Terlahir dari keluarga berada dan putri bungsu satu satunya, tidak menjamin hidup Sabira Rajendra bahagia.
Justru gadis cantik yang berusia 18 th itu sangat di benci oleh keluarganya.
Karena sebelum kelahiran Sabira, keluarga Rajendra mempunyai anak angkat perempuan, yang sangat pintar mengambil hati keluarga Rajendra.
Sabira di usir oleh keluarganya karena kesalahan yang tidak pernah dia perbuat.
Penasaran dengan kisah Sabira, yukkkk..... ikuti cerita nya..... 😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Byuuurrr.....
"Aww.... Aww... Bira, apa yang kamu lakukan? aku punya salah apa sama kamu, sampai sampai kamu menyiram ku dengan minum mu" sendu Nina menatap Sabira.
Sabira hanya menatap gadis itu dengan dahi berkerut, bahkan dia sama sekali tidak kenal dengan gadis itu, apa katanya, menyiram gadis itu, bahkan gadis itu yang menarik tanganya dan menumpahkan minuman Sabira ke bajunya, "dasar aneh" pikir Sabira.
Sabira tersenyum miring menatap gadis yang entah siapa namanya itu.
"Loe sakit, apa gimana? loe sendiri yang menarik tangan gue, dan menuangkan minum gue ke baju loe, lalu sekarang loe seolah olah merasa tersakiti, ceritanya loe lagi akting jadi gadis yang teraniaya, baik lah.... Gue bakal layani akting loe, sebagai perkenalan kita." sinis Sabira dan mengambil soto yang bening yang belum sempat dia makan.
Byuuurrr......
"Agggkkkk... " pekik Nina kaget dan merasa panas beserta perih di dadanya.
"Itu yang loe mau kan! ini sebagai peringatan buat loe, nggak usah cari cari masalah sama gue, karena kita nggak pernah saling kenal, dan loe sedang mencari perhatian siapa? hingga loe segitu niatnya mau membuat gue jelek di mata orang haa.... Gue udah nggak kaget dengan cara picik loe ini ondel ondel sawangan." barang Sabira.
Gadis cantik bertubuh tinggi bak model itu melenggang pergi dari dalam kantin sekolah itu, hilang sudah selera makannya, setelah mendapat perlakuan tidak mengenakan tadi.
Dia tidak perduli lagi akan di adukan ke guru BK dan juga tidak perduli beasiswanya yang selama ini mati matian dia kejar bakal di cabut, toh tanpa beasiswa sebenarnya dia bisa saja sekolah dengan nyaman, dia punya banyak uang untuk membayar biaya sekolahnya.
Yang di inginkan saat ini adalah, tidak akan mau di remehkan orang lagi, jika orang dengan sengaja menginjak kakinya, Sabira tidak akan segan segan menginjak balik batang leher orang itu, tidak ada lagi Sabira yang banyak mengalah.
"Anjaaay.... Badas sekali Sabira."
"Ngeri ngeri sedap cok."
"Lagian macan tidur di bangunin, ya kelar hidup loe."
"Hadeehhh.... Segini aja tontonan gratisnya, kurang greget ah... Harusnya ada acara jambak jambakan. "
"Mampus loe, emang enak di mandiin sama Sabira, loe pikir Sabira sama kaya anak anak lain yang suka loe bully yang hanya bisa diam saja, ya nggak bisa lah ferguso."
"Untung aja nggak di kasih smes cantik di pipinya yang burik itu sama Sabira, lumayankan kan kita dapat tutor smes voli nya Sabira.
" Jangan dong, mukanya si Nina sudah banyak tambalan, masa mau di smes lagi, bisa bisa tukang pipinya bergeser nanti."
Banyak sekali bisik bisik di kantin itu, para siswa dan siswa yang berada di kantin, tidak ada seorang pun yang menyalahkan Sabira, karena sebagian dari mereka melihat kejadian dari awal Nina dengan sengaja menarik tangan Sabira, dan dengan sengaja juga menumpahkan minuman di tangan Sabira ke tubuhnya.
Sejujurnya mereka juga sangat kesal kepada Nina karena suka membully nya, dan setelah itu Nina pasti akan memutar fakta jadi korban, dan si korban yang sering dapat hukuman.
Tapi melihat kejadian barusan, membuat mereka bersorak gembira, karena dendam mereka terbalaskan.
Mereka pikir tadinya Sabira akan bernasib sama dengan mereka dan tidak berani membalas, karena sifat Sabira yang suka mengalah dan sedikit pendiam, tapi pikiran mereka salah, justru Sabira bisa berbuat gahar juga di luar lapangan.
Nina yang masih terpaku mendapat serangan yang sama sekali tidak dia duga itu lansung tersadar, karena banyak siswa siswi di sana yang menertawainya.
"Sialan! awas kau gadis gila, gue bakal balas perbuatan loe ini." geram Nina tanganya sudah terkepal sangat kuat menahan amarah dan malu.
"Woiii... Masih betah di sini neng, noh lihat kaca mata merah mentereng loe udah kelihatan dari tadi, nggak berniat ganti baju gitu, atau sengaja cari perhatian." cibir Tari meledek Nina.
"Aagggkkkk... Sialan! kenapa nggak ngomong dari tadi sih! " malu Nina memeluk tubuhnya dan berlari ke arah kamar mandi.
Hahaha......
Pecah sudah tawa orang orang di kantin melihat Nina yang lari terbirit birit.
Rupanya di dalam kantin tersebut ada gank Bagas juga, makanya Nina mencari gara gara kepada Sabira, agar Sabira terlihat buruk di mata pujaan hatinya itu.
Namun bukan Sabira yang terlihat buruk, justru dirinya yang mendapat peristiwa buruk, yang tidak sama sekali ada dalam bayangannya.
Sementara Bagas terlihat tersenyum sinis menatap Nina, bisa bisanya berlaku culas seperti itu, tapi dia sangat puas melihat sang pujaan hati membalas Nina dengan sangat ganas.
"Wawww..... Keren bangat Sabira, klau sudah marah bikin ngeri ngeri sedap, cok." Aldi bertepuk tangan dengan mata penuh binar memuji perbuatan Sabira.
"Pacar gue harus badas." kekeh Bagas, lalu Bagas berdiri dan berlalu menyusul kekasih hatinya.
"Woiii.... Kemana loe, makanan kita belum datang loh." panggil Fero.
"Nyari bini gue, dia pasti lapar." acuh Bagas meninggalkan teman temannya.
"Anyinng.... Bini cok, bini." ledek Aldi.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
Maaf ya, mamak up sedikit hari ini, setelah seharian kulilang kuliling di dunianyata, mamak jadi lelah bestee.... dan mamak kurang fokus dan ide di kepala mamak menghilang entah kemana🥺🥺🥺🙏🙏🙏
nunggu besok deh/Smug/