Rindunya adalah hal terlarang. Bagaikan sebuah bom waktu yang perlahan akan meledak di hadapannya. Dia sadar akan kesalahan ini. Namun, dia sudah terlanjur masuk ke dalam cinta yang berada di atas kebohongan dan mimpi yang semu. Hanya sebuah harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan.
Ketika hubungan terjalin di atas permintaan keluarga, dan berakhir dengan keduanya bertemu orang lain yang perlahan menggoyahkan keyakinan hatinya.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan sepasang kekasih ini dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
"Tidak ada hal indah yang selamanya di dunia ini. Pelangi dan senja tetap pergi tanpa menjanjikan akan kembali esok hari"
Kesalahan yang dia buat, sejak hari dia bersedia untuk bersamanya. Ini bukan tentang kisah romantis, hanya tentang hati yang terpenjara atas cinta semu.
Antara cinta dan logika yang harus dipertimbangkan. Entah mana yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Begitu Marah?
Masih menjadi misteri kenapa Galen bisa begitu marah itu hanya karena Nirmala yang berada di Taman sendirian dan kedinginan. Bahkan saat dia mengantarkan Laura pulang malam ini, sikapnya masih begitu dingin.
"Galen, kamu masih marah karena masalah Nirmala tadi? Kenapa kamu sampai begitu marah?"
Akhirnya pertanyaan itu keluar juga, namun Galen sekarang bingung bagaimana menjawabnya. Karena dia sendiri tidak tahu jawabannya. Kenapa dia bisa marah seperti ini hanya karena sebuah hal sepele.
"Aku hanya tidak ingin kamu melupakan saudara kamu itu. Kasihan dia yang selalu menuruti semua keinginan kamu dan merawatmu dengan begitu baik, jadi jangan buat dia sampai diabaikan seperti itu"
Laura menghembuskan nafas pelan, dia tersenyum atas ucapan Galen barusan. Memegang tangan kekarnya yang berada di kemudi.
"Iya, aku akan perbaiki semuanya. Tadi aku hanya tidak tahu saja jika Nirma pergi keluar Rumah. Dia hanya izin ke toilet tadi"
"Hmm"
Hening. Tidak ada lagi percakapan diantara keduanya. Waktu yang seharusnya bisa membuat keduanya semakin dekat, bercerita banyak hal layaknya sepasang kekasih lainnya. Tapi ini, hanya ada keheningan diantara keduanya. Semakin hari, semakin terasa jika hubungan mereka tak lagi sama seperti sebelumnya.
Ketika mobil sudah sampai di depan Rumah. Galen segera turun dan membukakan pintu mobil untuk kekasihnya ini. Laura tersenyum dan segera turun dari mobil.
"Terima kasih sudah mengantarkan pulang"
Galen mengangguk saja, dia melirik ke arah jendela kamar di lantai atas Rumah ini. Lampu kamar masih terlihat menyala, menandakan jika pemilik kamar masih terjaga.
"Kalau gitu aku masuk dulu ya" ucap Laura, menyadarkan Galen dari tatapannya pada jendela kamar itu.
Galen segera menoleh dan mengangguk. "Istirahatlah. Apa besok ada pekerjaan?"
"Menyiapkan semuanya untuk acara di Luar Negara bulan depan. Seleksi model dulu mungkin"
"Baiklah, tetap jaga kesehatan"
"Iya, aku masuk ya"
"Hmm"
Hanya sebatas itu percakapan diantara keduanya. Bahkan ini tidak seperti pasangan kekasih yang sudah 2 tahun menjalani hubungan jarak jauh. Mereka tidak menunjukan perasaan rindu yang besar dalam diri masing-masing.
Galen kembali masuk ke dalam mobil setelah Laura masuk ke dalam Rumah. Tidak langsung melajukan mobilnya, dia mengambil ponsel dan melakukan panggilan video pada seseorang.
Di dalam kamar, Nirmala yang sedang asyik menonton sambil tiduran tengkurap di atas tempat tidur, laptop yang menyala di depannya sedang menayangkan drama lain yang dia tonton. Ingatlah, penggemar drama tidak akan hanya menonton satu judul drama saja.
Dering ponsel yang mengagetkan membuatnya beralih fokus. Menjeda drama yang sedang dia tonton di laptopnya. Lalu dia duduk bersila dan mengambil ponsel. Langsung terkejut dan panik saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Ya ampun, ngapain dia telepon malam-malam begini?"
Dengan sedikit ragu, Nirmala menerima panggilan video itu. Layar ponselnya langsung dipenuhi dengan wajah Galen. Nirmala bisa melihat jika pria itu bahkan berada di dalam mobil sekarang.
"Tuan, ada apa?" tanya Nirmala dengan sedikit gugup dan bingung.
"Jam berapa ini?"
Pertanyaan penuh penekanan itu membuat Nirmala bingung, dia melirik jam di atas nakas dan itu menunjukan pukul 11 malam.
"Kenapa masih belum tidur? Bukannya besok ada pekerjaan? Aku suruh kamu pulang duluan, agar bisa istirahat. Tapi? Jam 11 malam masih belum tidur? Sedang apa?"
Nirmala malas semakin merasa bingung dengan Galen ini. Apalagi dengan cara bicaranya yang bernada tidak suka, atau dia khawatir padanya ya? Ah, tidak mungkin. Kata hatinya langsung menolak apa yang dia pikirkan barusan.
"Em, saya akan tidur sekarang. Tapi, kenapa Tuan bisa tahu saya belum tidur? Tuan juga terlihat berada di dalam mobil sekarang"
Di dalam mobil, Galen melirik ke arah jendela kamar yang masih terlihat terang dari luar. "Aku melihat jendela kamarmu yang masih terang"
Hah? Jendela kamar? Nirmala langsung kaget, dia turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela. Membuka tirai jendela dan dia melihat sebuah mobil yang terparkir di depan gerbang Rumah.
"Tuan habis mengantar Nona Muda pulang ya. Kenapa tidak langsung pulang? Kan sudah malam"
"Aku akan pulang saat memastikan kau sudah tidur"
Nirmala mengerjap pelan, Galen yang bersikap seolah-olah dia begitu perhatian padanya. Tapi, Nirmala sadar jika itu tidak mungkin. Pria itu hanya sedang iseng dan merasa bosan saja, jadi datang untuk bercerita padanya. Sesuai dengan yang pernah dia ucapkan, jika Nirmala hanya teman bercerita saja.
"Saya akan tidur sekarang, Tuan bisa langsung pulang dan istirahat juga"
"Benar langsung tidur ya, kalau tidak, awas saja!" Sebuah ucapan penuh nada ancaman.
"Iya, langsung tidur"
Nirmala segera menutup laptop dan menyimpannya di atas nakas. Mematikan lampu kamar dan hanya menyalakan lampu tidur saja. Merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sampai ke dada, ditangannya masih ada ponsel. Galen masih memastikan jika dia benar-benar tidur atau tidak.
"Saya tidur dulu, Tuan. Selamat malam, semoga mimpi indah. Oh ya, hati-hati di jalannya"
"Hmm"
Akhirnya Galen memutuskan panggilan video itu. Dia tersenyum tanpa alasan sekarang. Menyandarkan kepalanya di kursi. Kedua tangan sudah memegang kemudi, namun belum menyalakan mesin mobil.
"Ah, ada apa denganku? Kenapa aku segila ini padanya? Ketika berbicara dengan Laura saja, aku tidak seperti ini"
Sebuah perasaan yang hampir membuatnya gila, dan Galen masih belum tahu perasaan seperti apa ini. Masih meyakinkan semuanya.
*
Sementara di dalam kamar Laura, gadis itu baru selesai mandi dan berganti pakaian. Naik ke atas tempat tidur dan duduk bersandar disana.
"Kenapa Galen bisa begitu marah? Apa dia begitu peduli pada Nirmala?"
Sebuah pemikiran yang belum selesai sampai sekarang. Laura masih merasa heran dan bingung dengan sikap marah Galen tadi. Ini adalah hal yang tidak biasa baginya.
Laura mengambil ponselnya, mengecek pesan yang masuk dan belum sempat dia buka karena dia yang berada di Rumah keluarga Galen tadi. Tidak mungkin banyak bermain ponsel disana.
Sedang apa?
Mau makan malam bersama? Aku punya tempat bagus untuk kita kunjungi.
Sedang sibuk ya? Yaudah, selamat malam semoga harimu selalu baik.
Deretan pesan masuk dari Benji membuat Laura tersenyum. Dia membalas dengan stiker orang tertidur. Menandakan jika dia akan segera tidur sekarang.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan mereka dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
Bersambung
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪