaran, bagaimana pun juga berurusan dengan petinggi kepolisian itu sama saja dengan bunuh diri.
" silahkan anda laporkan hal ini, saya tidak takut selama jalan yang saya tempuh adalah kebenaran " ucap Rendi dengan mantap. Salah satu polisi mendekati Rendi dengan ketakutan dia berbisik ditelingannya.
" udah Ren sebaiknya kita diam saja, jangan berurusan dengan mereka, lebih kita cari aman saja " bisik polisi tersebut.
" mana bisa begitu, kita harus selalu berjalan dijalan kebenaran, diantara mereka sudah jelas terlihat kalau yang salah disini adalah Jesika, dan kita hanya sedang mengupayakan jalan damai, itu saja "
" sudah lepaskan saja mereka, apa kamu tidak dengan tadi dia bilang apa, kalau mereka adalah keponakan dari atasan kita, sementara gadis ini bukan siapa siapa, jadi lebih baik kita tutup saja kasus ini begitu saja " Rendi tidak mengubris kata kata rekannya tersebut, dia sudah menerima laporan dan dia harus membereskannya dengan tuntas.
" pak polisi bisakah anda menolong saya kali ini, saya benar benar tidak bersalah pak " ucap Rina dengan berbisik pada Rendi.
" apa yang bisa saya tolong, anda cuma harus memanggil orang untuk menjamin anda dan membuat pernyataan, maka anda bisa keluar dari sini, jika tidak terpaksa anda harus menginap disini " ucap Rendi yang sama berbisik kembali, sementara Jeriko saat ini sedang menerima telpon dari rekan di pengadilan.
" pak polisi tolong lah, orang yang akan saya mintai tolong tidak mengangkat telpon, bisakah anda membiarkan saya kabur dari sini, sementara anda berpura pura tidak melihat nya " perkataan Rina tentu saja membuat Rendi tertawa tertahan, dia merasa Rina ini gadis yang sangat lucu dan juga cantik walaupun dia sedikit bar bar.
" mana bisa begitu, yang ada malah kamu akan mendapatkan tuntutan hukuman yang lebih berat, sebaiknya kamu telpon lagi temanmu yang lain untuk menjamin mu, kalau tidak telpon salah satu orang tua mu untuk datang kesini " Rina hanya mencebik saja, mana mungkin dia akan menelpon orang tuanya, mereka sibuk bekerja mereka tidak akan pernah datang.
Rina mencoba untuk menelpon Nayla kembali, namun masih tidak diangkat entah apa yang dilakukan gadis itu disaat sahabat nya sedang membutuhkan nya dia malah tidak ada, akhirnya Rina menelpon Lusi dan meminta nya untuk datang menjamin dirinya, Rina pun berjanji akan mengganti uang yang Lusi pakai sebagian jaminan.
" ya sudah kamu jangan khawatir aku akan kesana sekarang " ucap Lusi dengan panik, kebetulan saat ini Lusi sedang ada di kontrakannya bersama Tomi.
" Tomi tolong antar aku ke kantor polisi sekarang, Rina ditahan sekarang dia minta tolong agar aku bisa menjaminnya, tapi sebelumnya antar aku ke atm dulu, karena untuk membebaskan nya harus memakai jaminan uang " ucap Lusi dengan panjang kali lebar.
" sudah kamu tenangin diri kamu dulu, lalu bersiap siap aku akan mengantar mu kesana " Lusi mengangguk dan langsung masuk untuk bersiap siap.
Sementara Tomi dia menghubungi Galang dan menceritakan kejadian semuanya yang dia tahu. Galang merasa panik dan kecewa kenapa Rina tidak menceritakan hal ini padanya, dan malah meminta tolong pada yang lain, sebagian marahlah dia padanya. Galang bergegas pergi dari kantor nya padahal sebentar lagi dia akan menghadiri rapat penting, tapi semua itu dia tinggalkan demi menemui Rina.
.
.
.
perusahaan milik Saga
Sementara Nayla saat ini tengah berada di pangkuan Saga, mereka sedang berciuman. Sebenarnya Nayla tahu ada panggilan masuk walaupun ponselnya di seting sillent namun dia masih merasakan getaran dari ponsel tersebut, dia hendak mengangkat panggilan tersebut namun Saga mencegahnya dia tak mau waktu nya bersama Nayla terganggu oleh hal apapun, selama dua hari dia pergi membereskan pekerjaan nya di Singapore, oleh karena itu dia sangat rindu terhadap gadis ini dan melarang hal apapun untuk mengganggu waktu quality time nya mereka. Nayla mengakhiri ciumannya sebentar dan hendak mengeluarkan ponselnya yang bergetar kembali didalam saku celana nya.
" Boo aku angkat telpon dulu ya " ucap Nayla dengan sedikit memohon karena di sangat penasaran siapa yang menelponnya hingga berkali kali, dan tentunya itu sangat penting.
" tidak boleh, aku masih rindu sama kamu, aku masih ingin berciuman, tidak boleh ada yang mengganggu waktu kita " ucap Saga dengan sedikit kesal tapi terdengar manja di telinga Nayla.
" sayanggg... " ucap Nayla memelas sambil memperlihatkan mata sayu nya, yang membuat Saga tidak bisa menolak apapun keinginannya. Saga mendengkus kesal tapi dia tetap mengijinkannya, namun dia tidak memperbolehkan Nayla untuk beranjak dari pangkuan nya, dan hal itu tidak masalah bagi Nayla.
Nayla mengambil ponselnya dan melihat riwayat panggilan dari Rina dan juga nomor yang tak dikenal. Nayla menelpon Rina terlebih terdahulu, saat Nayla melakuakn panggilan telpon, Saga terus menciumi pipi dan juga leher Nayla, dia begitu merindukan gadis itu padahal hanya dua hari saja dia tidak bertemu dengannya namun bagi Saga dua hari serasa dua tahun tidak bertemu, sungguh lebay memang pria buncin ini.
Panggilan pun tersambung dan Rina mengangkat nya, belum juga Nayla berkata apapun tapi Rina sudah langsung mengeluarkan suara toa nya yang membuat Nayla menyipitkan matanya dan menjauhkan ponsel dari telinga.
" dasar gadis busuk kemana saja kamu dari tadi, apa kamu sudah tidak peduli kalau sahabat mu ini di penjara hah??? "
aminn