Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
Bab 16
Bu Seruni yang mendengar ucapan Airlangga langsung memelototi putranya. Karena hal itu merupakan sesuatu yang pribadi. Dia takut menantunya merasa tidak nyaman berada di sini. Nanti kedepannya kapok nggak mau datang lagi.
"Tidak perlu jawab, Kak," ucap Airlangga karena melihat Reyhan seperti enggan memberi tahunya.
Arumi yang mendengarkan pembicaraan suami dan adiknya sejak tadi, sebenarnya merasa penasaran. Dia ingin tahu tipe wanita seperti apa yang disukai oleh Reyhan.
Acara bakar jagung dan membuat ikan bakar berjalan lancar. Mereka makan malam di halaman sambil menikmati pemandangan malam hari yang kebetulan sedang bulan purnama.
"Ini sudah malam, sebaiknya kalian segera masuk kamar untuk beristirahat," kata Pak Agung kepada Arumi dan Reyhan.
"Besok kita jalan-jalan, yuk!" ajak Airlangga.
"Bukannya besok kamu akan mengadakan acara pembukaan kafe?" tanya Bu Seruni.
"Kita bisa pergi setelah pembukaan kafe, Bun. Temanku membuka wahan hiburan yang menyuguhkan miniatur beberapa negara. Aku ingin pergi ke tempat itu, di sana kita bisa memakai kostum kolosal ala negeri itu. Tempat ini sekarang lagi viral, loh! Aku dikasih tiket VVIP, katanya dengan itu aku bisa masuk ke wahan mana pun yang aku mau secara gratis," jawab Airlangga dengan wajah penuh binar.
"Aku sudah ke sana saat baru pembukaan. Aku, kan, salah satu arsitek yang dilibatkan dalam proyek itu," ujar Arumi sambil tertawa geli. Sesaat kemudian dia pun terdiam. Karena waktu itu dia ke sana bersama Ryan.
"Apa? Kenapa Kakak tidak ajak kita ke sana?" Airlangga memekik kesal.
"Ya, mau bagaimana lagi? Saat itu keadaan tidak memungkinkan untuk kita pergi sekeluarga," balas perempuan berambut panjang yang di gelung asal. Lalu, dia melirik ke arah suaminya yang terlihat anteng.
Sekitar jam sembilan malam, Arumi membawa Reyhan ke kamar. Laki-laki itu masih dalam proses penyembuhan, jadi harus banyak istirahat.
Kasur di kamar Rinjani berukuran single, berbeda jauh dengan kasur di kamar Reyhan yang ada di rumahnya. Jadi, mereka tidur harus menyamping agar tidak jauh.
"Buang saja gulingnya, biar kamu saja yang jadi gulingku," kata Reyhan sambil melemparkan benda panjang itu ke lantai.
"Hei, kenapa Mas lakukan itu?" Arumi memekik sambil melihat ke arah guling yang sekarang tergelak di lantai.
Reyhan menarik tubuh Arumi agar rebah di sampingnya. Lalu, dia tumpangkan kaki kiri pada paha sang istri. Kepalanya dia tempelkan pada dada empuk wanita itu.
"Mas!" jerit Arumi.
Reyhan langsung membungkam mulut istrinya dengan sebuah ciuman panas. Dia tidak suka Arumi berteriak kepadanya.
Arumi ingin melepaskan pagutan suaminya yang kini menahan tengkuk dan memeluknya semakin erat. Akhirnya dia pasrah dengan perbuatan Reyhan, karena percuma saja melawannya karena kekuatan tenaga mereka berbeda jauh.
Rupanya Reyhan tidak bisa mengendalikan diri. Ciumannya turun ke leher jenjang Arumi dan membuat tanda merah di sana.
Bukan hanya Reyhan yang jatuh dalam gairah, Arumi pun sama. Sentuhan sang suami membuatnya terbuai sampai-sampai dia mengeluarkan melodi indah dari mulutnya.
Sementara itu, Airlangga yang sedang membalas pesan dari beberapa teman dan rekan bisnisnya, dibuat terkejut sekaligus merinding sekujur tubuhnya karena mendengar suara gaib dari kamar sebelah. Ekspresi dia seperti mendengar sesuatu yang horor, matanya terbelalak, mulut terbuka, dan tubuhnya meremang.
"Ya Allah ... sebelahan dengan kamar pengantin baru itu ternyata menakutkan!" jeritan hati Airlangga.
Takut keadaan semakin berbahaya baginya, Airlangga pun memutuskan segera tidur. Tidak lupa kedua telinganya di pasang headset agar suara gaib itu tidak terdengar.
Akan tetapi, kaki Airlangga tersandung kakinya sendiri sehingga terjatuh. Bersamaan dengan itu gelas yang ada di meja ikut terjatuh karena taplak meja ikut ketarik.
Reyhan dan Arumi yang baru mulai masuk ke dunia baru, dibuat terkejut oleh suara pecahan kaca pecah. Keduanya kembali tersadar dke dunia nyata.
Arumi terbelalak ketika baru menyadari keadaan dirinya dan Reyhan. Sang suami berada di atas tubuhnya. Mengungkung dirinya dalam keadaan rambut acak-acakan. Muka dia berubah merah padam karena dia yakin itu akibat ulahnya. Dia sampai bisa mendengar detak jantungnya yang berdebar.
"Oh, tidak! Apa yang sudah aku lakukan kepada Mas Reyhan?" batin Arumi yang merasa sangat malu.
"Mas." Arumi mendorong tubuh Reyhan agar tidak mengungkung dirinya. Dia merasa kepanasan dan membutuhkan udara segar.
Reyhan juga baru menyadari keadaannya. Dia dibuat mabuk oleh kelembutan kulit Arumi sampai tidak sadar sudah berada di atas tubuh istrinya. Dengan perlahan, laki-laki itu menyingkir dan duduk. Dia tidak tahu kalau perbuatannya itu membuat Arumi terlihat mengenaskan.
Bola mata Arumi seakan mau lepas dari tempatnya, ketika melihat dadanya yang sudah terbuka lebar, memperlihatkan sesuatu yang selalu dia sembunyikan. Dengan cepat dia membereskan pakaiannya.
"Tidurlah, Mas," ucap Arumi sambil menggelung rambutnya karena dia merasa gerah padahal AC sudah dalam suhu dingin.
Reyhan masih bisa merasakan kelembutan kulit Arumi pada kedua telapak tangannya. Dia sangat menyukai itu dan ingin merasakannya lagi. Namun, dia takut nanti Arumi akan marah jika dia minta untuk menyentuhnya lagi.
Akhirnya malam itu Reyhan tidur sambil memeluk guling karena Arumi masih dalam mode malu setengah mati. Dia lupa kalau sang suami tidak bisa melihat tubuhnya.
***
Sebelum subuh, Arumi memutuskan untuk mandi karena merasa tubuhnya lengket. Dia merasa tidak nyaman. Tidak lupa dia juga keramas, agar otaknya fresh dan tidak berpikir macam-macam. Begitu juga dengan Reyhan. Dia ikut mandi karena istrinya mandi.
Kebalikan dengan Airlangga yang terlihat masih mengantuk. Pemuda itu semalam jadi tidak bisa tidur gara-gara kakak dan kakak iparnya. Dia baru bisa tidur menjelang Subuh. Baru tidur dua jam, sudah dibangunkan.
Arumi mengajak Reyhan untuk jalan-jalan di komplek perumahan. Sekarang laki-laki itu sudah kuat diajak berjalan cukup jauh. Perkembangan kesehatan dan pengobatan suaminya memang terbilang cepat. Hal ini karena mendapatkan pengobatan dan diurus dengan benar.
Setelah selesai olahraga pagi, Arumi membantu ibunya membuat sarapan. Sementara Reyhan dan Airlangga bersama Pak Agung duduk di teras rumah sambil menikmati hangatnya sinar mentari.
Mata Bu Seruni menangkap sebuah pemandangan pada leher Arumi. Sebuah tanda merah yang begitu jelas hasil karya sang menantu. Diam-diam dia tersenyum. Wanita paruh baya itu mengira kalau anak dan menantunya semalam sudah bekerja keras untuk membuat cucu untuknya.
"Ternyata menantuku hebat juga! Meski dirinya dalam keadaan keterbatasan, tetapi untuk urusan ranjang masih perkasa," batin Bu Seruni senang.
Arumi yang tidak tahu ada apa-apa pada lehernya, percaya diri saja mengikat tinggi-tinggi ikatan rambutnya. Leher jenjang yang putih mulus itu malah memperlihatkan tanda itu semakin jelas.
Semua orang kini sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Arumi seperti biasa akan makan sambil menyuapi Reyhan.
Airlangga yang sedang minum melihat tanda merah di leher Arumi, langsung tersedak. Tentu saja membuat orang lain terkejut sekaligus panik dan menanyakan ada apa?
"Hati-hati kalau minum!" ucap Arumi mengingatkan sang adik.
"Gimana mau nggak hati-hati jika melihat jejak bekas semalam begitu," celetuk Airlangga dan mendapat pelototan dari kedua orang tuanya.
Awalnya Arumi tidak paham maksud Airlangga. Lalu, dia mengarahkan sendok untuk melihat bayangan pada lehernya, dia baru tahu kalau sang suami sudah meninggalkan jejak sesuatu yang berbahaya bagi mereka.
Reyhan tidak tahu apa yang sedang terjadi pada istri dan keluarganya. Dia juga tidak menaruh curiga kalau saat ini dirinya sedang menjadi objek penglihatan semua orang.
***
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan